Perilaku Remaja Perilaku Sexual pada Remaja

commit to user 42 Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi tentang peran keluarga dalam penelitian ini memiliki indikator persepsi tentang peran keluarga : 1 Keadaan sosial-ekonomi keluarga 2 Keutuhan keluarga 3 Sikap dan kebiasaan orang tua 4 Status anak dalam keluarga

3. Perilaku Sexual pada Remaja

a. Perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan suatu tindakan yang mempunyai frekuensi, lama dan tujuan khusus, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar Walgito, 2002:8,10. Seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Perilaku manusia dari segi biologis adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja. Skinner dalam Walgito 2002:57 membedakan perilaku menjadi dua dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus : commit to user 43 1 Perilaku yang alami innate behavior yang kemudian disebut juga sebagai respondent behavior yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas, perilaku bersifat refleksif. 2 Perilaku operan Overt Behavior, yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak diketahui tetapi ditimbulkan oleh organisme itu sendiri. Perilaku operan belum tentu di dahului oleh stimulus tertentu. Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar individu. Aspek-aspek dalam diri individu yang sangat berperan atau berpengaruh dalam perubahan perilaku adalah persepsi, motivasi dan emosi. Persepsi adalah proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera Walgito, 2002:69. Motivasi adalah keadaan dalam diri individu yang mendorong perilaku ke arah tujuan Walgito, 2002: 169. Emosi adalah suatu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialaminya Walgito, 2002:155.

b. Remaja

Dalam ilmu kedokteran remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik ketika alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. World Health Organization WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja yang dibagi commit to user 44 menjadi dua bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun dan mendefinisikan remaja adalah suatu masa ketika : 1 Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. 2 Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanan menjadi dewasa. 3 Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri Sarwono, 2006:9 Remaja dalam ilmu psikologis juga diperkenalkan dengan istilah lain seperti puberteit, adolescence dan youth. Remaja dalam bahasa Indonesia sering pula dikaitkan pubertas atau remaja. Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun Monks; Knoers; Haditono, 2002:262. Masa remaja disebut juga sebagai periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datangnya awal masa dewasanya Alberty dalam Makmun, 2001:130. commit to user 45 Definisi remaja untuk masyarakat Indonesia secara umum data digunakan usia 11-24 tahun dan belum menikah dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1 Usia sebelas tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak kriteria fisik. 2 Banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak kriteria sosial. 3 Pada usia tertentu mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa, seperti tercapainya identitas diri, tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual, dan tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral kriteria psikologis. 4 Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa secara adat istiadat, belum dapat memberikan penghasilan sendiri. Golongan ini cukup banyak di Indonesia terutama di kalangan masyarakat kelas menengah ke atas yang mempersyaratkan berbagai hal terutama pendidikan yang setinggi-tingginya untuk mencapai kedewasaan. commit to user 46 5 Arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia. Seorang yang sudah menikah pada usia berapa pun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga Sarwono, 2006:14.

c. Perilaku seksual pada remaja

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL DI SMA N 1 SAYEGAN

0 2 62

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seks Pranikah.

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA PENEGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL Hubungan Antara Pengetahuan, Peran Keluarga Dan Sumber Informasi (Media) Dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah Di Smp 1 Parang Kabupaten Magetan.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBERINFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI Hubungan Antara Pengetahuan, Peran Keluarga Dan Sumber Informasi (Media) Dengan Perilaku Seksual Remaja Pranikah Di Smp 1 Parang Kabupaten M

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PRANIKAH REMAJA Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja Di Kelurahan Danguran Kabupaten Klaten.

0 1 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja Di Kelurahan Danguran Kabupaten Klaten.

0 1 6

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PRANIKAH REMAJA Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja Di Kelurahan Danguran Kabupaten Klaten.

0 1 16

A. PENDAHULUAN - HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA ANAK JALANAN DI KOTA SURAKARTA

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA KELAS XI DI MAN I SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seksual Remaja Kelas XI di MAN I Sleman Yogyakarta - DI

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SEKSUAL DAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PEREMPUAN

0 0 19