Pembahasan Persyaratan Melakukan Uji-t Paired Sample T-Test

untuk menentukan suatu tindakan, mudah cemas, selalu tidak yakin, dan mudah patah semangat. 1 Dalam kehidupan sosial, remaja yang kurang percaya diri seringkali menunjukkan sikap yang pasif, merasa malu, menarik diri dari pergaulan, komunikasi terbatas, kurang berani menampilkan kreatifitas dan kurang inisiatif. 2 Dalam bidang belajar remaja yang kurang percaya diri tampak dengan menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajar, menyontek yang merupakan gambaran kurangnya percaya diri pada kemampuannya, tidak adanya keberanian untuk bertanya dan menanggapi penjelasan guru serta grogi ketika diperintah untuk maju ke depan kelas. Kepercayaan diri rendah pada ketujuh belas peserta didik terlihat dari tanda-tanda yaitu keinginan untuk menutup diri, mempunyai konsep diri yang negatif, tidak percaya pada kemampuan diri sendiri, merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi segala persoalan, adanya kecenderungan menghindari situasi komunikasi, ketakutan bahwa orang lain akan mengejek pendapat atau apa yang dibicarakan communication apprehension, kecenderungan ragu-ragu dalam menentukan atau memutuskan sesuatu. Peserta didik korban bullying yang memiliki kepercayaan diri rendah, mereka cenderung introvert dan sulit untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan lingkungan, karena peserta didik tersebut cenderung menghindari situasi komunikasi. Terlalu 1 Jurnal kepercayaan diri” On-line, tersedia di: http digilib.uinsby.ac.id.htm 10 juny 2016 2 Leni Fitriani, Merajut Pede Jakarta: PT. Intemedia CiptaNusantara, 2011, h.40 memperhatikan kelemahan yang dimilikinya sehingga cenderung memiliki pikiran negatif apabila memperoleh kegagalan. Berdasarkan tabel 12 diperoleh bahwa t adalah -020,188 mean adalah -39,823533, 95 confidence interval of the difference lower = -44,0054 dan upper = -35,64165. Kemudian t hitung dibandingkan t tabel = 2,11991 pada derajat kebebasan df = 16 , maka ketentuan t hitung ≥ dari t tabel - 20,188 ≥2,11991. Nilai sig. 2- tailed lebih kecil dari nilai kritik 0,005 0.000≤0,005. Ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian peserta didik korban bullying yang kepercayaan dirinya rendah terdapat perubahan setelah diberikan layanan Bimbingan Konseling Rational Emotive Behaviour Therapy teknikHomework Assigment. Dilihat dari ketentuan t hitung t tabel , hasil perhitungan lebih besar t hitung t tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa layanan Bimbingan Konseling Rational Emotive Behaviour Therapy teknik Homework Assigment dapat menangani peserta didik korban bullying yang mempunyai kepercayaan diri rendah di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 20162017. Bimbingan Konseling rational emotif behavior therapy pada dasarnya membantu individu yang mengalami rasa kurang percaya diri, karena rasa kurang percaya diri bermula pada pola pikir yang salah, keragu-raguan yang muncul karena sesuatu hal yang ada pada pikiran peserta didik tersebut. Pola pikir yang salah disini adalah pola pikir negatif yang muncul pada diri individu, yang memunculkan persepsi yang akan merubah sikap atau tingkah laku seseorang, sebagai contoh seseorang selalu merasa tidak yakin akan kemampuannya sendiri padahal belum pernah mencoba untuk menyalurkan kemampuannya tersebut, sehingga hal tersebut yang nantinya akan membentuk seseorang tersebut menjadi orang yang kurang percaya diri karena selalu ragu akan kemampuannya. 3 Bimbingan Konseling rational emotif behavior therapy dengan menggunakan teknik home work assignment membantu peserta didik yang memiliki kepercayaan diri rendah akibat bullying dengan menunjukkan keyakinan irasional yang dimiliki peserta didik tersebut, kemudian mempertentangkannya sehingga peserta didik menyadari bahwa kurangnya kepercayaan dirinya berasal dari keyakinan irasional yang dianutnya serta mampu mengubah keyakinan irasinoal menjadi keyakinan yang lebih rasional sehingga kepercayaan diri peserta didik meningkat. Teknik yang digunakan adalah teknik home work assignment dimana peserta didik diberi tugas-tugas rumah untuk berlatih membiasakan diri serta menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menentukan pola tertentu yang diharapkan. Dengan tugas rumah yang diberikan, peserta didik dapat menghilangkan ide-ide atau perasaan- perasaan tertentu, mempraktikan respon-respon tertentu, berkonfrontasi dengan self verbalitation yang mendahuluinya. Tugas yang diberikan adalah 3 Suzana, “ Efektivitas Layanan Konseling Individual Teknik Rational Emotive Behaviour Therapy Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20152016”. Sripsi Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung, 2015, h. 88. mempelajari perjalanan hidup seorang tokoh terkenal yang memulai karirnya dari nol untuk mengubah aspek kognisinya yang keliru bahwa orag miskin tidak bisa melakukan apa-apa, melakukan latihan-latihan untuk memulai pembicaraan dengan orang lain. Selanjutnya tugas yang diberikan, dilaporkan oleh klien dalam pertemuan konseling ke 3 dengan praktikan. Tugas atau latihan yang diberikan kepada tiap peserta didik hampir sama, hal ini didasarkan pada believe irrasional yang selama ini dipelihara oleh peserta didik hampir sama. Pada kasus kurangnya kepercayaan diri peserta didik korban bullying ini home work yang diberikan berupa tugas untuk membaca biografi dari tokoh-tokoh inspirasi seperti Chairil Tanjung, Dahlan Iskan. Harapannya peserta didik dapat termotivasi dengan perjalanan hidup tokoh tersebut yang sangat menginspirasi. Peserta didik bisa mengetahui bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal harus disertai dengan usaha yang keras. Setelah klien membaca kemudian memahami biografi tokoh tersebut, peserta didik bersama dengan praktikan mendiskusikan tentang pemahaman yang telah peserta didik peroleh kemudian mengaplikasikannya terhadap kehidupan peserta didik. Dari proses konseling yang telah dilakukan terlihat perubahan perilaku klien yang menunjukkan pada meningkatnya kepercayaan diri peserta didik. Hal ini bisa dilihat dari perubahan perilaku peserta didik ketika di sekolah terutama ketika pelajaran berlangsung. Peserta didik yang dulunya selalu menolak jika mendapat tugas untuk mengerjakan soal di papan tulis sekarang sudah mau melaksanakan tugas tersebut, peserta didik juga sudah mau mengajukan pertanyaan kepada guru. Untuk menanggulangi kendala yang dia hadapi dia sudah berani untuk meminta bantuan kepada guru maupun temannya. Peserta didik juga mulai aktif dalam diskusi kelompok, walaupun tidak banyak yang dia sampaikan. Proses konseling yang dilaksanakan selama 4 kali pertemuan pada setiap akhir pertemuan dengan peserta didik diberikan penilaian hasil akhir layanan bimbingan dan konseling, sehingga ada beberapa kesan untuk proses konseling yang diungkapkan oleh peserta didik. Penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pertemuan pada kegiatan konseling individu ini cukup berarti bagi peserta didik, karena dapat menyelesaikan masalah, mengurangi beban pikiran, dan yang terpenting kurangnya kepercayaan diri peserta didik dapat teratasi. Perubahan perilaku peserta didik yang menunjukkan kepercayaan diri mengalami peningkatan yang cukup berarti terlihat sekali setelah pertemuan konseling ketiga, dimana peserta didik telah belajar untuk mempertentangkan pemikiran irasional serta mendiskusikan perjalanan tokoh inspiratif dari bawah sampai memperoleh kesuksesan. Banyak hal menarik yang membuat klien merasa termotivasi dan menyadari bahwa mereka juga mampu melakukan yang terbaik jika mau berusaha, dari keyakinan itulah yang membuat kepercayaan diri peserta didik secara bertahap mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian diatas, hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa ada pengaruh layanan bimbingan konseling Rational Emotive Behaviour Therapy dengan teknik Homework Assigment dalam meningkatkan percaya diri peserta didik korban bullying.

F. Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitiaan sudah dilaksanakan sebaik mungkin dan sesuai dengan prosedur penelitian yang telah ditetapkan, namun penelitian ini tetap memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah yaitu keterbatasan waktu dalam pelaksanaan, keterbatasan alat pengumpul data, pengamatan, dan dokumentasi. a Keterbatasan Waktu Pelaksanaan Bimbingan Konseling dengan pendekatan rational emotif behavior therapy yang dilakukan belum optimal. Hal ini terjadi karena pelaksanaan konseling dilaksanakan di sela-sela waktu luang dari peserta didik yaitu setelah KBM berakhir sehingga kondisi peserta didik belum maksimal seperti sudah capek, ngantuk, sehingga pelaksanaan konseling tidak bisa maksimal. b Keterbatasan Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data yang digunakan hanya menggunakan angket, observasi serta wawancara. Selain itu juga, peserta didik tidak mau direkam ataupun difoto, jika direkam atau difoto ada ketertutupan dari peserta didik dan jika itu terjadi maka akan menghambat jalannya proses konseling, sehingga yang dihasilkan kurang sempurna.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksananakan dan dianalisis pada bagian bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan rasa percaya diri siswa-siswi setelah diberikan layanan Bimbingan Konseling Rational Emotive Behaviour Therapy dengan teknik Homework Assigment. Hasil perhitungan pretest dan posttest menunjukkan terdapat perbedaan positif mengenai rasa percaya diri siswa-siwi korban bullying, ini terlihat dari hasil pretest sebesar 67,11 dan hasil posttest meningkatkan menjadi 106,94. Pengujian hipotesis menggunakan uji- t diperoleh t hitung = -20,188. Dan dibandingkan dengan t tabel = 2,11991 Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa layanan Bimbingan Konseling Rational Emotive Behaviour Therapy dengan teknik Homework Assigment efektif dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa siswi korban bullying di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar.

B. Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti memberikan saran yang diharapkan bisa bermanfaat untuk pengembangan layanan Bimbingan Konseling, sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

11 143 314

PENGGUNAAN KONSELING RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY (REBT) DALAM MENINGKATKAN PERCAYA DIRI SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017)

4 27 73

MENINGKATAKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KORBAN BULLYING MELALUI KONSELING INDIVIDUAL RATIONAL EMOTIF BEHAVIOUR THERAPY TEKNIK HOMEWORK ASSIGMENT

26 154 376

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF BEHAVIOR THERAPY TERHADAP KECEMASAN BERBICARA SISWA SMA NEGERI 1 SIANTAR NARUMONDA TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 2 24

PENGARUH KONSELING REMAJA STRATEGI SIMBOLIS TEKNIK RITUAL DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KORBAN BULLYING DI SMP NEGERI 1 LAGUBOTI T.A 2014/2015.

0 2 31

PENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK KORBAN BULLYING MELALUI KONSELING INDIVIDUAL RATIONAL EMOTIF BEHAVIOUR THERAPY SISWA KELAS VII SMPN 2 PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT

0 0 132

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 1 7

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 0 19

KONSELING INDIVIDUAL RATIONAL EMOTIF BEHAVIOUR THERAPY DENGAN TEKNIK HOMEWORK ASSIGMENT DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 213

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK MENGGUNAKAN TEKNIK RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK KORBAN BULLYING DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan M

0 1 144