commit to user 29
3. Kontribusi penerimaan BPHTB terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Surakarta
Untuk mengetahui kontribusi penerimaan BPHTB terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta, dilakukan dengan cara
perhitungan sebagai berikut:
4. Hambatan yang dihadapi oleh pihak DPPKA Kota Surakarta
dalam mengoptimalkan penerimaan BPHTB di Surakarta
Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh pihak DPPKA Kota Surakarta dalam mengoptimalkan penerimaan BPHTB adalah
dengan melakukan wawancara dengan pihak dalam instansi terkait.
5. Upaya yang dilakukan DPPKA Kota Surakarta dalam
mengoptimalkan penerimaan BPHTB di Surakarta
Untuk mengetahui upaya yang dihadapi oleh pihak DPPKA Kota Surakarta dalam mengoptimalkan penerimaan BPHTB adalah
dengan melakukan wawancara dengan pihak dalam instansi terkait. Realisasi penerimaan BPHTB
Kontribusi = x 100
Realisasi Pendapatan Asli Daerah
commit to user 30
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Definisi Pajak
Beberapa kutipan difinisi pajak yang dikemukakan oleh para ahli, adalah sebagai berikut:
a. Pajak P. J. A. Adriani dalam Waluyo, 2007 adalah iuran kepada
kas negara yang dapat dipisahkan yang terutang oleh wajib pajak yang membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak
mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.
b. Pajak Rochmat Soemitro dalam Richard dan Wirawan, 2004 adalah
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa–imbal kontra–
prestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Adapun fungsi pajak Mardiasmo, 2003 antara lain: a.
Fungsi Budgeter yaitu sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.