Kelembagaan Pemasaran Sayuran Tinjauan Pustaka

strategi. Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah : Strategi SO Strength-Opportunity, Strategi WO Weakness-Opportunity, Strategi ST Strength-Threat, dan Strategi WT Weakness-Threat. Strategi SO menggunakan kekuatan internal organisasi untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar organisasi. Strategi WO bertujuan memperkecil kelemahan- kelemahan internal organisasi dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Strategi ST bertujuan menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Strategi WT merupakan taktik bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Setelah tahapan-tahapan terdahulu dibuat dan dianalisa, maka tahap selanjutnya adalah menetapkan strategi atau Decision Stage yang merupakan tahap pengambilan keputusan. Menurut Whelen dan Hunger 2004 dalam Solihin 2012 proses manajemen strategik terdiri dari empat tahap proses yaitu : environmental scanning, strategy formulation, strategy implementation, dan evaluation and control. Tahapan manajemen strategik tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Terdahulu mengenai Kinerja dan Keberlanjutan

Agropolitan Menurut Rusastra, et.al. 2002, dalam penelitian terkait kinerja dan keberlanjutan agropolitan pada tiga wilayah pengembangan agropolitan yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Agam dan Kabupaten Barru didapatkan hasil bahwa model pengembangan agropolitan perlu difasilitasi Strategy Formulation Strategy Implementation Mission Objectives Reason Strategies for exsistence Policies What result to accomplish Programs by when Budgets Plan to Activities Achieve the Needed to Procedures Mission and accomplish objectives Cost of the Broad programs Guidelenes Sequence of For decision Steps needed to making do the job Environmental Scanning Societal Environment : General Forces Task Environment: Industry Analysis Structure: Chain of command Culture: Beliefs, expectation, values Resources: Assets, skills, competencies, knowledge Evaluation and Control Actual Results Performance Gambar 3. Model Manajemen Strategik menurut Whelen dan Hunger 2004 dalam Solihin 2012 30 dengan kebijakan strategis berikut: a kebijakan perdagangan yang mampu menjamin stabilitas harga domestik sebagi bagian dari sistem insentif peningkatan produksi dan pendapatan; b mendekatkan pelayanan investasi dasar pedesaan pasar input dan pengolahan sehingga mampu mendorong peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan; c fungsi perkotaan perlu diarahkan pada penyediaan kesempatan kerja non-pertanian, perluasan pasar produksi, dan informasi agribisnis; dan d intervensi kebijakan perlu diarahkan pada akselerasi arus timbal balik desa-kota SDM, produksi, komoditas, kapitalmodal, dan informasi yang memberi manfaatdampak positif pada pedesaan. Menurut Yusuf 2004, dalam penelitiannya mengenai kinerja pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan sumberdaya lahan pada Kecamatan Tempuling dikembangkan komoditas kelapa, jeruk, dan jagung. Pada Kecamatan Tembilahan Hulu dikembangkan kelapa, padi dan jeruk. Kinerja finansial usaha tani kelapa, padi, jagung dan jeruk di kawasan pengembangan agropolitan Kabupaten Indragiri Hilir secara finansial layak untuk dikembangkan karena diperoleh nilai BC ratio yang lebih besar dari satu, NPV yang positif, dan IRR yang jauh lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku di lokasi penelitian. Pemasaran padi gabah memiliki efisiensi pemasaran yang paling baik, dimana harga yang diterima petani mencapai 69 persen, disusul jeruk 67 persen, jagung 50 persen, dan kopra 49,23 persen. Menurut Supriatna, Sejati, Hidayat dan Rusastra 2005 dalam penelitiannya bahwa kinerja pendekatan model agropolitan berbasis