Pendidikan Islam Pada Masa Masuknya Islam Di Indonesia

Pendidikan Tinggi Islam juga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang modern. Dalam sejarah, pendidikan tinggi Islam yang tertua adalah Sekolah Tinggi Islam STI, yang menjadi cikal bakal pendidikan tinggi Islam selanjutnya. STI didirikan pada 8 Juli 1945 di Jakarta, kemudian dipindahkan ke Yogyakarta, dan pada tahun 1948 resmi berganti nama menjadi Universitas Islam Indonesia UII. Selanjutnya, UII merupakan bibit utama dari perguruan-perguruan tinggi swasta yang kemudian berkembang menjadi beberapa Universitas Islam yang populer di Indonesia, seperti misalnya Universitas Ibn Kholdun di Bogor, Universitas Muhammadiyah di Surakarta, Universitas Islam Sultan Agung di Semarang, Universitas Islam Malang UNISMA di Malang, Universitas Islam Sunan Giri UNSURI di Surabaya, Universitas Darul ‘Ulum UNDAR di Jombang dan lain-lain. Menurut Tolhah Hasan, perkembangan dan kemajuan perguruan tinggi Islam di Indonesia banyak ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya: kredibilitas kepemimpinan, kreativitas manajerial kelembagaan, pengembangan program akademik yang jelas dan kualitas dosen yang memiliki tradisi akademik. Ada beberapa macam perguruan tinggi agama islam, antara lain: IAIN, STAIN, UIN, PTAIS. 23 6. Majelis Taklim Majlis taklim sebagai salah satu bentuk pendidikan islam yang bersifat non formal, tampak mempunyai kekhasan tersendiri. Lembaga ini mempunyai daya tarik yang luar biasa besar. Ini dapat dilihat dari segi jumlah lembaga yang ada maupun jamaah. Umumnya, tidak terikat pada salah satu organisasi atau paham keagamaan tertentu. Dengan kata lain, sekterianisme keagamaan menjadi pudar dalam majlis taklim. Lembaga ini menyerupai kumpulan-kumpulan pengajian yang diselenggarakan atas dasar kebutuhan untuk memahami islam disela-sela kesibukan kerja dan bentuk-bentuk aktivitas lainnya, atau sebagai bentuk pengisi waktu bagi ibu-ibu rumah tangga. 24

D. Pendidikan Islam Pada Masa Masuknya Islam Di Indonesia

23 Mahmud Yunus, Op.Cit., hlm.288 24 Nurul Huda, dkk, Pedoman Majelis Ta’lim, Proyek Penerangan Bimibingan Dakwah Khutbah Agama Islam Pusat, Jakarta, 1984, hlm.5 15 Penyebaran pengaruh Islam yang berasal dari Jazirah Arab ke Asia dan benua lainnya, menimbulkan munculnya pusat-pusat agama Islam dikawasan tersebut yang berguna sebagai pusat pemerintahan dan peradaban, juga berperan dalam penyebaran pengaruh Islam ke wilayah sekitarnya. 1. Peran Pedagang dalam penyebaran pendidikan Islam Para pedagang yang menjalin hubungan dengan pedagang Indonesia tidak hanya pedagang Cina tetapi juga pedagang India, Persia, Arab, Mesir dan Turki. Adanya interaksi sosial antara pedagang muslim dengan masyarakat setempat inilah yang akhirnya memberi pengaruh masuknya nilai-nilai dan ajaran Islam sehingga semakin banyak yang memeluk agama Islam. Adapun sistematis yang dilakukan para pedagang dalam penyampaian dakwahnya adalah sebagai berikut: a. Mula-mula para pedagang berdatangan ke pusat perdagangan. b. Kamudian mulai ada yang bertempat tinggal, baik sementara maupun menetap. c. Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampungan muslim dari negeri asing yang disebut pekojan. d. Status sosial yang tinggi, memudahkan mereka mengawini pribumi baik rakyat biasa maupun anak bangsawan. e. Sebelum pernikahan, calon istrinya di-Islam-kan dahulu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. f. Lambat laun berkembang menjadi perkampungan, masyarakat dan kerajaan Islam. Sehingga dengan demikian, para pedagang mempunyai andil besar dalam penyebaran Islam melalui pendidikan sosial kemasyarakatan, seperti cara berdagang islam, cara bermasyarakat, upacara pernikahan sampai pada cara bersosialisasi sehari-hari yang telah mereka praktekkan dalam kehidupan kesehariannya. 2. Peran Ulama’ dalam penyebaran pendidikan Islam di Indonesia Agama Islam yang diperkenalkan kepada bangsa Indonesia mempunyai bentuk yang menunjukkan persamaan dengan alam pikiran yang telah dimiliki oleh orang-orang yang dulunya menganut agama Hindu Syiwa dan Budha Mahayana. Hal ini menyebabkan ajaran Islam yang diperkenalkan semakin mudah dimengerti dan dipahami. 16 Salah satu cara agar pemahaman tentang Islam mudah diterima oleh masyarakat adalah melalui gambaran-gambaran. Tidak langsung pada inti pembahasan yang mungkin sulit diterima, antara lain melalui gending-gending jawa, gending-gending dolanan, wayang kulit dan hikayat. Para Ulama’ yang pada waktu itu terkenal dengan sebutan Wali Songo telah mempunyai andil besar dalam hal ini, diantaranya: a. Sunan Maulana Malik Ibrahim yang berasal dari Turki selain menguasai ilmu- ilmu agama juga ahli dalam bidang tata negara sehingga ia mampu mensinergikan antara adat istiadat penduduk asli dengan syari’at Islam. b. Sunan Ampel yang berasal dari Aceh juga memprakarsai berdirinya pesantren Ampel Denta dan Kerajaan Islam Demak. c. Sunan Drajat yang merupakan putra Sunan Ampel sebagai pencipta gending pangkur. d. Sunan Bonang yang juga putra Sunan Ampel sebagai pencipta gending durma. e. Sunan Giri sebagai pendiri pesantren di Giri yang juga menciptakan gending asmaradana dan gending pucung selain itu beliau juga menciptakan permainan anak-anak yang berjiwa Islam, seperti ilir-ilir, jamuran dan cublak-cublak suweng. f. Sunan Kalijaga yang lahir dituban Jawa Timur menyebarkan Islam melalui cerita wayang. g. Sunan Kudus, beliau berasal dari Palestina adalah seorang yang pandai mengarang dan pencipta gending mas kumambang dan gending mijil. h. Sunan Muria adalah putra sunan Kalijaga adalah pencipta gending sinom dan kinanti. i. Sunan Gunung Jati yang berasal dari Palestina dan sebagai panglima perang kerajaan Demak, beliau aktif berdakwah melalui sosial politik. 3. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam Selain itu, pondok pesantren yang dianggap sebagai sistem pendidikan paling tua di Indonesia merupakan lembaga pendidikan Islam yang penting dalam penyebaran agama Islam pada waktu itu. Pesantren inilah yang akhirnya menampung anak-anak bangsa yang tidak diperbolehkan oleh penjajah untuk menuntut ilmu di lembaga pendidikan pemerintah. Para santri yang telah keluar dari pesantren ini, kemudian akan menjadi tokoh agama, menjadi kyai dan mendirikan pesantren lagi. Sehingga dengan adanya pesantren ini, penyebaran pendidikan Islam tidak akan terputus. Demikian seterusnya sehingga semakin lama islam semakin berkembang. 17

E. Dinamika Pendidikan Islam Di Indonesia