Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian Angket
Nurmelasari, 2015 PENGARUH KETERAMPILAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA ARSIPARIS BAPUSIPDA
BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH SE-BANDUNG RAYA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
4 Menetapkan pemberian skor pada setiap item pertanyaan. Pada
penelitian ini setiap jawaban responden diberi nilai dengan skala Likert. Menurut Sugiyono 2010, hlm. 81
,” Skala Likert mempunyai gradasi sangat positif
dengan sangat negatif”. Tiap alternatif jawaban diberi skor sebagai berikut:
Tabel 3. 7 Skala Penilaian Jawaban Angket
No. Alternatif Jawaban
Pernyataan Item Positif
1 Sangat SetujuSelalu
5 2
SetujuSering 4
3 Kurang SetujuKadang-kadang
3 4
Tidak SetujuHampir tidak pernah 2
5 Sangat Tidak SetujuTidak Pernah
1
b.
Wawancara
Wawancara ini dilakukan penulis pada saat kegiatan pra penelitian dalam rangka mencari data sekaitan dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini.
Wawancara tersebut dilakukan kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Wawancara dilakukan pada tanggal 19 September
2013, dengan Pak Uu Selaku kordinator arsiparis yang berada di Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Dari wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa arsiparis
dianggap produktif ketika arsiparis tersebut sudah melaksanakan semua tugasnya seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara, Nomor: Per.3M.Pan.32009. Penilaian produktivitas tersebut dilihat
Nurmelasari, 2015 PENGARUH KETERAMPILAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA ARSIPARIS BAPUSIPDA
BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH SE-BANDUNG RAYA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dari unsur
pendidikan, pengelolaan
kearsipan, pembinaan
kearsipan, pengembangan profesi dan penunjang tugas dibidang kerarsipan yang disusun
oleh arsiparis dalam bentuk laporan yang ditujukan kepada tim penilai. Selain itu, dari wawancara dengan Pak Uu juga diperoleh informasi
bahwa “terkait masalah keterampilan, tenaga arsiparis di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bisa dikatakan kurang terampil, karena beberapa arsiparis
memiliki pendidikan setingkat SLTA, padahal seharusnya seorang arsiparis yang terampil harus memiliki pendidikan minimal
Diploma III”.