Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian

Secara ringkas prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini.

3.4 Instrumen Penelitian

Tidak Tidak Uji reliabilitas tes Melakukan kegiatan pendahuluan Menyusun tes kecerdasan visual spasial dan logika matematika Analisis data Valid? Mengumpulkan data Kesimpulan Ya Mulai Validasi tes Selesai Reliabel? Ya Revisi Revisi Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dimodifikasi dari Zulaekha dalam Safrida, 2014 Keterangan: : Kegiatan awal dan akhir : Kegiatan penelitian : Alur kegiatan : Alur kegiatan jika diperlukan : Analisis uji

3.4 Instrumen Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kecerdasan visual-spasial dan logika-matematika siswa dalam menyelesaikan soal geometri. Menurut Arikunto, 2006: 149 menyatakan bahwa instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode. Karena penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, maka instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Moleong, 2001: 19 untuk mengumpulkan data, paradigma ilmiah memanfaatkan tes tertulis tes-pinsil-kertas atau kuisioner atau menggunakan alat fisik lainnya seperti poligraf, dan sebagainya. Pencari-tahu- alamiah dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya sendiri sebagai alat pengumpul data. Hal itu mungkin disebabkan oleh sukarnya mengkhususkan secara tepat pada apa yang akan diteliti. Disamping itu, orang sebagai- instrumen memiliki senjata ”dapat-memutuskan” yang secara luwes dapat digunakannya. Ia senantiasa dapat menilai keadaan dan dapat mengambil keputusan. Untuk mengeksplorasi kecerdasan visual-spasial dan logika-matematika siswa digunakan tes kecerdasan visual-spasial dan logika-matematika, dan wawancara. Moleong, 2001: 4-5 menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan-manusia dan mempersiapkannya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-keny ataan yang ada di lapangan. Selain itu, hanya ”manusia sebagai alat” sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan di lapangan. Hanya manusia sebagai instrumen pula yang dapat menilai apakah kehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi hal yang demikian ia pasti dapat menyadarinya serta dapat mengatasinya. Tes kecerdasan visual-spasial dan logika matematika dalam penelitian ini menggunakan materi Geometri. Tes kecerdasan visual spasial terdiri dari lima soal Geometri, sedangkan tes kecerdasan logika matematika terdiri dari empat soal Geometri yang berbentuk pemecahan masalah. Soal dalam tes tersebut dibuat dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan karakteristik dari kecerdasan visual spasial dan logika matematika. Pedoman wawancara digunakan untuk menyusun pedoman dalam melakukan wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan, namun pertanyaan tersebut dapat berkembang sesuai dengan keadaan dan kenyataan subjek penelitian. Wawancara yang semacam ini disebut wawancara terstruktur yang terbuka. Lembar validasi tes dan lembar validasi pedoman wawancara juga akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Lembar validasi tes digunakan untuk menguji kevalidan tes. Validasi tes kecerdasan visual-spasial dan logika-matematika diarahkan pada validasi isi, validasi konstruksi, kesesuaian bahasa yang digunakan, alokasi waktu yang diberikan, dan petunjuk pada soal. Lembar validasi pedoman wawancara digunakan untuk menguji kesesuaian pertanyaan pada pedoman wawancara dengan indikator kecerdasan visual spasial dan logika matematika.

3.5 Metode Pengumpulan Data