commit to user 42
Daerah pasti akan menggunakan NPOP sebagai dasar pengenaan BPHTB, dimana itu masih membutuhkan kesiapan Pemerintah Daerah
melalui berbagai sosialisasi kepada wajib pajak maupun notaris.
2. Perubahan penerimaan BPHTB Kota Surakarta ketika sebagai
pajak pusat dan setelah menjadi pajak daerah
Dahulu BPHTB adalah pajak pusat dan merupakan dana perimbangan, yaitu dikelola Pemerintah Pusat dan hasil penerimaannya
dibagikan secara merata ke Pemerintah Daerah. Tetapi seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang No. 28 tahun 2009, BPHTB
dialihkan menjadi pajak daerah, terhitung sejak 1 Januari 2011. Untuk mengetahui
perubahan penerimaan
tersebut maka
dilakukan perbandingan penerimaan BPHTB ketika sebagai pajak pusat yaitu tahun
2010 dan setelah menjadi pajak daerah yaitu tahun 2011. Dalam hal ini, jangka waktu yang penulis ambil adalah 3 tiga bulan terakhir 2010 dan
3 tiga bulan awal 2011. Selama tiga bulan terakhir 2010, penerimaan BPHTB adalah Rp
13.535.319.168,00 sedangkan untuk tiga bulan awal tahun 2011 adalah Rp 5.583.713.121,25. Berdasarkan data tersebut terlihat jelas bahwa
penerimaan BPHTB setelah menjadi pajak daerah lebih rendah dibandingkan ketika menjadi salah satu pajak pusat. Perkembangan
penerimaan BPHTB di Kota Surakarta selama 6 enam bulan terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
commit to user 43
Tabel II. 1 Penerimaan BPHTB di Kota Surakarta
Pajak Pusat Penerimaan BPHTB
Oktober 2010 Rp 3.537.408.287,00
November 2010 Rp 1.675.581.842,00
Desember 2010 Rp 8.322.329.039,00
Total Rp 13.535.319.168,00
Pajak Daerah Januari 2011
Rp 323.775.425,00 Februari 2011
Rp 2.382.190.800,00 Maret 2011
Rp 2.877.746.896,25 Total
Rp 5.583.713.121,25 Sumber: DPPKA Kota Surakarta
Penerimaan BPHTB ketika setelah menjadi pajak daerah lebih rendah bukan semata-mata masa transisi atau adaptasi dari kantor pajak kepada DPPKA
Kota Surakarta, namun karena Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajak NPOPTKP batasannya naik. Berdasar Undang-undang No. 28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yaitu NPOPTKP yang semula Rp 20 juta naik menjadi Rp 60 juta dan khusus untuk waris dan hibah wasiat NPOPTKP
naik menjadi Rp 100 juta yaitu yang semula Rp 200 juta menjadi Rp 300 juta, sehingga otomatis wajib pajak yang terjaring akan lebih sedikit. Berdasar
wawancara yang penulis lakukan dengannsalah satu pejabat di instansi terkait, target tersebut sudah bagus untuk di Kota Surakarta, di samping itu Surakarta
nyaman, kondusif dan investasi banyak berdatangan. Jual beli tanah di Surakarta juga pesat, banyak dilirik oleh para investor.
commit to user 44
Terlepas dari lebih rendahnya penerimaan BPHTB setelah menjadi pajak daerah, penerimaan BPHTB yang dimulai sejak Januari 2011 hingga
Maret 2011 selalu mengalami kenaikan. Hal ini dapat menjadi salah satu catatan positif bagi DPPKA Kota Surakarta karena merupakan awal
keberhasilan dalam pemungutan BPHTB sebagai pajak daerah.
3. Kontribusi penerimaan BPHTB terhadap Pendapatan Asli Daerah