Produksi Kopi Metode Pelaksanaan Pengkajian

31 4.3. Mengetahui potensi produk bioindustri terhadap peningkatan produktivitas tanaman dan ternak

4.3.1. Produksi Kopi

Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas sangat penting pada sistem bioindustri. Peningkatan produksi dan mutu dapat diwujudkan melalui penerapan inovasi teknologi yang sudah teruji dan sudah banyak diaplikasikan pada perkebunan perkebunan kopi baik swasta maupun petani maju. Beberapa inovasi teknologi kopi yang sudah diterapkan pada kegiatan bioindustri antara lain peremajaan dengan sistem sambung, pemupukan dan pemangkasan. Peremajaan yang dikhususkan pada tanaman yang kurang atau tidak produktif dengan klon unggul lokal dan klon unggul yang sudah di lepas oleh Kementerian Pertanian yaitu Sintaro 1. Sedangkan pemupukan disesuaikan dengan hasil analisa tanah dengan menggunakan pupuk kimia dan pupuk kompos yang berbahan baku limbah kulit kopi yang berasal dari limbah pengolahan kopi milik petani setempat serta pemangkasan baik pemangkasan tanaman kopi maupun pemangkasan tanaman penaung. Dari 15 petani di Desa Talang Ulu baru dipanen sebanyak 10 petani Tabel10 dibawah ini. Tabel 10. Lahan petani kopi yang sudah dipanen petik merah di Desa Talang Ulu No Nama petani Pengamatan Ke.. I I I I I I 1 M Yamin v V v 2 Wan Karim v 3 Adi Rahmadi v V 4 Arpan v 5 I mron v 6 Bambang v 7 Miswan v 8 M Nur v V 9 Melian v 10 Susilawati v Dari 10 petani baru 1 orang yang sudah panen petik merah sebanyak 3 kali. Panen ini diperkirakan sebanyak 2 kali lagi. Dengan penerapan inovasi peremajaan sistem sambung, pemupukan dan pemangkasan yang dilakukan di lahan petani sangat berdampak terhadap peningkatan produksi, seperti pada Tabel 11. 32 Tabel 11. Produksi kopi petik merah petani Desa Talang Ulu yang sudah dipanen 3 kali gr pohon Sampai Dengan Bulan mei 2016 Nomor Pohon Pengamatan Jumlah gr I I I I I I I V V 1 147 474 552 - - 422 2 368 474 105 - - 947 3 196 187 - - 383 4 120 - - 120 5 776 - - 776 6 58 782 - - 840 7 681 - - 681 8 177 551 370 - - 1098 9 37 345 40 - - 422 10 163 149 445 - - 757 11 388 - - 388 12 55 331 695 - - 1081 13 626 - - 626 14 366 - - 366 15 34 168 313 - - 515 16 109 125 388 - - 622 17 1069 48 - - 1117 18 122 190 542 - - 854 19 66 356 - - 422 20 102 51 231 - - 384 Sumber: pengamatan lapangan Dari hasil pengamatan produksi petik merah yang dilakukan pada 20 pohon sampel memperlihatkan adanya variasi produksi yautu berkisar antara 120 - 1117 gr pohon atau rata rata 641,05 gr pohon. Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi diantaranya adalah ketersediaan hara pada tanah. Disamping pupuk kimia, penambahan kompos pada pertanaman kopi ternyata sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah.Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya mutunya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak. 33 Peningkatan mutu biji kopi saat ini sangat penting dilakukan. Faktor mutu merupakan salah satu persyaratan yang mulai dituntut oleh konsumen. Selain itu faktor lingkungan pada sistem produksi juga sering dijadikan pertimbangan dalam pembelian kopi. Hal penting yang berkaitan dengan perdagangan kopi di pasar internasional adalah bahwa sebagian besar negara pengimpor konsumen kopi mensyaratkan kandungan okratoksin-A OA yang sangat rendah atau bebas OA. Akhir akhir ini persyaratan impor produk pertanian di negara konsumen kopi semakin ketat terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan Raghuramulu dan Naidu, 2009. Secara umum kondisi perkopian di I ndonesia mutunya cukup memprihatinkan sehingga perlu ditindaklanjuti dengan melakukan perubahan dari budidaya, panen sampai penanganan pasca panen. Untuk menghitung Produksi kopi dalam satuan luas 1 hektar dapat menggunakan rumus dari rafafaka 2009. Cara menghitung hasil panen kopiyaitu dengan menggunakan komponen hasil tanaman kopi yaitu: : a. Jumlah tanaman per hektar 1600 b. Jumlah cabang produktif per tanaman 24 c. Jumlah dompolan per cabang produktif 11,2 d. Jumlah Buah per dompolan 34 e. I ndeks biji 120 buah 100 g f. Rendemen buah 20 untuk Robusta. Pada lahan seluas 1 hektar tanaman kopi memiliki populasi 1600 tanaman kopi, dalam satu kali musim panen rata-rata memiliki 24 cabang produktif dengan jumlah dompolan per cabang sebanyak 11,2 dompolan dan rata-rata buah kopi dompolan mencapai 34 buah, indeks biji 120 buah 100 gram serta rendemen kopi 20 , maka produksi kopi kering ha musim panen adalah sebagai berikut: 1600 x 24 x 11,2 x 34 x 100 120 x 20 = 2.437 kg biji kopi kering. Dibandingkan dengan pertanaman kopi sebelum penerapan inovasi yang hanya dengan produksi 700 – 900 kg ha. Maka dengan penerapan inovasi teknologi terjadi kenaikan produksi yang sangat signifikan yaitu lebih 2,7 – 3,5 kali lipat. Sedangkan dengan penerapan inovasi penyambungan tanpa diberi pupuk sama sekali memperlihatkan produksi yang lebih sedikit yaitu 1786 kg ha. Hal ini juga memperlihatkan bahwa peran pupuk sangat penting sebagai penyedia hara yang sangat dibutuhkan dalam budidaya tanaman kopi. 34

4.3.2. Potensi Pupuk Organik Kompos dan Cair Biourine