Metode Tes Wawancara Metode Pengumpulan Data

Geometri, sedangkan tes kecerdasan logika matematika terdiri dari empat soal Geometri yang berbentuk pemecahan masalah. Soal dalam tes tersebut dibuat dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan karakteristik dari kecerdasan visual spasial dan logika matematika. Pedoman wawancara digunakan untuk menyusun pedoman dalam melakukan wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan, namun pertanyaan tersebut dapat berkembang sesuai dengan keadaan dan kenyataan subjek penelitian. Wawancara yang semacam ini disebut wawancara terstruktur yang terbuka. Lembar validasi tes dan lembar validasi pedoman wawancara juga akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Lembar validasi tes digunakan untuk menguji kevalidan tes. Validasi tes kecerdasan visual-spasial dan logika-matematika diarahkan pada validasi isi, validasi konstruksi, kesesuaian bahasa yang digunakan, alokasi waktu yang diberikan, dan petunjuk pada soal. Lembar validasi pedoman wawancara digunakan untuk menguji kesesuaian pertanyaan pada pedoman wawancara dengan indikator kecerdasan visual spasial dan logika matematika.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Menurut Arikunto dalam Safrida, 2014 metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Cara memperoleh data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan tes dan wawancara.

3.5.1 Metode Tes

Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes kecerdasan visual spasial dan kecerdasan logika matematika. Tes kecerdasan visual-spasial dan logika matematika dalam penelitian ini menggunakan materi Geometri yang berisi 5 soal untuk menggali kecerdasan visual-spasial, dan 4 soal untuk menggali kecerdasan logika matematika siswa . Tes kecerdasan visual-spasial dan logika matematika diberikan kepada seluruh siswa kelas XI IPA 8 sebagai subjek penelitian. Kemudian dilakukan analisis terhadap hasil pengerjaan soal dari siswa.

3.5.2 Wawancara

Slameto, 1999: 131 menyebutkan bahwa Interview atau wawancara adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan mengadakan hubungan langsung bertemu muka dengan siswa face to face relation. Pada penelitian ini, pedoman wawancara yang digunakan adalah bentuk tidak terstruktur. Wawancara ini bersifat fleksibel dan memungkinkan untuk mengikuti pemikiran subjek tetapi tidak beralih dari tujuan awal wawancara. Wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi atau memeriksa kembali kebenaran jawaban tes kecerdasan visual spasial dan logika matematika siswa. Wawancara dilakukan minimal tiga hari setelah pengerjaan tes kecerdasan visual spasial dan logika matematika, yaitu setelah dilakukan analisis terhadap hasil jawaban siswa pada saat mengerjakan tes kecerdasan visual-spasial dan logika matematika. Subjek yang dilakukan wawancara adalah seluruh siswa kelas XI IPA 8 SMA Negeri 2 Jember yang mengikuti tes kecerdasan visual spasial dan tes kecerdasan logika matematika. Wawancara tersebut dilakukan untuk mengkonfirmasi terpenuhi atau tidaknya karakteristik kecerdasan visual spasial dan logika matematika yang muncul pada subjek ketika jawaban tes kecerdasan visual spasial dan jawaban tes kecerdasan logika matematika subjek tidak meyakinkan untuk dikategorikan pada karakteristik kecerdasan visual spasial dan karakteristik kecerdasan logika matematika. Jika jawaban tes kecerdasan visual spasial dan jawaban tes kecerdasan logika matematika siswa tidak meragukan untuk terpenuhi atau tidaknya karakteristik kecerdasan visual spasial dan kecerdasan logika matematika, maka pertanyaan dalam wawancara dipersingkat dan disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dalam mendapatkan data penelitian.

3.6 Metode Analisis Data