Daftar Perincian Ruang Ringkup dan Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran

43 Revisi Anggaran Persyaratan umum revisi anggaran meliputi: 1. Surat usulan Revisi Anggaran yang dilampiri matriks perubahan semula-menjadi; 2. SPTJM; 3. Copy DIPA terakhir; 4. Revisi RKA-KL; dan 5. ADK RKA-KL DIPA. Tabel 3.2. Perubahan atau Pergeseran RIncian Anggaran dalam Hal Pagu Anggaran Tetap No Uraian Revisi Kewenangan Pasal DJA Kanwil DJPBN Esl. I KPA 1. Pergeseran dalam 1 satu Keluaran, 1satu Kegiatan dan 1 satu Satker. Pasal 5 ayat 3 huruf a Pengesahan v 2. Pergeseran antar Keluaran 1 satu Kegiatan dan 1 satu Satker. Pasal 5 ayat 3 huruf b Pengesahan v 3. Pergeseran dalam Keluaran yang sama dan antar Satker dalam 1 satu wilayah kerja Kanwil DJPB. Pasal 5 ayat 3 huruf c Pengesahan v 4. Pergeseran dalam Keluaran yang sama, Kegiatan yang sama dan antar Satker dalam wilayah kerja Kanwil DJPB yang berbeda. Pasal 5 ayat 3 huruf d Pengesahan v 5. Pergeseran antar Keluaran, Kegiatan yang sama dan antar Satker dalam 1 satu wilayah kerja Kanwil DJPB. Pasal 5 ayat 3 huruf e Pengesahan v 44 Ringkasan Panduan Mekanisme Penganggaran dan Revisi No Uraian Revisi Kewenangan Pasal DJA Kanwil DJPBN Esl. I KPA 6. Pergeseran antar Keluaran, Kegiatan yang sama dan antar Satker dalam wilayah kerja Kanwil DJPB yang berbeda. Pasal 5 ayat 3 huruf f Pengesahan v 7. Pergeseran antar Kegiatan dalam 1 satu Satker. Pasal 5 ayat 3 huruf g v 8. Pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam 1 satu wilayah kerja Kanwil DJPB. Pasal 5 ayat 3 huruf h Pengesahan v 9. Pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam wilayah kerja Kanwil DJPB yang berbeda. Pasal 5 ayat 3 huruf i Pengesahan v 10. Penghapusanperubahan catatan dalam halaman IV DIPA. Pasal 31 v 11. Penambahan cara penarikan PHLNPHDN. Pasal 32 Pengesahan v 12. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian inkracht. Pasal 33 v 13. Penggunaan dana output cadangan. Pasal 34 v 14. Penambahanperubahan rumusan kinerja. Pasal 35 v 15. Perubahan komposisi instrumen pembiayaan utang. Pasal 36 v 16. Pergeseran anggaran dalam satu subbagian anggaran BA BUN. Pasal 37 v 45 Pelaporan No Uraian Revisi Kewenangan Pasal DJA Kanwil DJPBN Esl. I KPA 17. Pergeseran anggaran dari BA BUN Pengelolaan Belanja Lainnya BA 999.08 ke BA KL. Pasal 38 v 18. Pergeseran antar subbagian anggaran dalam Bagian Anggaran 999 BA BUN. Pasal 39 v 19. Pergeseran anggaran dari BA KL ke BA BUN. Pasal 40 v Sumber: Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 7PMK.022014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2014 Persyaratan umum perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap meliputi: 1. surat usulan revisi anggaran dilampiri matriks perubahan semula- menjadi; 2. SPTJM; 3. Usulan revisi DIPA; dan 4. ADK RKA-KL DIPA. 46 Ringkasan Panduan Mekanisme Penganggaran dan Revisi Tabel 3.3. Daftar Revisi Anggaran karena Kesalahan Administrasi No Uraian Revisi Kewenangan Pasal DJA Kanwil DJPBN 1. Ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan sasaran yang sama. Pasal 6 huruf a v 2. Ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN dalam 1 satu wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pasal 6 huruf b v 3. Ralat kode Kantor Pelayangan Perbendaharaan Negara KPPN dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda. Pasal 6 huruf c v 4. Perubahan nomenklatur bagian anggaran dan atau Satker sepanjang kode tetap. Pasal 6 huruf d v 5. Ralat kode nomor register PHLNPHDN. Pasal 6 huruf e v 6. Ralat kode kewenangan. Pasal 6 huruf f v 7. Ralat kode lokasi dan lokasi KPPN dalam 1 satu wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pasal 6 huruf g v 8. Ralat kode lokasi dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda dan lokasi KPPN dalam 1 satu wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pasal 6 huruf h v 9. Ralat kode lokasi dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda. Pasal 6 huruf i v 10. Ralat kode Satker. Pasal 6 huruf j v 11. Ralat cara penarikan PHLNPHDN. Pasal 6 huruf k v 47 Pelaporan No Uraian Revisi Kewenangan Pasal DJA Kanwil DJPBN 12. Ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan Keluaran yang berbeda antara RKA-KL dan RKP atau hasil kesepakatan DPR-RI dengan pemerintah. Pasal 6 huruf l v 13. Ralat rencana penarikan dana atau rencana penerimaan dalam halaman III DIPA. Pasal 6 huruf m v 14. Ralat pencantuman volume Keluaran dalam DIPA. Pasal 6 huruf n v 15. Perubahan penjabat perbendaharaan. Pasal 6 huruf o v Sumber: Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 7PMK.022014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2014 Persyaratan umum ralat administrasi meliputi: 1. surat usulan revisi anggaran dilampiri matriks perubahan semula- menjadi; 2. SPTJM; 3. usulan revisi DIPA; dan 4. ADK RKA-KL DIPA. 49 Pelaporan B AB 4 P ELAPORAN D alam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBNAPBD, setiap Entitas Pelaporan wajib menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Entitas Pelaporan terdiri dari: 1. Pemerintah pusat; 2. Pemerintah daerah; 3. Kementerian NegaraLembaga; dan 4. Bendahara Umum Negara. Entitas Pelaporan Kementerian NegaraLembaga ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negaradaerah selama suatu periode. Adapun Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian Kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBNAPBD. Kinerja adalah keluaranhasil dari kegiatanprogram yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur. Setiap kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan suatu Kementerian NegaraLembaga merupakan Entitas Akuntansi. Bendahara Umum Daerah dan setiap Pengguna Anggaran di lingkungan pemerintah daerah merupakan Entitas Akuntansi. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna Anggaran yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada Entitas Pelaporan. 50 Ringkasan Panduan Mekanisme Penganggaran dan Revisi

A. Komponen Laporan Keuangan

Laporan Keuangan pemerintah pusatdaerah setidak-tidaknya terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran; 2. Neraca; 3. Laporan Arus Kas; dan 4. Catatan atas Laporan Keuangan. Adapun laporan Keuangan Kementerian NegaraLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah setidak-tidaknya terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran; 2. Neraca; dan 3. Catatan atas Laporan Keuangan. Sementara itu, laporan Keuangan Bendahara Umum NegaraDaerah setidak-tidaknya terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran; 2. Neraca; 3. Laporan Arus Kas; dan 4. Catatan atas Laporan Keuangan. Penambahan unsur-unsur Laporan Keuangan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan danatau oleh komite yang menyusun Standar Akuntansi Pemerintahan SAP. Standar Akuntansi Pemerintahan SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintah. Laporan Keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan SAP. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah dihasilkan dari suatu Sistem Akuntansi Pemerintahan. Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk 51 Pelaporan mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah. Laporan Realisasi Anggaran, yang menjadi salah satu komponen laporan keuangan, menyajikan realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang diperbandingkan dengan anggarannya dan dengan realisasi periode sebelumnya. Sementara neraca menyajikan aset, utang, dan ekuitas dana yang diperbandingkan dengan periode sebelumnya. Adapun Laporan Arus Kas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan, arus kas dari aktivitas pembiayaan, dan arus kas dari aktivitas non anggaran yang diperbandingkan dengan periode sebelumnya.

B. Penyusunan Laporan Keuangan

MenteriPimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN pada Kementerian NegaraLembaga yang bersangkutan dan menyampaikannya kepada Presiden melalui Menteri Keuangan. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan negara dan menyampaikannya kepada Presiden. Laporan Keuangan disampaikan selambat-lambatnya 2 dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Untuk pelaksanaan pemeriksaan keuangan, Laporan Keuangan disampaikan pula kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Menteri Keuangan menyusun Laporan Keuangan pemerintah pusat untuk memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Laporan Keuangan pemerintah pusat disusun berdasarkan Laporan Keuangan Kementerian NegaraLembaga serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan negara. Laporan Keuangan disampaikan oleh Menteri Keuangan kepada Presiden, untuk selanjutnya disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan selambat-lambatnya 3 tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. 52 Ringkasan Panduan Mekanisme Penganggaran dan Revisi Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan dan menyampaikannya kepada GubernurBupatiWalikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah dan menyampaikannya kepada gubernurbupati walikota. Laporan Keuangan disampaikan selambat-lambatnya 2 dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menyusun Laporan Keuangan pemerintah daerah untuk disampaikan kepada gubernurbupatiwalikota untuk memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Laporan Keuangan pemerintah daerah disusun berdasarkan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah. Laporan Keuangan disampaikan oleh gubernurbupatiwalikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan selambat- lambatnya 3 tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. MenteriPimpinan Lembaga memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap Laporan Keuangan berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Kementerian Negara Lembaga yang bersangkutan. 2 Laporan Keuangan yang telah disesuaikan bersama tembusan tanggapan disampaikan kepada Menteri Keuangan oleh menteripimpinan lembaga selambat-lambatnya 1 satu minggu setelah laporan hasil pemeriksaan diterbitkan Badan Pemeriksa Keuangan untuk digunakan sebagai bahan penyesuaian Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Menteri Keuangan atas nama pemerintah pusat memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap Laporan Keuangan berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Kementerian NegaraLembaga dan Laporan Keuangan pemerintah pusat serta koreksi lain berdasarkan SAP. 53 Pelaporan Gubernurbupatiwalikota memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap Laporan Keuangan berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah serta koreksi lain berdasarkan SAP. Berdasarkan Laporan Keuangan, Menteri Keuangan menyusun rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud disampaikan oleh Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya 6 enam bulan setelah tahun anggaran berakhir. Berdasarkan Laporan Keuangan, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menyusun rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud disampaikan oleh gubernurbupatiwalikota kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selambat-lambatnya 6 enam bulan setelah tahun anggaran berakhir. Rancangan peraturan daerah yang telah disetujui bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, untuk tingkat pemerintah provinsi disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri, dan untuk tingkat pemerintah kabupatenkota disampaikan kepada gubernur.

C. Laporan Kinerja

Laporan Kinerja, berisi ringkasan tentang keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan APBNAPBD. Bentuk dan isi Laporan Kinerja disesuaikan dengan bentuk dan isi rencana kerja dan anggaran sebagaimana ditetapkan dalam peraturan pemerintah terkait. MenteriPimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan Kinerja dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Sementara Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan Kinerja dan menyampaikannya kepada gubernurbupatiwalikota, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. 54 Ringkasan Panduan Mekanisme Penganggaran dan Revisi Laporan Kinerja dihasilkan dari suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang diselenggarakan oleh masing-masing Entitas Pelaporan danatau Entitas Akuntansi. Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dikembangkan secara terintegrasi dengan sistem perencanaan, sistem penganggaran, sistem perbendaharaan, dan Sistem Akuntansi Pemerintahan. Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah ditetapkan dalam Peraturan Presiden. Peraturan Presiden diusulkan oleh Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Menteri Dalam Negeri. Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah setidak-tidaknya mencakup perkembangan keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan APBNAPBD. Bentuk dan isi Laporan Kinerja disesuaikan dengan bentuk dan isi rencana kerja dan anggaran sebagaimana ditetapkan dalam peraturan pemerintah terkait. MenteriPimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan Kinerja dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Laporan Kinerja disampaikan selambat-lambatnya 2 dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan Kinerja dan menyampaikannya kepada gubernur bupatiwalikota, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Laporan Kinerja tersebut disampaikan selambat-lambatnya 2 dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan Kinerja dihasilkan dari suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang diselenggarakan oleh masing-masing Entitas Pelaporan danatau Entitas Akuntansi. Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagaimana dimaksud dikembangkan secara terintegrasi dengan sistem perencanaan, sistem penganggaran, sistem perbendaharaan, dan Sistem Akuntansi Pemerintahan.