9. BAB 4 Prioritas Sasaran RKPD 2016
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
KOTA SURAKARTA
A.
Tujuan dan Sasaran Pembangunan RPJP Tahun 2005-2025 Tahap
Ketiga (2015-2019)
RKPD tahun 2016 disusun dalam suasana transisi berkaitan
dengan
perubahan
mekanisme
perencanaan
pembangunan
sehubungan dengan perubahan regulasi PERPPU Nomor 1 tahun 2014
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota yang berakibat pada
kekosongan jabatan sampai dengan akhir tahun 2015. Implikasi
kekosongan jabatan ini adalah dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berlaku selama 5 tahun
selaras dengan masa jabatan walikota belum tersusun karena
mundurnya proses pemilihan Walikota.
Namun demikian arah, acuan, keterkaitan, konsistensi dan
kesinambungan perencanaan pembangunan tetap dapat dilaksanakan
dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) tahun 2005-2025 yang telah ditetapkan melalui
Peraturan Daerah (Perda) Kota Surakarta Nomor 2 tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta Tahun
2005-2025. Dengan berpedoman kepada RPJPD Kota Surakarta tahun
2005-2025, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2016 dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2016, maka
proses kesinambungan pelaksanaan pembangunan dapat dilakukan
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada tahap ketiga (2015-2019) RPJPD Kota Surakarta telah
ditetapkan berbagai prioritas pembangunan sejalan dengan visi dan
misi pembangunan daerah Kota Surakarta tahun 2005-2025, yakni
“
Surakarta Kota Budaya, Mandiri, Maju dan Sejahtera
”
.
Surakarta sebagai
Kota Budaya
mengandung maksud bahwa
pengembangan Kota Surakarta memiliki wawasan budaya dalam arti
luas, dimana seluruh komponen masyarakat dalam setiap kegiatannya
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, berkepribadian,
demokratis-rasional, berkeadilan sosial, menjamin Hak Asasi Manusia (HAM) dan
menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat yang
berke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Dengan demikian unsur masyarakat dalam pengembangan Kota
Surakarta sebagai
Kota Budaya
memiliki dimensi utama yaitu secara
individu memiliki moral dan perilaku terpuji, budi pekerti luhur dan
secara sosial memiliki budaya komunikasi yang baik, kekerabatan yang
akrab dan wawasan budaya yang luas. Selain itu diupayakan
pelestarian budaya dalam arti melestarikan, mempertahankan dan
mengembangkan seni dan budaya yang telah ada serta melindungi
cagar-cagar budaya.
(2)
Mandiri
dalam visi tersebut dapat diartikan bahwa daerah
mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dengan
mengandalkan
kemampuan
dan
kekuatan
sendiri,
dengan
mengoptimalkan berbagai potensi sumber daya yang dimiliki.
Kemandirian dapat terwujud melalui pembangunan yang mengarah
pada kemajuan ekonomi yang bertumpu pada potensi yang dimiliki
dengan didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas dan
mampu
memenuhi
tuntutan
kebutuhan
dan
kemajuan
pembangunannya.
Kemandirian dalam visi diatas bukan berarti bebas dari segala
ketergantungan kepada pihak manapun, akan tetapi kemandirian yang
dimaksud adalah upaya proaktif dalam mensikapi berbagai perubahan
situasi dan kondisi saling ketergantungan yang terjadi baik antara satu
daerah dengan daerah lain dalam satu wilayah atau bahkan dalam
cakupan global antar daerah di seluruh dunia.
Lebih
mendasar
lagi
pada
hakekatnya
kemandirian
mencerminkan sikap seseorang atau kelompok masyarakat mengenai
dirinya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dapat dibangun
menjadi sebuah budaya kemandirian yang tercermin melalui berbagai
aspek kehidupan baik hukum, ekonomi, politik, sosial budaya maupun
pertahanan keamanan.
Maju
, bagi suatu daerah dapat ditinjau dari berbagai indikator,
antara lain dari indikator sosial tingkat kemajuan suatu daerah dapat
diukur dari kualitas sumber daya manusianya yang memiliki
kepribadian dan aklaq mulia, berkualitas dengan tingkat pendidikan
yang tinggi yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan daya
cipta rasa dan karsanya dalam mensikapi berbagai tantangan
kehidupan.
Kualitas SDM secara universal diukur dengan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM)/
Human Development Index
(HDI), yaitu
pengukuran indeks komposit dari harapan hidup, melek huruf, lama
pendidikan dan standar hidup. HDI ini dipakai oleh Negara-negara di
seluruh dunia dan digunakan untuk mengklasifikasikan apakah
sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara
terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan
ekonomi terhadap kualitas hidup.
Ditinjau dari aspek kependudukan, indikator kemajuan antara
lain ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang lebih kecil dan
dengan derajat kesehatan penduduk yang lebih tinggi, yang tercermin
dari semakin tingginya angka harapan hidup serta tingginya kualitas
pelayanan sosial.
Ditinjau dari aspek ekonomi kemajuan antara lain ditandai
dengan semakin tingginya tingkat kemakmuran dan pemerataannya.
Keterpaduan berbagai unsur ekonomi yang mampu menghasilkan
multiplier dalam mendorong semakin majunya perekonomian daerah,
disamping semakin tertata dan berfungsinya dengan baik berbagai
lembaga dan pranata ekonomi dalam mendukung kemajuan dan
stabilitas perekonomian.
(3)
Selain memiliki berbagai indikator sosial ekonomi yang baik,
kemajuan juga ditandai dengan semakin mantapnya sistem dan
kelembagaan politik termasuk hukum. Selain itu semua kemajuan juga
ditandai dengan tingginya tingkat partisipasi masyarakat termasuk
pengarusutamaan
gender
dalam
berbagai
aspek
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa
dan
bernegara;
tingginya
kualitas
infrastruktur; mantapnya keamanan dan ketertiban masyarakat serta
menurunnya tingkat pelanggaran hak asasi manusia.
Sejahtera
dalam hal ini memiliki dimensi lahir maupun batin.
Sejahtera lahir diartikan terpenuhi segala kebutuhan sandang, pangan
dan papan, terpenuhinya kebutuhan dasar di bidang pendidikan,
kesehatan, dan tersedianya lapangan kerja sehingga dapat meningkatan
pendapatan perkapita serta kemampuan daya beli. Sementara itu
sejahtera batin diartikan sebagai terpenuhinya kebutuhan rohaniah
dan kehidupan keagamaan sesuai dengan keyakinan masyarakat
masing-masing dengan tingkat toleransi yang tinggi.
Dengan demikian, makna dari
“
Surakarta Kota Budaya,
Mandiri, Maju dan Sejahtera
”
adalah Surakarta sebagai sebuah kota
yang warganya memegang teguh nilai budaya, mampu mengatasi
berbagai tantangan dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan
sendiri, memiliki indikator pertumbuhan sosial dan ekonomi yang baik,
serta terpenuhi segala kebutuhannya lahir maupun batin.
Guna mewujudkan hal tersebut, disusunlah 7 (tujuh) misi
pembangunan jangka panjang Kota Surakarta tahun 2005-2020
sebagai berikut :
1.
Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
Sumber daya manusia yang berkualitas ditandai antara lain
dengan semakin tingginya rata-rata tingkat pendidikan dan derajat
kesehatan masyarakat, semakin tingginya kemampuan dan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berdaya saing tinggi yang
dilandasi oleh semakin tingginya nilai-nilai moralitas masyarakat
sebagai cermin masyarakat berbudaya dan berakhlaq mulia sesuai
nilai-nilai falsafah Pancasila yang berlandaskan kepada keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan umum
Peran dan fungsi pemerintahan daerah adalah meningkatkan mutu
pelayanan umum di berbagai aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Tingginya kualitas pelayanan umum dapat
dinilai berdasarkan indikator-indikator kinerja antara lain seperti
akuntabilitas, responsibilitas, transparansi, efisiensi dan efektivitas
pelayanan dan lain sebagainya, yang kesemuanya berorientasi kepada
kebutuhan masyarakat yang dilayani.
3.
Mewujudkan keamanan dan ketertiban
Keamanan dan ketertiban sangat menentukan keberhasilan
pembangunan di segala bidang. Indikator semakin mantapnya tingkat
keamanan dan ketertiban antara lain ditandai dengan semakin
menurun dan terkendalinya tingkat gangguan keamanan dan
(4)
ketertiban masyarakat; meningkatkan kesiapsiagaan, kewaspadaan
masyarakat maupun aparat keamanan dan ketertiban masyarakat di
dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan tindak kejahatan dan
kriminalitas; semakin meningkatnya kesadaran dan kepatuhan hukum,
kehidupan berpolitik masyarakat dalam rangka mendukung terciptanya
keamanan dan ketertiban dan meningkatnya ketahanan masyarakat
terhadap berbagai ancaman kejahatan dan kriminalitas;
4.
Mewujudkan perekonomian daerah yang mantap
Perekonomian
daerah
yang
mantap
sangat
menentukan
keberhasilan pembangunan daerah. Perekonomian daerah yang mantap
ditandai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan perkapita serta membaiknya struktur perekonomian
masyarakat. Semakin maju dan berkembangnya UMKM dan Koperasi
sebagai soko guru perekonomian daerah; serta semakin berkembangnya
berbagai lembaga penunjang perekonomian daerah.
5.
Mewujudkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
Lingkungan hidup yang baik dan sehat ditandai dengan semakin
meningkatnya ruang-ruang publik yang dipergunakan sesuai dengan
fungsinya atau peruntukannya; semakin tertatanya infrastruktur kota
yang berkarakter Surakarta
(city branded)
; semakin terkendalinya
pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Rencana
Umum Tata Ruang Kota (RUTRK); semakin meningkatnya pola
pengembangan
dan
pengelolaan
persampahan
kota;
semakin
meningkatnya pola pengendalian terhadap pencemaran dan perusakan
lingkungan; semakin optimalnya program-program pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH); meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang
baik dan sehat; semakin optimalnya program pengembangan sistem
informasi dan sistem pendaftaran tanah; semakin menurunnya
kasus-kasus sengketa atau konflik-konflik masalah pertanahan.
6.
Mewujudkan perlindungan sosial
Pembangunan daerah selain telah berhasil meningkatkan
kesejahteraan masyarakat harus senantiasa waspada terhadap
timbulnya ekses sosial semakin maraknya penyandang tuna sosial.
Untuk itu proses pembangunan harus dapat menjamin terciptanya
perlindungan sosial bagi seluruh warga masyarakat dengan melibatkan
secara aktif pemberdayaan masyarakat. Hal itu dilakukan dengan
harapan dapat meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam
menghadapi tantangan global dan pengaruh perdagangan bebas yang
sewaktu-waktu dapat mengintervensi kepentingan dalam negeri.
7.
Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan yang
cukup dan berkualitas
Kebutuhan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik
semakin meningkat seiring dengan perkembangan penduduk dan
kemajuan aktivitas sosial budaya dan ekonomi masyarakat.
(5)
Sebagai ukuran terwujudnya Kota Surakarta sebagai kota budaya
yang mandiri, maju dan sejahtera maka pembangunan jangka panjang
Kota Surakarta diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok.
Setiap sasaran pokok dalam tujuh misi pembangunan jangka panjang
dapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing tahapan. Adapun
Prioritas RPJMD Tahapan III (2015
–
2019) sebagai berikut:
1.
Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
Tujuan
Terwujudnya sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing
tinggi
Arah Kebijakan
a.
Peningkatan penyelenggaraan wajib belajar 12 (dua belas) tahun
untuk mewujudkan pemerataan pendidikan yang bermutu di
seluruh wilayah Kota Surakarta, melalui optimalisasi pendidikan di
jalur pendidikan formal, non formal dan informal seperti sekolah
terbuka, Kejar Paket A/B/C dan ujian persamaan;
b.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan
pendidikan, penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat serta
dalam peningkatan mutu layanan pendidikan meliputi perencanaan,
pengawasan dan evaluasi program pendidikan;
c.
Peningkatan pemenuhan sarana prasarana pendidikan, termasuk di
dalamya media pembelajaran agar pendidikan murah yang
berkualitas dapat tercapai;
d.
Peningkatan perluasan pendidikan anak usia dini dalam rangka
membina, menumbuhkembangkan seluruh potensi anak usia dini
secara optimal agar memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang
pendidikan selanjutnya;
e.
Penurunan kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok
masyarakat dengan memberikan akses yang lebih besar kepada
kelompok masyarakat yang selama ini masih kurang terjangkau
oleh pelayanan pendidikan seperti dari keluarga miskin dan
kelompok masyarakat dari wilayah yang masih relatif tertinggal;
f.
Peningkatan perluasan dan pemerataan pendidikan jalur formal
maupun non formal baik sekolah umum maupun kejuruan dalam
rangka meningkatkan relevansi pendidikan menengah dengan
kebutuhan tenaga kerja;
g.
Pemantapan pendidikan budi pekerti dalam rangka pembinaan
akhlak mulia termasuk etika dan estetika sejak dini di kalangan
peserta didik, dan pengembangan wawasan budaya dan lingkungan
hidup;
h.
Peningkatan penelitian dan pengembangan pendidikan untuk
penyusunan kebijakan program dan kegiatan pembangunan
pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas, jangkauan dan
i.
kesetaraan pelayanan, efektivitas dan efisiensi manajemen
pendidikan termasuk untuk mendukung upaya mensukseskan
wajib belajar dua belas tahun yang bermutu;
(6)
sistem jaringan pendidikan yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi;
k.
Peningkatan kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi tenaga
pendidik;
l.
Peningkatan mutu SDM dan sarana prasarana pendidikan
khusus/PLB;
m.
Penciptaan iklim kondusif melalui pola-pola pembinaan bagi
generasi muda dalam mengembangkan dan mengaktualisasikan
potensi, minat dan bakat untuk mencapai prestasi di bidang sosial
budaya dan olahraga;
n.
Peningkatan besaran dana APBD untuk pembiayaan pendidikan
masyarakat.
o.
Pengembangan manajemen kesehatan dengan fokus peningkatan
kualitas SDM, sarana prasarana dan sistem informasi kesehatan;
p.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
masyarakat;
q.
Peningkatan upaya kesehatan dengan mengutamakan upaya
promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan
rehabilitatif;
r.
Peningkatan perluasan jaringan pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan rujukan yang murah dan berkualitas yang
dapat dijangkau oleh sebagian besar masyarakat tidak mampu,
melalui penyediaan dana APBD yang semakin meningkat dan
penggalangan kerjasama dengan pihak swasta;
s.
Peningkatan pemanfaatan sistem informasi kesehatan melalui
pengembangan jejaring informasi kesehatan yang akurat dan tepat
di setiap tingkatan pelayanan kesehatan.
t.
Peningkatan besaran dana APBD untuk pembiayaan kesehatan
masyarakat.
u.
Peningkatan ketersediaan sarana prasarana pelayanan kesehatan
yang dapat dijangkau masyarakat.
v.
Peningkatan pola-pola pembinaan terhadap sanggar-sanggar seni
dan paguyuban kebudayaan tradisional, baik pada tingkatan
anak-anak, remaja maupun dewasa.
w.
Peningkatan pemberian fasilitasi terhadap keragaman budaya
daerah, agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tradisi
daerah.
x.
Peningkatan jalinan kerjasama dengan berbagai pihak dalam
pengelolaan kekayaan budaya daerah.
Sasaran
a.
Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ditandai dengan
meningkatnya Indek Pembangunan Manusia (IPM);
b.
Meningkatnya angka partisipasi pendidikan yang meliputi Angka
Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) di semua
tingkatan pendidikan;
(7)
c.
Meningkatnya kualitas lulusan peserta didik yang didukung dengan
meningkatnya
kualitas
pendidikan
di
semua
tingkatan,
infrastruktur pendidikan dan tenaga kependidikan;
d.
Meningkatnya keterampilan masyarakat yang didukung oleh
semakin meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana pendidikan luar sekolah;
e.
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang didukung oleh
semakin meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana
kesehatan;
f.
Meningkatnya mutu dan standar pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan rujukan terutama yang dapat dijangkau oleh
sebagian besar masyarakat tidak mampu;
g.
Meningkatnya daya saing sumber daya manusia (SDM) yang
didukung dengan semakin meningkatnya kemampuan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi;
h.
Semakin tingginya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas masyarakat
sebagai cermin masyarakat berbudaya dan berakhlaq mulia sesuai
nilai-nilai falsafah Pancasila yang berlandaskan kepada keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
i.
Meningkatnya iklim yang kondusif bagi generasi muda di dalam
mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi, minat dan bakat
di bidang seni budaya dan olah raga;
j.
Meningkatnya pendidikan seni dan kebudayaan di sekolah-sekolah
serta meningkatnya fasilitasi terhadap keragaman budaya daerah di
masyarakat;
k.
Semakin meningkatnya jalinan kerjasama dengan berbagai pihak
dalam pengelolaan kekayaan budaya daerah.
Prioritas Pembangunan
a.
Pengembangan penyelenggaraan wajib belajar dua belas tahun
dalam rangka mewujudkan pemerataan pendidikan yang bermutu
di seluruh wilayah Kota Surakarta, melalui jalur pendidikan formal,
non formal dan informal seperti sekolah terbuka, Kejar Paket A/B/
C dan ujian persamaan;
b.
Pengembangan peran serta masyarakat dalam pembangunan
pendidikan, penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat serta
dalam peningkatan mutu layanan pendidikan meliputi perencanaan,
pengawasan dan evaluasi program pendidikan;
c.
Pengembangan dana APBD yang semakin meningkat dan
penggalangan kerjasama dengan pihak swasta dalam pembiayaan
pendidikan;
d.
Pengembangan sarana prasarana pendidikan yang mencukupi,
termasuk di dalamnya media pembelajaran agar pendidikan murah
yang berkualitas dapat tercapai;
e.
Pengembangan pendidikan anak usia dini dalam rangka membina,
menumbuhkembangkan seluruh potensi anak usia dini secara
optimal agar memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya;
(8)
f.
Pengembangan akses yang lebih besar kepada kelompok
masyarakat yang selama ini masih kurang terjangkau oleh
pelayanan pendidikan seperti dari keluarga kurang mampu;
g.
Pengembangan pemerataan pendidikan umum dan kejuruan dalam
rangka meningkatkan relevansi pendidikan menengah dengan
kebutuhan tenaga kerja;
h.
Pengembangan penyelenggaraan pendidikan budi pekerti dalam
rangka pembinaan akhlak mulia termasuk etika dan estetika sejak
dini di kalangan peserta didik, dan pengembangan wawasan budaya
serta lingkungan hidup;
i.
Pengembangan penelitian bidang pendidikan untuk penyusunan
kebijakan program dan kegiatan pembangunan pendidikan dalam
rangka meningkatkan kualitas, jangkauan dan kesetaraan
pelayanan, efektivitas dan efisiensi manajemen pendidikan;
j.
Pengembangan pelayanan pendidikan dengan mengembangkan
sistem akses jaringan pendidikan yang berbasis teknologi informasi
dan komunikasi;
k.
Pengembangan sarana prasarana pendidikan khusus/PLB dengan
SDM yang bermutu;
l.
Pengembangan tenaga pendidikan yang memenuhi kualifikasi
akademik, kompetensi dan sertifikasi sebagai tenaga pendidik;
m.
Pengembangan pembinaan generasi muda dalam mengembangkan
dan mengaktualisasikan potensi, minat dan bakat untuk mencapai
prestasi di bidang sosial budaya dan olah raga;
n.
Pengembagan pengelolaan sumber daya kesehatan dengan fokus
peningkatan kualitas SDM, sarana prasarana dan sistem informasi
kesehatan;
o.
Pengembangan
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan
kesehatan masyarakat;
p.
Pengembanfan penyuluhan/sosialisasi upaya kesehatan dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventif yang didukung oleh
upaya kuratif dan rehabilitatif;
q.
Perngembang perluasan jaringan pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan rujukan yang murah dan berkualitas yang
dapat dijangkau oleh sebagian besar masyarakat tidak mampu;
r.
Pengembangan ketersediaan dana APBD yang semakin meningkat
dan penggalangan kerjasama dengan pihak swasta dalam
pembiayaan kesehatan;
s.
Pengembangan sistem jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat
utamanya bagi masyarakat miskin;
t.
Pengembangan pemanfaatan sistem informasi kesehatan melalui
jejaring informasi kesehatan yang akurat dan tepat di setiap
tingkatan pelayanan kesehatan.
u.
Pengembangan standarisasi pelayanan kesehatan yang dapat
dijangkau oleh sebagian besar golongan masyarakat berpendapatan
rendah;
(9)
v.
Pengembangan pembinaan sanggar-sanggar seni dan paguyuban
kebudayaan tradisional, baik pada tingkatan anak-anak, remaja
maupun dewasa;
w.
Pengembangan fasilitasi dan kerjasama pengembangan keragaman
budaya daerah, agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tradisi daerah.
2.
Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan umum
Tujuan
Terciptanya pelayanan umum yang baik, efektif, efisien, transparan
dan akuntabel, tanpa diskriminasi berdasarkan standar pelayanan
baku yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat.
Arah Kebijakan
a.
Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik (
good
governance
) yang didukung oleh kelembagaan yang efisien, aparatur
yang profesional, dan sarana prasarana yang cukup dan maju.
b.
Peningkatan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur
pada semua tingkatan dan lini pemerintahan dengan bertumpu
pada standar operasional prosedur pelayanan yang baik.
c.
Peningkatan kesejahteraan pegawai dan pemberlakuan sistem karier
berdasarkan prestasi.
d.
Peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan dengan pengembangan
manajemen pelayanan yang baik dengan prioritas pelayanan bidang:
1)
Administrasi umum pemerintahan;
2)
Administrasi kependudukan;
3)
Perijinan usaha/investasi;
4)
Kesehatan masyarakat;
5)
Pendidikan;
6)
Pelayanan penyelenggaraan ibadah keagamaan;
7)
Ketenagakerjaan;
8)
Infrastruktur, utilitas, sanitasi lingkungan hidup;
9)
Peningkatan keamanan dan ketertiban; dan
10)
Peningkatan fasilitas olahraga dan kepemudaan;
e.
Pengembangan
standar
pelayanan
minimal
dalam
rangka
meningkatkan
efisiensi,
transparansi,
dan
menghindarkan
diskriminasi pelayanan.
f.
Pengembangan dan pemanfaatan
e-Government
dan dokumen/arsip
negara dalam pengelolaan tugas dan fungsi pemerintahan.
g.
Pengembangan kelembagaan dengan melakukan perubahan dan
pembaharuan sistem kelembagaan daerah sesuai tuntutan jaman
dan kebutuhan daerah.
h.
Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana untuk media
komunikasi dan interaksi dengan masyarakat dalam upaya
menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat.
i.
Peningkatan kapabilitas kelembagaan perwakilan rakyat dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan di daerah, termasuk di
dalam menghasilkan produk-produk peraturan daerah yang
(10)
menunjang pembangunan.
j.
Peningkatan dan optimalisasi model-model pengelolaan keuangan
daerah, yang berbasis pada kinerja atau prestasi kerja, baik melalui
peningkatan kualitas SDM pengelolanya maupun terhadap
peralatan pendukungnya.
Sasaran
a.
Meningkatnya pelayanan umum yang transparan, dan akuntabel di
berbagai bidang kehidupan masyarakat dengan memperhatikan
pelayanan minimal yang ditetapkan;
b.
Meningkatnya penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik
(
good governance
) yang didukung dengan kuantitas dan kualitas
serta profesionalisme aparatur pemerintah, kelembagaan yang
mantap dan sarana prasarana yang memadai;
c.
Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi dalam rangka
penyempurnaan proses pembangunan di daerah;
d.
Meningkatnya ketersediaan berbagai media untuk menyerap
aspirasi masyarakat dalam rangka mengembangkan pembangunan
daerah;
e.
Semakin meningkatnya kapabilitas kelembagaan perwakilan rakyat
dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di daerah;
f.
Meningkatnya implementasi pengelolaan keuangan daerah yang
berbasiskan pada kinerja atau prestasi kerja yang didukung oleh
ketrampilan sumber daya manusia dan perangkat sarana prasarana
yang memadai;
g.
Semakin berkembangnya sarana dan prasarana teknologi informasi
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan di daerah;
h.
Meningkatnya kemampuan dan kemandirian keuangan daerah yang
dicerminkan dari semakin meningkatnya peran Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dalam rangka memperkuat pendanaan pelayanan
publik.
Prioritas Pembangunan
a.
Pengembangan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik (
good
governance
) yang didukung oleh kelembagaan yang efisien, aparatur
yang profesional, dan sarana prasarana yang cukup dan maju;
b.
Pengembangan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan
prosedur pada semua tingkatan dan lini pemerintahan dengan
bertumpu pada standar operasional prosedur pelayanan yang baik;
c.
Pengembangan
model-model
kesejahteraan
pegawai
dan
pemberlakuan sistem karier berdasarkan prestasi;
d.
Pengembangan
kualitas
dan
kinerja
pelayanan
dengan
pengembangan manajemen pelayanan yang baik dengan prioritas
pelayanan bidang:
1)
Administrasi umum pemerintahan;
2)
Administrasi kependudukan;
3)
Perijinan usaha/investasi;
4)
Kesehatan masyarakat;
5)
Pendidikan;
(11)
6)
Pelayanan penyelenggaraan ibadah keagamaan;
7)
Ketenagakerjaan;
8)
Infrastruktur, utilitas, sanitasi lingkungan hidup;
9)
Keamanan dan ketertiban; dan
10)
Fasilitas olah raga dan kepemudaan;
e.
Pengembangan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal dalam
rangka meningkatkan efisiensi, transparansi, dan menghindarkan
diskriminasi pelayanan;
f.
Pengembangan pemanfaatan
e-Government
dan dokumen/arsip
negara dalam pengelolaan tugas dan fungsi pemerintahan;
g.
Pengembangan kelembagaan dengan melakukan perubahan dan
pembaharuan sistem kelembagaan daerah sesuai tuntutan jaman
dan kebutuhan daerah;
h.
Pengembangan sarana dan prasarana untuk media komunikasi dan
interaksi dengan masyarakat dalam upaya menyerap aspirasi yang
berkembang di masyarakat;
i.
Pengembangan
model
pembinaan
kapabilitas
kelembagaan
perwakilan rakyat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di
daerah, termasuk di dalam menghasilkan produk-produk peraturan
daerah yang menunjang pembangunan;
j.
Pengembangan model-model pengelolaan keuangan daerah, yang
berbasiskan pada kinerja atau prestasi kerja, baik melalui
peningkatan kualitas SDM pengelolanya maupun terhadap
peralatan pendukungnya.
3.
Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban
Tujuan
Terwujudnya rasa aman masyarakat yang diimbangi peningkatan
ketertiban, kewaspadaaan, dan kesiapsiagaan terhadap potensi
gangguan keamanan
Arah Kebijakan
a.
Peningkatan
upaya
pemajuan,
perlindungan,
penegakan,
pemenuhan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia;
b.
Penegakan hukum secara adil, konsekuen dan tidak diskriminatif;
c.
Peningkatan aktualisasi nilai-nilai budaya sebagai salah satu sarana
untuk mewujudkan terciptanya kesadaran hukum masyarakat;
d.
Peningkatan kerjasama yang harmonis antar kelompok atau
golongan masyarakat agar mampu saling memahami dan
menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing;
e.
Penguatan iklim kondusif kehidupan demokratis dan peningkatan
percepatan proses konsolidasi demokrasi di daerah.
f.
Peningkatan pemeliharaan dan pencegahan tindak kriminal di
masyarakat, melalui berbagai kegiatan yang dapat mendorong
partisipasi masyarakatdalam menjaga keamanan dan kenyamaan
lingkungan.
g.
Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam menjaga ketertiban,
keamanan dan kenyamanan lingkungan.
(12)
h.
Peningkatan kerjasama pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
dalam mewujudkan kota yang aman dan tertib, melalui kebijakan,
program dan kegiatan yang terintegrasi dan berkesinambungan.
Sasaran
a.
Semakin
terkendalinya
situasi
keamanan
dan
ketertiban
masyarakat;
b.
Semakin meningkatnya kesiapsiagaan, kewaspadaan masyarakat
maupun aparat keamanan dan ketertiban masyarakat di dalam
mengantisipasi berbagai kemungkinan tindak kejahatan dan
kriminalitas;
c.
Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat dalam
rangka mendukung terciptanya keamanan dan ketertiban;
d.
Meningkatnya ketahanan masyarakat terhadap berbagai ancaman
kejahatan dan kriminalitas;
e.
Meningkatnya
pemberdayaan
masyarakat
dalam
menjaga
ketertiban, keamanan dan kenyamanan lingkungan.
f.
Meningkatnya kerjasama pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha
dalam mewujudkan suasana kota yang aman dan tertib.
Prioritas Pembangunan
a.
Pengembangan
perlindungan,
penegakan,
pemenuhan
dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia;
b.
Pengembangan proses penegakan hukum secara adil, konsekuen,
tidak diskriminatif dan memihak kepada rakyat kecil;
c.
Pengembangan aktualisasi nilai-nilai budaya sebagai salah satu
sarana
untuk
mewujudkan
terciptanya
kesadaran
hukum
masyarakat;
d.
Pengembangan kerjasama yang harmonis antar kelompok atau
golongan masyarakat agar mampu saling memahami dan
menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing;
e.
Pengembangan untuk mewujudkan iklim kondusif kehidupan
demokrtis
dan
peningkatan
percepatan
proses
konsolidasi
demokrasi daerah;
f.
Pengembangan pemeliharaan dan pencegahan tindak kriminal di
masyarakat, melalui berbagai kegiatan yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan dan kenyamaan
lingkungan;
g.
Pengembangan
pemberdayaan
masyarakat
dalam
menjaga
ketertiban, keamanan dan kenyamanan lingkungan;
h.
Pengembangan kerjasama pemerintah, masyarakat, dan dunia
usaha dalam mewujudkan kota yang aman dan tertib, melaui
kebijakan,
program
dan
kegiatan
yang
terintegrasi
dan
berkesinambungan.
4.
Mewujudkan perekonomian daerah yang mantap
Tujuan
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang mantap melalui
kontribusi peningkatan pendapatan, kesejahteraan dan peran usaha
(13)
mikro, kecil, menengah dan koperasi
Arah Kebijakan
a.
Peningkatan upaya penumbuhan lapangan kerja sesuai dengan
ketersediaan dan spesifikasi keahlian yang dimiliki tenaga kerja.
b.
Peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pendidikan latihan
profesional dalam rangka meningkatkan kompetensi.
c.
Penumbuhan sentra-sentra industri kecil dan menengah agar
mampu berperan aktif dalam penyerapan tenaga kerja.
d.
Peningkatan kualitas hubungan industrial dan perlindungan
hak-hak pekerja terkait dengan masalah rekruitmen, pengupahan,
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), perlindungan keselamatan dan
kesehatan serta hak-hak pekerja lainnya.
e.
Perluasan akses UMKM dan Koperasi kepada sumber-sumber
permodalan, inovasi dan teknologi produksi, serta pemasaran
global.
f.
Perbaikan lingkungan usaha dan penyederhanaan perijinan
kegiatan usaha dan investasi.
g.
Peningkatan kuantitas dan kualitas institusi pendukung yang
menjalankan
fungsi
intermediasi
sebagai
penyedia
jasa
pengembangan usaha, teknologi, menejemen, pemasaran dan
informasi,
h.
Pengembangan UMKM dan Koperasi melalui pendekatan klaster di
sektor agro industri disertai dengan pemberian kemudahan dalam
pengelolaan usaha,
i.
Pengembangan UMKM dan Koperasi agar makin berperan dalam
proses industrialisasi, perkuatan keterkaitan industri, percepatan
pengalihan teknologi dan peningkatan kualitas SDM serta
perkuatan struktur perekonomian daerah,
j.
Pengintegrasian
pengembangan
usaha
dalam
konteks
pengembangan regional melalui kerjasama antar daerah sesuai
dengan karakteristik dan potensi unggulan daerah,
k.
Pengembangan UMKM dan Koperasi untuk makin berperan sebagai
penyedia barang dan jasa pada pasar domestik yang makin berdaya
saing dengan produk impor,
l.
Pengembangan koperasi yang diarahkan dan difokuskan pada
upaya untuk memenuhi dan memperkuat tatanan kelembagaan dan
organisasi koperasi di tingkat makro, meso maupun mikro.
m.
Peningkatan investasi di sektor industri, perdagangan maupun jasa
lainnya baik yang dilakukan oleh usaha besar, UMKM dan koperasi.
n.
Peningkatan
pelayanan
prosedur
perijinan
dalam
rangka
pengembangan pelayanan perijinan terpadu satu pintu/
one stop
services
(OSS).
o.
Peningkatan promosi investasi dengan melakukan gelar potensi
dalam event-event pameran, workshop, promosi dan forum temu
usaha dan bisnis.
p.
Peningkatan daya saing produk unggulan daerah, melalui
penyerapan dan perekayasaan teknologi serta pengembangan sentra
(14)
dan klaster industri.
q.
Peningkatan dan pengembangan program-program rehabilitasi dan
pemeliharaan
prasarana
dan
fasilitas
perhubungan
serta
transportasi,
r.
Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja di masyarakat,
melalui berbagai bentuk program dan media yang akan diupayakan
baik oleh pemerintah daerah sendiri maupun dengan menjalin
kerjasama dengan pihak ketiga.
s.
Peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat, melalui berbagai
program kemitraan dengan pihak ketiga dalam bentuk penyusunan
informasi bursa kerja, pelatihan tenaga kerja siap pakai, dan
sebagainya.
t.
Penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi pelaku UMKM, baik
melalui berbagai regulasi yang mendukung usaha maupun dengan
programprogram fasilitasi yang memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya UMKM dengan cepat.
u.
Pengembangan ruang dan daya dukung ekspansi usaha dari para
pelaku UMKM, melalui upaya review dan revisi produk hukum yang
menghambat usaha, pemberian insentif untuk usaha-usaha
prospektif, pendidikan masyarakat ramah investasi.
v.
Pengembangan lembaga keuangan/pembiayaan mikro sampai pada
tingkat kelurahan dengan fasilitas permodalan yang semakin
ditingkatkan.
w.
Peningkatan program-program promosi dan kerjasama investasi
dengan berbagai pihak, yang mendorong percepatan kemajuan
perekonomian daerah.
x.
Peningkatan hasil-hasil produk pertanian dalam arti luas,
khususnya dari hasil budidaya peternakan yang menunjang
tumbuh berkembangnya agroindustri.
y.
Peningkatan program-program penataan dan pembinaan serta
pemberdayaan PKL (Pedagang Kaki Lima) sebagai penunjang
keberadaan sektor informal.
z.
Peningkatan kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak dalam
upaya memperbesar perdagangan internasional atau peningkatan
dan pengembangan ekspor.
aa.
Peningkatan jalinan kemitraan dengan berbagai pihak untuk
pengembangan pemasaran dan destinasi obyek wisata.
Sasaran
a.
Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi daerah yang diukur dari
perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB);
b.
Meningkatnya daya beli dan kesejahteraan masyarakat yang diukur
dari semakin meningkatnya pendapatan per kapita penduduk;
c.
Semakin mantapnya struktur perekonomian daerah yang didukung
oleh semakin meningkatnya peran dan fungsi UMKM dan koperasi;
d.
Meningkatnya kegiatan investasi dalam mendukung peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja bagi
masyarakat;
(15)
e.
Meningkatnya upaya pengendalian stabilitas harga yang diukur dari
tingkat inflasi daerah dalam rangka mewujudkan iklim usaha yang
lebih kondusif bagi dunia usaha terutama UMKM dan koperasi;
f.
Meningkatnya ketersediaan dan aksesibilitas terhadap lembaga
keuangan atau pembiayaan mikro atas prakarsa pemerintah sampai
pada tingkat kelurahan;
g.
Meningkatnya sektor industri jasa dalam menunjang pertumbuhan
perekonomian kota;
h.
Meningkatnya hasil-hasil produk pertanian dalam arti luas yang
menunjang tumbuh berkembangnya agroindustri;
i.
Meningkatnya sarana prasarana perdagangan daerah, khususnya
ketersediaan pasar baik pasar tradisional maupun modern;
j.
Meningkatnya klaster-klaster industri kecil dan menengah sebagai
sentra perekonomian berbasis masyarakat;
k.
Meningkatnya daya saing UMKM dan koperasi yang didukung oleh
kemampuan dan penguasaan iptek dalam sistem produksi;
l.
Meningkatnya program-program penataan dan pembinaan PKL
(Pedagang Kaki Lima) sebagai penunjang keberadaan sektor
informal;
m.
Meningkatnya kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan volume dan nilai perdagangan internasional (ekspor);
n.
Semakin
meningkatnya
model-model
kemitraan
dalam
pengembangan pemasaran dan destinasi obyek wisata.
Prioritas Pembangunan
a.
Pengembangan lapangan kerja sesuai dengan ketersediaan dan
spesifikasi keahlian yang dimiliki tenaga kerja;
b.
Pengembangan kualitas tenaga kerja melalui pendidikan latihan
professional dalam rangka meningkatkan kompetensi;
c.
Pengembangan sentra-sentra industri kecil dan menengah agar
mampu berperan aktif dalam penyerapan tenaga kerja;
d.
Pengembangan kualitas hubungan industrial dan perlindungan
hak-hak pekerja terkait dengan masalah rekruitmen, pengupahan,
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), perlindungan keselamatan dan
kesehatan serta hak-hak pekerja lainnya;
e.
Pengembangan akses UMKM dan Koperasi kepada sumber-sumber
permodalan, inovasi dan teknologi produksi, serta pemasaran
global;
f.
Pengembangan perbaikan lingkungan usaha dan penyederhanaan
perijinan kegiatan usaha dan investasi;
g.
Pengembangan kualitas institusi pendukung yang menjalankan
fungsi intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan usaha,
teknologi, menejemen, pemasaran dan informasi;
h.
Pengembangan UMKM dan Koperasi melalui pendekatan klaster di
sektor agro industri disertai dengan pemberian kemudahan dalam
pengelolaan usaha;
i.
Pengembangan UMKM dan Koperasi agar makin berperan dalam
proses industrialisasi, perkuatan keterkaitan industri, percepatan
(16)
pengalihan teknologi dan peningkatan kualitas SDM serta
perkuatan struktur perekonomian daerah;
j.
Pengembangan usaha dalam konteks pengembangan regional yang
terintegrasi melalui kerjasama antar daerah sesuai dengan
karkateristik dan potensi unggulan daerah;
k.
Pengembangan UMKM dan Koperasi untuk makin berperan sebagai
penyedia barang dan jasa pada pasar domestik yang makin berdaya
saing dengan produk impor;
l.
Pengembangan koperasi yang diarahkan dan difokuskan pada
upaya untuk memenuhi dan memperkuat tatanan kelembagaan dan
organisasi koperasi di tingkat makro, meso maupun mikro;
m.
Pengembangan
Peningkatan
investasi
di
sektor
industri,
perdagangan maupun jasa lainnya baik yang dilakukan oleh usaha
besar, UMKM dan koperasi;
n.
Pengembangan system pelayanan prosedur perijinan dalam rangka
khususnya pengembangan pelayanan perijinan satu pintu/
one stop
services (OSS);
o.
Pengembangan promosi investasi dengan melakukan gelar potensi
dalam
event-event
pameran,
workshop
, promosi dan forum temu
usaha dan bisnis;
p.
Pengembangan daya saing produk unggulan daerah, melalui
penyerapan dan perekayasaan teknologi serta pengembangan sentra
dan klaster industri;
q.
Pengembangan program-program rehabilitasi dan pemeliharaan
prasarana dan fasilitas perhubungan serta transportasi;
r.
Pengembangan kualitas dan produktivitas tenaga kerja di
masyarakat, melalui berbagai bentuk program dan media yang akan
diupayakan baik oleh pemerintah daerah sendiri maupun dengan
menjalin kerjasama dengan pihak ketiga;
s.
Pengembangan kesempatan kerja bagi masyarakat, melalui berbagai
program kemitraan dengan pihak ketiga dalam bentuk penyusunan
informasi bursa kerja, pelatihan tenaga kerja siap pakai, dan
sebagainya;
t.
Pengembangan iklim usaha yang kondusif bagi pelaku UMKM, baik
melalui berbagai regulasi yang mendukung usaha maupun dengan
programprogram fasilitasi yang memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya UMKM dengan cepat;
u.
Pengembangan ruang dan daya dukung ekspansi usaha dari para
pelaku UMKM, melalui penghapusan produk hukum yang
menghambat usaha, pemberian insentif untuk usaha-usaha
prospektif, pendidikan masyarakat ramah investasi, dan sebagainya;
v.
Pengembangan lembaga keuangan/pembiayaan mikro sampai pada
tingkat kelurahan dengan fasilitas permodalan yang semakin
ditingkatkan;
w.
Pengembangan
program-program
peningkatan
promosi
dan
kerjasama investasi dengan berbagai pihak, yang mendorong
percepatan kemajuan perekonomian daerah;
(17)
x.
Pengembangan hasil-hasil produk pertanian dalam arti luas,
khususnya dari hasil budidaya peternakan yang menunjang
tumbuh berkembangnya agroindustri;
y.
Pengembangan program-program penataan dan pembinaan serta
pemberdayaan PKL (Pedagang Kaki Lima) sebagai penunjang
keberadaan sektor informal;
z.
Pengembangan kerjasama Peningkatan kerjasama kemitraan
dengan berbagai pihak dalam upaya memperbesar perdagangan
internasional atau peningkatan dan pengembangan ekspor;
aa.
Pengembangan jalinan kemitraan dengan berbagai pihak untuk
pengembangan pemasaran dan destinasi obyek wisata.
5.Mewujudkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
Tujuan
Terwujudnya lingkungan hidup yang aman, nyaman dan sehat
Arah Kebijakan
a.
Peningkatan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berbasis
ekosistem dan melibatkan setiap pemangku kepentingan.
b.
Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi masyarakat secara bijaksana dan terkendali dengan tetap
memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup
yang sehat.
c.
Peningkatan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi yang
optimal antar institusi dan pemangku kepentingan dalam
pemberian pelayanan di bidang lingkungan hidup.
d.
Peningkatan kualitas hidup sosial melalui peningkatan peran
kelembagaan dan pranata sosial serta penghormatan terhadap
pengetahuan dan kearifan lokal (
local wisdom
) dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
e.
Peningkatan penataan kembali ruang-ruang publik sesuai dengan
fungsi atau peruntukannya.
f.
Peningkatan dan pengembangan penataan wajah kota dan
menciptakan ikon kota.
g.
Pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan Daerah
tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan dokumen
tata ruang yang lebih detail lainnya.
h.
Pengembangan dan pengelolaan persampahan kota secara baik,
benar dan berkesinambungan.
i.
Peningkatan optimalisasi pola pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan, baik melalui penyuluhan dan pembenahan
terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
j.
Peningkatan optimalisasi program-program pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH), baik secara mandiri maupun dengan
mengadakan jalinan kerjasama dengan pihak lain.
k.
Peningkatan optimalisasi dan fasilitasi pengembangan sistem
informasi dan sistem pendaftaran tanah.
(18)
Sasaran
a.
Meningkatnya ruang-ruang publik yang dapat dipergunakan sesuai
dengan fungsi atau peruntukannya;
b.
Semakin tertatanya infrastruktur kota yang berkarakter Surakarta
(
city branded
);
c.
Semakin terkendalinya pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan
Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK);
d.
Semakin
meningkatnya
pola
pengelolaan
dan
pelestarian
lingkungan serta pola pengendalian terhadap pencemaran dan
perusakan lingkungan;
e.
Semakin terciptanya lingkungan hidup yang baik dan sehat;
f.
Semakin
optimalnya
pengembangan
sistem
informasi
dan
pendaftaran tanah.
Prioritas Pembangunan
a.
Pengembangan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berbasis
ekosistem dan melibatkan setiap pemangku kepentingan;
b.
Pengembangan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi masyarakat secara bijaksana dan terkendali dengan tetap
memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
c.
Pengembangan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi yang
optimal antar institusi dan pemangku kepentingan dalam
pemberian pelayanan di bidang lingkungan hidup;
d.
Pengembangan kualitas hidup sosial melalui peningkatan peran
kelembagaan dan pranata sosial serta penghormatan terhadap
pengetahuan dan kearifan lokal (
local wisdom
) dalam pengelolaan
e.
lingkungan hidup;
f.
Pengembangan penataan kembali ruang-ruang publik sesuai dengan
fungsi atau peruntukannya;
g.
Pengembangan penataan wajah kota (
city beauty
) dan menciptakan
ikon kota;
h.
Pengembangan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan
Peraturan Daerah tentang RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang
Kota) dan dokumen tata ruang yang lebih detail lainnya;
i.
Pengembangan dan pengelolaan persampahan kota secara baik,
benar dan berkesinambungan;
j.
Pengembangan optimalisasi pola pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan
k.
Pengembangan
peraturan
perundangan
yang
berlaku,
pengembangan optimalisasi program-program pengelolaan RTH
(Ruang Terbuka Hijau), baik secara mandiri maupun dengan
mengadakan jalinan kerjasama dengan pihak lain;
l.
Pengembangan optimalisasi lingkungan hidup yang baik dan sehat
dalam menunjang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik
paripurna maupun mandiri;
m.
Pengembangan optimalisasi dan fasilitasi pengembangan sistem
informasi dan sistem pendaftaran tanah.
(19)
6.
Mewujudkan perlindungan sosial
Tujuan
Terciptanya jaminan perlindungan sosial bagi masyarakat yang
mendorong kepada terwujudnya kesejahteraan
Arah Kebijakan
a.
Pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan
jumlah keluarga kecil yang berkualitas melalui peningkatan akses
dan kualitas pelayanan KB, informasi, edukasi bagi pasangan usia
subur tentang hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi.
b.
Peningkatan kualitas pengelolaan data dan informasi serta
administrasi kependudukan dalam mendukung kebijakan bidang
kependudukan.
c.
Penyelenggaraan
promosi
kesehatan
reproduksi
remaja,
pemahaman dan pencegahan HIV/AIDS dan bahaya NAPZA,
termasuk advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan konseling
bagi masyarakat, keluarga dan remaja.
d.
Penguatan dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap
penyelenggaraan program kesehatan reproduksi remaja yang
mandiri.
e.
Pengembangan kebijakan pelayanan KB, Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) dalam mendorong peran serta masyarakat dalam KB
dan Kesehatan Reproduksi;
f.
Peningkatan akses dan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
dengan melakukan penyelenggaraan promosi dan pemenuhan hak
kesehatan reproduksi termasuk advokasi, komunikasi, informasi,
edukasi dan konseling.
g.
Penyelenggaraan advokasi, KIE dan konseling bagi keluarga tentang
pola asuh dan tumbuh kembang anak, kebutuhan dasar keluarga,
akses terhadap sumberdaya ekonomi dan peningkatan kualitas
lingkungan keluarga.
h.
Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan kewirausahaan
melalui pelatihan teknis dan manajemen usaha terutama bagi
keluarga miskin dan kelompok usaha peningkatan pendapatan
keluarga sejahtera (UPPKS);
i.
Pengembangan
cakupan
dan
kualitas
UPPKS
melalui
penyelenggaraan pendampingan/magang bagi para kader/anggota
kelompok UPPKS;
j.
Pengembangan cakupan dan kualitas kelompok bina keluarga bagi
keluarga dengan balita, remaja dan lanjut usia;
k.
Pengembangan sistem pengelolaan dan informasi termasuk personil,
sarana dan prasarana dalam memperkuat kelembagaan keluarga
kecil berkualitas;
l.
Peningkatan kemampuan tenaga lapangan dan kemandirian
kelembagaan KB yang berbasis masyarakat, termasuk promosi
kemandirian dalam ber KB;
m.
Peningkatan kualitas hidup penyandang masalah kesejahteraan
sosial sesuai harkat dan martabat kemanusiaan;
(20)
n.
Peningkatan kemampuan dan kepedulian sosial masyarakat dalam
pelayanan
kesejahteraan
sosial
secara
melembaga
dan
berkelanjutan;
o.
Peningkatan ketahanan sosial individu, keluarga dan komunitas
masyarakat dalam mencegah dan menangani permasalahan sosial;
p.
Penyusunan
sistem
dan
peningkatan
kualitas
menejemen
perlindungan sosial masyarakat;
q.
Peningkatan penataan sistem administrasi kependudukan sampai di
tingkat kelurahan secara baik.
r.
Peningkatan kebijakan publik yang baik dan serasi dalam upaya
peningkatan kualitas anak dan perempuan.
s.
Peningkatan dan penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender
dan anak.
t.
Peningkatan optimalisasi pembinaan dan peran serta masyarakat
dalam pelayanan KB/KS (Keluarga Berencana/Keluarga Sejahtera)
yang mandiri.
u.
Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pendamping kelompok bina
keluarga sejahtera.
v.
Peningkatan pola pembinaan terhadap anak terlantar dan
penyandang cacat serta penyandang penyakit sosial lainnya.
Sasaran
a.
Semakin meningkatnya kualitas hidup penyandang masalah
kesejahteraan sosial sesuai harkat dan martabat kemanusiaan;
b.
Semakin meningkatnya kemampuan dan kepedulian sosial
masyarakat
dalam
pelayanan
kesejahteraan
sosial
secara
melembaga dan berkelanjutan;
c.
Semakin meningkatnya ketahanan sosial individu, keluarga dan
komunitas
masyarakat
dalam
mencegah
dan
menangani
permasalahan sosial;
d.
Semakin tertatanya sistem dan meningkatnya kualitas manajemen
perlindungan sosial dan implementasi pengarusutamaan
gender
;
e.
Semakin tertatanya sistem administrasi kependudukan sampai di
tingkat kelurahan secara baik;
f.
Semakin terciptanya kebijakan publik yang baik dan serasi dalam
upaya peningkatan kualitas anak dan perempuan;
g.
Semakin optimalnya pembinaan dan peran serta masyarakat dalam
pelayanan KB/KS (Keluarga Berencana/Keluarga Sejahtera) yang
mandiri.
Prioritas Pembangunan
a.
Pengembangan pola pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan jumlah keluarga kecil yang berkualitas dengan
peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB, informasi, edukasi
bagi pasangan usia subur tentang hak-hak reproduksi dan
kesehatan reproduksi;
b.
Pengembangan kualitas pengelolaan data dan informasi serta
administrasi kependudukan dalam mendukung kebijakan bidang
kependudukan;
(21)
c.
Pengembangan penyelenggaraan promosi kesehatan reproduksi
remaja, pemahaman dan pencegahan HIV/AIDS dan bahaya NAPZA,
termasuk Advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan konseling
bagi masyarakat, keluarga dan remaja;
d.
Pengembangan dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap
penyelenggaraan program kesehatan reproduksi remaja yang
mandiri;
e.
Pengembangan kebijakan pelayanan KB, Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) dalam mendorong peran serta masyarakat dalam KB
dan dan Kesehatan Reproduksi;
f.
Pengembangan akses dan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
dengan melakukan penyelenggaraan promosi dan pemenuhan hak
kesehatan reproduksi termasuk advokasi, komunikasi, informasi,
edukasi dan konseling;
g.
Pengembangan penyelenggaraan advokasi, KIE dan konseling bagi
keluarga tentang pola asuh dan tumbuh kembang anak, kebutuhan
dasar keluarga, akses terhadap sumberdaya ekonomi dan
peningkatan kualitas lingkungan keluarga;
h.
Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan kewirausahaan
melalui pelatihan teknis dan manajemen usaha terutama bagi
keluarga miskin dan kelompok usaha peningkatan pendapatan
keluarga sejahtera (UPPKS);
i.
Pengembangan
cakupan
dan
kualitas
UPPKS
melalui
penyelenggaraan pendampingan/magang bagi para kader/anggota
kelompok UPPKS;
j.
Pengembangan cakupan dan kualitas kelompok bina keluarga bagi
keluarga dengan balita, remaja dan lanjut usia;
k.
Pengembangan sistem pengelolaan dan informasi termasuk personil,
sarana dan prasarana dalam memperkuat kelembagaan keluarga
kecil berkualitas;
l.
Pengembangan kemampuan tenaga lapangan dan kemandirian
kelembagaan KB yang berbasis masyarakat, termasuk promosi
kemandirian dalam ber KB;
m.
Pengembangan kualitas hidup penyandang masalah kesejahteraan
sosial sesuai harkat dan martabat kemanusiaan;
n.
Pengembangan kemampuan dan kepedulian sosial masyarakat
dalam pelayanan kesejahteraan sosial secara melembaga dan
berkelanjutan;
o.
Pengembangan ketahanan sosial individu, keluarga dan komunitas
masyarakat dalam mencegah dan menangani permasalahan sosial;
p.
Pengembangan sistem dan peningkatan kualitas menejemen
perlindungan sosial masyarakat di kota;
q.
Pengembanngan sistem administrasi kependudukan sampai di
tingkat kelurahan secara baik;
r.
Pengembangan kebijakan publik yang baik dan serasi dalam upaya
peningkatan kualitas anak dan perempuan;
s.
Pengembangan dan penguatan kelembagaan pengarusutamaan
gender dan anak;
(22)
t.
Pengembangan optimalisasi pembinaan dan peran serta masyarakat
dalam pelayanan KB/KS (Keluarga Berencana/Keluarga Sejahtera)
yang mandiri;
u.
Pengembangan jumlah dan kualitas tenaga pendamping kelompok
bina keluarga sejahtera;
v.
Pengembangan pola pembinaan terhadap anak terlantar dan
penyandang cacat serta penyandang penyakit sosial lainnya di kota.
7.
Mewujudkan Kualitas Dan Kuantitas Sarana dan Prasarana
Perkotaan
Tujuan
a.
Terwujudnya infrastruktur kota yang baik
b.
Terciptanya pelayanan sarana dan prasarana yang mendorong
aktifitas sosial, ekonomi dan budaya.
Arah Kebijakan
a.
Peningkatan sarana prasarana perhubungan (jalan dan jembatan)
serta transportasi masyarakat dalam rangka memantapkan
distribusi barang jasa dan penumpang;
b.
Peningkatan ketersediaan fasilitas rumah murah yang dapat
dijangkau oleh sebagian besar masyarakat pada berbagai lapisan
pendapatan.
c.
Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga listrik dan sumber energi
lainnya dalam rangka mendukung produktivitas masyarakat;
d.
Peningkatan jumlah dan kualitas sarana prasarana komunikasi dan
informatika dalam rangka meningkatkan kelancaran kegiatan sosial
budaya dan ekonomi masyarakat;
e.
Peningkatan jumlah dan kualitas sarana prasarana lingkungan yang
meliputi air minum, sanitasi dan drainase, pengelolaan sampah
serta instalasi pengolah air limbah dalam rangka meningkatkan
lingkungan yang bersih dan nyaman;
f.
Peningkatan sarana prasarana penanggulangan dan antisipasi
terhadap bencana yang mengancam tata kehidupan sosial, ekonomi
dan budaya masyarakat.
Sasaran
a.
Semakin meningkatnya jumlah dan kualitas sarana prasarana
perhubungan (jalan dan jembatan) serta transportasi masyarakat
dalam rangka memantapkan distribusi barang jasa dan penumpang;
b.
Semakin meningkatnya jumlah dan kualitas tenaga listrik dan
sumber energi lainnya dalam rangka mendukung produktivitas
masyarakat;
c.
Semakin meningkatnya jumlah dan kualitas sarana prasarana
komunikasi
dan
informatika
dalam
rangka
meningkatkan
kelancaran kegiatan sosial budaya dan ekonomi masyarakat;
d.
Semakin meningkatnya ketersediaan jumlah dan kualitas sarana
perumahan dalam rangka meningkatkan kehidupan masyarakat
yang lebih layak;
(23)
e.
Semakin meningkatnya jumlah dan kualitas sarana prasarana
lingkungan yang meliputi air minum, sanitasi dan drainase,
pembuangan sampah dan instalasi pengolahan air limbah dalam
rangka meningkatkan lingkungan yang nyaman,
f.
Semakin meningkatnya sarana prasarana penanggulangan dan
antisipasi terhadap bencana yang mengancam tata kehidupan
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Prioritas Pembangunan
a.
Pengembangan sarana prasarana perhubungan (jalan dan jembatan)
serta transportasi masyarakat dalam rangka memantapkan
distribusi barang jasa dan penumpang;
b.
Pengembangan ketersediaan fasilitas rumah murah yang dapat
dijangkau oleh sebagian besar masyarakat pada berbagai lapisan
pendapatan;
c.
Pengembangan jumlah dan kualitas tenaga listrik dan sumber
energi lainnya dalam rangka mendukung produktivitas masyarakat;
d.
Pengembangan jumlah dan kualitas sarana prasarana komunikasi
dan informatika dalam rangka meningkatkan kelancaran kegiatan
sosial budaya dan ekonomi masyarakat;
e.
Pengembangan jumlah dan kualitas sarana prasarana lingkungan
yang meliputi air minum, sanitasi dan drainase, pembuangan
sampah dan instalasi pengolah air limbah dalam rangka
meningkatkan lingkungan yang nyaman;
f.
Pengembangan sarana prasarana penanggulangan dan antisipasi
terhadap bencana yang mengancam tata kehidupan sosial, ekonomi
dan budaya masyarakat.
Keterkaitan antara visi, misi dan tujuan/sasaran pembangunan
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1. Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan
RPJPD Kota Surakarta tahun 2005-2025
No Visi/Misi Tujuan Sasaran
A Visi:
Surakarta Kota Budaya, Mandiri, Maju dan Sejahtera
B Misi
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas
Terwujudnya sumber daya manusia
berkualitas dan berdaya saing tinggi
a. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia yang ditandai dengan meningkatnya Indek Pembangunan Manusia (IPM);
b. Meningkatnya angka partisipasi pendidikan yang meliputi Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) di semua tingkatan pendidikan;
c. Meningkatnya kualitas lulusan peserta didik yang didukung dengan meningkatnya kualitas pendidikan di semua tingkatan, infrastruktur pendidikan dan tenaga kependidikan;
(24)
No Visi/Misi Tujuan Sasaran
didukung oleh semakin meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan luar sekolah;
e. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang didukung oleh semakin meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan;
f. Meningkatnya mutu dan standar pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan terutama yang dapat dijangkau oleh sebagian besar masyarakat tidak mampu; g. Meningkatnya daya saing sumber daya
manusia (SDM) yang didukung dengan semakin meningkatnya kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; h. Semakin tingginya nilai-nilai spiritualitas dan
moralitas masyarakat sebagai cermin masyarakat berbudaya dan berakhlaq mulia sesuai nilai-nilai falsafah Pancasila yang berlandaskan kepada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; i. Meningkatnya iklim yang kondusif bagi
generasi muda di dalam mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi, minat dan bakat di bidang seni budaya dan olah raga;
j. Meningkatnya pendidikan seni dan kebudayaan di sekolah-sekolah serta meningkatnya fasilitasi terhadap keragaman budaya daerah di masyarakat;
k.
Semakin meningkatnya jalinan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengelolaan kekayaan budaya daerah.2. Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan umum
Terciptanya pelayanan umum yang baik, efektif, efisien,
transparan dan
akuntabel, tanpa
diskriminasi berdasarkan standar pelayanan baku yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat
a. Meningkatnya pelayanan umum yang transparan, dan akuntabel di berbagai bidang kehidupan masyarakat dengan memperhatikan pelayanan minimal yang ditetapkan;
b. Meningkatnya penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang didukung dengan kuantitas dan kualitas serta profesionalisme aparatur pemerintah, kelembagaan yang mantap dan sarana prasarana yang memadai;
c. Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi dalam rangka penyempurnaan proses pembangunan di daerah;
d. Meningkatnya ketersediaan berbagai media untuk menyerap aspirasi masyarakat dalam rangka mengembangkan pembangunan daerah;
e. Semakin meningkatnya kapabilitas kelembagaan perwakilan rakyat dalam
(1)
No
Prioritas Misi RPJP Tahap ke-3 / Urusan
Sasaran Tahun 2016 Indikator Kinerja
Target Tahun 2016
Program SKPD
(1) (2) (3) (4) (5) (8)
tersumbat saluran
drainase/gorong-gorong
c. Program Pembangunan
turap/talud/brojong d.Program
rehabilitasi/pemeliha raan Jalan dan Jembatan
e. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
f. Program
pengendalian banjir g. Program
pengembangan
wilayah strategis dan cepat tumbuh
Persentase wilayah bebas banjir 95,00% Penyediaan infrastruktur
perhubungan seperti jalan, dan jaringan transportasi kota bagian Utara.
Panjang jalan Kota dalam kondisi baik
85,00% Panjang jembatan kota dalam
kondisi baik
95,00% Persentase pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana kebinamargaan
(2)
D. Arah Pengembangan Wilayah
Sesuai dengan Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Surakarta dalam RTRW Kota Surakarta, kegiatan pembangunan harus mematuhi pengaturan pola ruang baik berkaitan dengan kawasan lindung maupun kawasan budidaya sebagai berikut.
1.Kawasan perlindungan setempat seluas 401 ha meliputi 6 kawasan:
a.Kawasan I seluas 47 (empat puluh tujuh) ha, terletak di Kecamatan Jebres seluas 12 (dua belas) ha, Kecamatan Laweyan seluas 5 (lima) Ha dan Kecamatan Pasarkliwon seluas 30 (tiga puluh) ha;
b.Kawasan II seluas 46 (empat puluh enam) ha, terletak di Kecamatan Banjarsari seluas 2 (dua) ha dan Kecamatan Laweyan seluas 44 (empat puluh empat) ha;
c. Kawasan III seluas 46 (empat puluh enam) ha, terletak di Kecamatan Banjarsari;
d.Kawasan IV seluas 77 (tujuh puluh tujuh) ha, terletak di Kecamatan Banjarsari seluas 13 (tiga belas) ha dan Kecamatan Jebres seluas 64 (enam puluh empat) ha;
e. Kawasan V seluas 70 (tujuh puluh) ha, terletak di Kecamatan Banjarsari seluas 3 (tiga) ha dan Kecamatan Jebres seluas 67 (enam puluh tujuh) ha; dan
f. Kawasan VI seluas 115 (seratus lima belas) ha, terletak di Kecamatan Banjarsari seluas 40 (empat puluh) ha, Kecamatan Jebres seluas 58 (lima puluh delapan) ha, Kecamatan Laweyan seluas 7 (tujuh) ha, Kecamatan Pasarkliwon seluas 4 (empat) ha dan Kecamatan Serengan seluas 6 (enam) ha.
2.Penyediaan RTH untuk mencapai luasan minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah kota, dikembangkan RTH privat minimal 10% (sepuluh persen) dan RTH publik sebesar 20% (dua puluh persen) dari luas wilayah kota. Penyediaan RTH privat meliputi pekarangan rumah, perkantoran, pertokoan dan tempat usaha, kawasan peruntukkan industri, fasilitas umum, dengan luasan sekitar 446,32 ha atau sekitar 10,13% (sepuluh koma tiga belas persen) dari luas kota. Penyediaan RTH publik dengan luasan sekitar 882,04 ha atau sekitar 20,03% dari luas kota meliputi: (1) RTH taman kota/alun-alun/monumen; (2) RTH taman pemakaman; (3) RTH penyangga air (resapan air); (4) RTH jalur jalan kota; (5) RTH sempadan sungai; (6) RTH sempadan rel; (7) RTH pada tanah negara; dan (8)RTH kebun binatang.
3.Kawasan cagar budaya seluas 81 ha, ditetapkan di 3 lokasi sebagai berikut:
a.Kawasan I seluas 57 (lima puluh tujuh) ha yang tersebar di Kecamatan Laweyan seluas 4 (empat) ha dan Kecamatan Pasarkliwon seluas 53 (lima puluh tiga) ha;
b.Kawasan II seluas 15 (lima belas) ha, yang tersebar di Kecamatan Banjarsari; dan
c. Kawasan VI seluas 9 (sembilan) ha yang tersebar di Kecamatan Banjarsari.
(3)
a.Kawasan sepanjang sisi Sungai Bengawan Solo dan sekitarnya, dengan lokasi:
1)Kecamatan Jebres di Kelurahan Gandekan, Kelurahan Jagalan, Kelurahan jebres, Kelurahan Kepatihan Wetan, Kelurahan Mojosongo, Kelurahan Pucang Sawit, Kelurahan Purwodiningratan, Kelurahan Sewu, dan Kelurahan Sudiroprajan;
2)Kecamatan Pasarkliwon di Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan Gajahan, Kelurahan Joyosuran, Kelurahan Kauman, Kelurahan Kedung Lumbu, Kelurahan Pasarkliwon, Kelurahan Sangkrah, Kelurahan Semanggi; dan
3)Kecamatan Serengan di Kelurahan Danukusuman, Kelurahan Jayengan, Kelurahan Joyotakan, Kelurahan Kemlayan, Kelurahan Kratonan, Kelurahan Serengan, dan Kelurahan Tipes.
b.Kawasan Rawan Bencana Banjir di sepanjang Kali Pepe, Meliputi: Kelurahan Banyuanyar dan Sumber.
5.Kawasan peruntukan industri meliputi:
a.Industri rumah tangga meliputi: a. industri rumah tangga mebel di Jalan Jend. Ahmad Yani, Kecamatan Banjarsari; b. industri rumah tangga pembuatan shuttle cock dan gitar di Kecamatan Pasarkliwon; c. industri pengolahan tahu dan tempe di Kelurahan Mojosongo-Kecamatan Jebres; dan d. industri pembuatan sangkar burung di Kelurahan Mojosongo-Kecamatan Jebres.
b.Industri kreatif meliputi industri batik di Kecamatan Pasarkliwon dan Kecamatan Laweyan.
6.Kawasan peruntukkan pariwisata terdiri dari pariwisata cagar budaya dan nilai-nilai tradisional, pariwisata sejarah, pariwisata belanja dan pariwisata kuliner serta transportasi pariwisata. Kawasan pariwisata cagar budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional terletak di Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari, dan Kecamatan Pasarkliwon. Kawasan pariwisata belanja meliputi: wisata belanja batik di Kecamatan Pasarkliwon dan Kecamatan Laweyan; dan wisata barang antik di Pasar Antik Triwindu, Kecamatan Banjarsari. Kawasan pariwisata kuliner tersebar di wilayah kota.
7.Kawasan peruntukkan permukiman dikembangkan seluas 2.275 (dua ribu dua ratus tujuh puluh lima) ha, yang tersebar di seluruh wilayah Kota. Pengembangan perumahan vertikal berupa Rumah Susun Sewa (Rusunawa) di Kecamatan Jebres dan Kecamatan Serengan.
8.Kawasan peruntukkan permukiman meliputi:
a.Kawasan permukiman kepadatan tinggi dengan sebaran di:
1)Kawasan I seluas 464 (empat ratus enam puluh empat) ha yaitu di: Kecamatan Jebres seluas 62 (enam puluh dua) ha; Kecamatan Laweyan seluas 111 (seratus sebelas) ha; Kecamatan Pasarkliwon seluas 186 (seratus delapan puluh enam) ha; Kecamatan Serengan seluas 105 (seratus lima) ha;
2)Kawasan II seluas 166 (seratus enam puluh enam) ha di Kecamatan Laweyan;
(4)
3)Kawasan V seluas 91 (Sembilan puluh satu) ha yaitu di: Kecamatan Banjarsari seluas 15 (lima belas) ha; dan Kecamatan Jebres seluas 76 (tujuh puluh enam) ha;
4)Kawasan VI seluas 218 (dua ratus delapan belas) ha di: Kecamatan Banjarsari seluas 123 (seratus dua puluh tiga) ha; Kecamatan Jebres seluas 32 (tiga puluh dua) ha; Kecamatan Laweyan seluas 55 (lima puluh lima) ha; Kecamatan Pasarkliwon seluas 5 (lima) ha; dan Kecamatan Serengan seluas 3 (tiga) ha.
c. Kawasan permukiman kepadatan sedang dengan sebaran di:
1) Kawasan II seluas 153 (seratus tujuh puluh empat) ha di Kecamatan Banjarsari seluas 37 (tiga puluh tujuh) ha, dan Kecamatan Laweyan seluas 116 (seratus enam belas) ha;
2) Kawasan III seluas 192 (seratus Sembilan puluh dua) ha di Kecamatan Banjarsari;
3) Kawasan IV seluas 360 (tiga seratus enam puluh) ha di Kecamatan Banjarsari seluas 18 (delapan belas) ha; dan Kecamatan Jebres seluas 342 (tiga ratus empat puluh dua) ha;
4) Kawasan V seluas 186 (seratus delapan puluh enam) ha di Kecamatan Jebres; dan
5) Kawasan VI seluas 16 (enam belas) ha yang terletak di Kecamatan Banjarsari.
c. Kawasan permukiman kepadatan rendah dengan sebaran di:
1) Kawasan II seluas 183 (seratus delapan puluh tiga) ha di Kecamatan Laweyan;
2) Kawasan III seluas 178 (seratus tujuh puluh delapan) ha di Kecamatan Banjarsari;
3) Kawasan IV seluas 27 (dua puluh tujuh) ha di Kecamatan Banjarsari; dan
4) Kawasan VI seluas 41 (empat puluh satu) ha di Kecamatan Laweyan. 9. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa meliputi Pasar tradisional berada di wilayah Kelurahan Kauman, Kelurahan Kemlayan, Kelurahan Semanggi, Kelurahan Sudiroprajan, Kelurahan Nusukan, Kelurahan Danukusuman, Kelurahan Panjang, Kelurahan Purwosari, Kelurahan Karangasem, Kelurahan Manahan, Kelurahan Sriwedari, Kelurahan Ketelan, Kelurahan Keprabon, Kelurahan Mojosongo dan Kelurahan Pasarkliwon. Pusat perbelanjaan meliputi pengembangan perdagangan skala regional kota di Kelurahan Setabelan-Kecamatan Banjarsari, Kelurahan Danukusuman, Kelurahan Serengan, Kelurahan Kedung Lumbu-Kecamatan Pasarkliwon dan Kelurahan Panularan-Kecamatan Laweyan berupa perdagangan grosir dan pasar besar.
10. Kawasan peruntukan perkantoran dikembangkan seluas 19 ha, yaitu: a.Kawasan I seluas 1 (satu) ha, yaitu di Kecamatan Laweyan;
b.Kawasan II seluas 6 (enam) ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 5 (lima) ha dan Kecamatan Laweyan seluas 1 (satu) ha;
c. Kawasan V seluas 4 (empat) ha yaitu di Kecamatan Jebres; dan d.Kawasan VI seluas 8 (delapan) ha yaitu di Kecamatan Pasarkliwon. Kawasan RTNH dikembangkan seluas 7 (tujuh) ha yang tersebar di
(5)
a.RTNH di kawasan I seluas 3 (tiga) ha, terletak di Kecamatan Jebres seluas 1 (satu) ha dan Kecamatan Pasarkliwon seluas 2 (dua) Ha;
b.RTNH di kawasan III seluas 2 (dua) ha, terletak di Kecamatan Banjarsari; dan RTNH di kawasan V seluas 2 (dua) ha, terletak di Kecamatan Jebres.
12. Kawasan peruntukan kegiatan sektor informal meliputi:
a.Kawasan I, yaitu di Kelurahan Kedunglumbu, Kelurahan Jayengan, Kelurahan Kratonan dan Kelurahan Sriwedari-Kecamatan Pasarkliwon; b.Kawasan II, yaitu di Kelurahan Purwosari-Kecamatan Laweyan;
c. Kawasan V, yaitu di Kelurahan Jebres dan Kelurahan Purwodiningratan-Kecamatan Jebres;
d.Kawasan VI, yaitu di Kelurahan Manahan, Kelurahan Kepatihan Kulon, Kelurahan Nusukan-Kecamatan Banjarsari; dan
13. Kawasan peruntukan lain pertanian seluas sekitar 111 (seratus sebelas) ha yang terletak di Kecamatan Pasarkliwon, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Jebres, terdiri dari lahan pertanian basah dan lahan pertanian kering yang ditetapkan dan dipertahankan sebagai kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Lahan pertanian basah meliputi :
a.sawah di kawasan II seluas 32 (tiga puluh dua) ha, yaitu di Kecamatan Laweyan yang meliputi sawah di Kelurahan Karangasem seluas 24 (dua puluh empat) ha dan Kelurahan Jajar seluas 8 (delapan) ha;
b.sawah di kawasan III seluas 60 (enam puluh) ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari yang meliputi sawah di Kelurahan Banyuanyar seluas 24 (dua puluh empat) ha, Kelurahan Sumber seluas 21 (dua puluh satu) Ha dan sawah di Kelurahan Kadipiro seluas 15 (lima belas) ha; dan c. sawah di kawasan IV seluas 14 (empat belas) ha, yaitu di Kelurahan
Mojosongo-Kecamatan Jebres. Lahan pertanian kering meliputi:
a.lahan kering di kawasan IV seluas 2 (dua) ha, yaitu di Kelurahan Mojosongo-Kecamatan Jebres; dan
b.lahan kering di kawasan I seluas 3 (tiga) ha yaitu di Kelurahan Semanggi-Kecamatan Pasarkliwon.
14. Kawasan perikanan budidaya dialokasikan di perairan umum darat tersebar di Kelurahan Manahan, Kelurahan Sumber, Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Banjarsari dan Kelurahan Mojosongo-Kecamatan Jebres.Kawasan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan tersebar di Balekambang di depo Kelurahan Gilingan dan Kelurahan Manahan-Kecamatan Banjarsari.
15. Kawasan peruntukan lain pelayanan umum yang meliputi pendidikan, kesehatan dan peribadatan dikembangkan di seluruh wilayah kota.
16. Kawasan peruntukan lain pertahanan dan keamanan dikembangkan di seluruh wilayah kota dan meliputiKorem 074/Warastratama di Kecamatan Laweyan; Komando Distrik Militer (Kodim) 0735/Kota Surakarta di Kecamatan Banjarsari; Komando Rayon Militer (Koramil) yang terdapat di kecamatan-kecamatan di wilayah kota; Pusdiktop Kodiklat di Kecamatan Pasarkliwon; dan Kantor Polisi Militer di
(6)
Prioritas-prioritas program penataan ruang di Kota Surakarta tahun 2016 adalah sebagai berikut.
1. Penataan koridor-koridor kawasan strategis yang dapat meningkatkan
brand image kota.
2. Penataan bantaran-bantaran sungai sebagai upaya untuk meningkatkan peran sungai tidak sebatas pada fungsi drainase tetapi juga untuk fungsi wisata.
3. Penataan bantaran-bantaran sungai dan ruang-ruang terbuka yang iddle/mangkrak dalam rangka menambah ruang terbuka hijau kota dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui agrowisata dan dalam rangka mengurangi emisi gas kaca sebagaimana diamanatkan dalam MDG’s.
4. Penataan kawasan-kawasan kumuh perkotaan dengan program -program Rehab Rumah Tidak Layak Huni, Peningkatan sarana prasarana perumahan seperti jalan lingkungan, sanitasi, air bersih dan persampahan.
5. Terbangunnya pembangunan rumah-rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) dalam rangka mengatasi hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
6. Penataan sudut-sudut kota yang tidak terawat untuk pembuatan taman-taman atau fasilitas ruang terbuka lainnya.
7. Pembangunan kawasan strategis kota untuk pengembangan iptek melalui kawasan Solo Techno Park sebagai kawasan terpadu berbasis iptek.
8. Peningkatan revitalisasi kawasan-kawasan budaya sebagai kawasan yang didorong dalam rangka peningkatan potensi wisata di kota Solo.
9. Memacu pertumbuhan investasi di kawasan Solo Utara dengan cara: peningkatan infrastruktur dasar kota di kawasan Solo Utara dan pembangunan sarana dan prasarana kota yang dapat menjadi magnet untuk memacu pertumbuhan pembangunan yang mempunyai multiplier
effect yang tangguh.
10.Peningkatan kawasan-kawasan perbatasan dengan jalan peningkatan infrastruktur dan sarana prasarana lingkungan.
11.Menjalin kerjasama antardaerah terutama dengan kabupaten tetangga dalam rangka mengatasi transportasi di Kota Surakarta dan mendorong terbangunnya jalan lingkar kota.
12.Menjalin kerjasama daerah terutama dengan kabupaten tetangga dalam rangka mengatasi permasalahan infrastruktur dasar kota, seperti air minum dan persampahan.
13.Penataan jalur transportasi kota yang berbasis pada transportasi masal (BST).
14.Penataan jalur transportasi pada persimpangan sebidang dengan jalur kereta api.
15.Penataan ruang dalam rangka peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik maupun privat.