IV - 30
Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menghadapi AEC antara lain sebagai berikut:
a. Penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi baik secara kolektif
maupun individual reformasi regulasi; b.
Peningkatan kualitas SDM baik dalam birokrasi maupun dunia usaha;
c. Penguatan posisi usaha skala menengah, kecil dan mikro;
d. Penguatan kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta;
e. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi
biaya tinggi; f.
Pengembangan sektor-sektor prioritas yang berdampak luas dan komoditas unggulan;
g. Penyediaan permodalan yang mudah diakses pelaku usaha dari
berbagai skala usaha; h.
Pembangunan dan perbaikan infrastruktur fisik, seperti prasarana dan sarana transportasi, telekomunikasi, jalan tol, revitalisasi
industri, dan lain-lain.
3. Strategi Pencapaian Target Millenium Development Goals M
DG’s sesuai RAD MDG’s Kota Surakarta
Berdasarkan paparan arah kebijakan pada setiap komponen tujuan dalam MDGs di atas, strategi pembangunan Kota Surakarta
dalam rangka mencapai tujuan pembangunan daerah yang telah dituangkan dalam RPJMD 2010-2014, serta untuk melakukan
percepatan pencapaian target MDGs mencakup 6 enam strategi utama, yaitu:
a.
Sinkronisasi harmonisasi, dan pembentukan regulasi; b.
Pengembangan sarana dan prasarana publik; c.
Pengembangan sistem pelayanan administrasi publik; d.
Fasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya masyarakat; e.
Fasilitasi pengembangan jaringan kerjasama dengan masyarakat; dan
f. Pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga, termasuk swasta,
untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan program. Implementasi dari keenam strategi pencapaian target MDGs di
atas, selanjutnya digunakan sebagai panduan untuk merumuskan strategi operasional pencapaian target pada masing-masing tujuan
MDGs. Pada sisi ini, strategi operasional diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu strategi yang berorientasi pada penguatan sisi
teknokrasi kebijakan dan strategi yang berorientasi pada terciptanya proses pembelajaran atau penguatan kapasitas bagi masyarakat selaku
penerima dampak kebijakan.
Sisi teknokrasi kebijakan akan dilakukan dengan mengutamakan sisi akurasi kebijakan percepatan pencapaian target MDG
’s yang berorientasi untuk menyentuh langsung persoalan pemenuhan
kebutuhan masyarakat,
baik dari
aspek penyediaan
dan penyelenggaraan pelayanan maupun jaminan keberlanjutannya melalui
dukungan regulasi daerah. Pada sisi lain, sisi pembelajaran dari sebuah
IV - 31
akan dilakukan dengan mengutamakan terbentuknya kapasitas inisiatif dan kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan persoalan diri dan
lingkungannya.
Berdasarkan arahan tersebut, dapat dirumuskan strategi operasional dari keenam strategi utama di atas sebagai berikut:
a. Sinkronisasi, harmonisasi, dan pembentukan regulasi
1 Review terhadap produk regulasi daerah yang dinilai
kontraproduktif terhadap pencapaian target MDG ’s
2 Pengubahan
produk regulasi
daerah yang
dinilai kontraproduktif terhadap pencapaian target MDG
’s 3
Pembentukan produk regulasi daerah untuk mendorong percepatan pencapaian target MDG
’s. b.
Pengembangan sarana dan prasarana publik 1
Optimalisasi pemanfataan sarana dan prasarana publik yang mendukung penyelenggaraan fungsi pelayanan publik terkait
pencapaian target MDG ’s
2 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana publik yang
mendukung penyelenggaraan fungsi pelayanan publik terkait pencapaian target MDG
’s 3
Pembangunan sarana dan prasarana publik untuk memperluas akses pelayanan
c. Pengembangan sistem pelayanan administrasi publik
1 Pengembangan inovasi sistem pelayanan administrasi publik
untuk meningkatkan kecepatan dan kemudahan akses bagi publik
2 Pengembangan transparansi sistem pelayanan publik
3 Pengembangan mekanisme aduan publik terhadap kinerja
pelayanan publik terkait MDG ’s
d. Fasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya masyarakat
1 Fasilitasi program jaminan sosial pemenuhan kebutuhan
masyarakat secara langsung 2
Fasilitasi pengembangan akses informasi publik terhadap informasi pembangunan terkait MDG
’s 3
Fasilitasi dukungan pendanaan program pembangunan berbasis spasial kelurahan.
e. Fasilitasi pengembangan jaringan kerjasama dengan masyarakat
1 Pelibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi program pembangunan dalam lingkungannya
2 Pelibatan organisasi kemasyarakatan, LSM, perguruan tinggi,
dan lainnya dalam pendataan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program pembangunan terkait MDG
’s f.
Pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga, termasuk swasta, untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan program
1 Koordinasi dan sinkronisasi program pemerintah dengan swasta
dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat
IV - 32
2 Mobilisasi pendanaan dari pihak swasta, seperti dana Corporate
Social Responsibility CSR
4. Strategi Percepatan Pencapaian Pangan dan Gizi