Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

menggunakan informasi untuk menjadi pelajar sepanjang hayat yang mandiri”. Informan 1 pun menambahkan bahwa konsep literasi informasi di sekolah juga sangat penting di era informasi sekarang ini, seorang guru dan perpustakaan harus menyediakan banyak pilihan informasi yang tersedia, baik itu tercetak, elektronik, gambar, audio dan visual yang memenuhi kebutuhan informasi seorang siswa. Setelah seorang guru memahami apa itu konsep literasi informasi, barulah mereka dapat mengetahui apa itu kebutuhan informasi. Maka dari itu penulis mengajukan pertanyaan yaitu, apakah bapakibu tahu apa itu kebutuhan informasi? Menurut Informan 1, Informan 2 kebutuhan informasi merupakan satu keinginan untuk berkembang. Menurut mereka setiap individu pasti mempunyai keinginan untuk menambah wawasannya. Oleh karena itu, setiap orang membutuhkan informasi hanya saja dengan sebuah subyek yang berbeda-beda. Menurut informan 3 dan informan 4 mereka membutuhkan informasi ketika mereka tidak cukup mengerti mengenai sesuatu. Informan 1 juga mengungkapkan bahwa ketika ia ingin melakukan sesuatu tetapi ia tidak dapat melakukannya maka ia membutuhkan informasi. Semua informan dapat dengan baik menyadari kapan informasi itu dibutuhkan dan informasi apa yang mereka dan siswa butuhkan. Menurut Doyle, “Kebutuhan informasi seseorang tentu akan berbeda-beda, hal ini banyak dipengaruhi oleh peran yang mereka jalani di dalam suatu kehidupan”. 1 Dalam hal ini, guru PAI yang ada di SMPN 27 Jakarta mengungkapkan bahwa para siswa memerlukan informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran yang sedang dipelajarinya, misalnya pada mata pelajaran PAI, maka siswa tersebut harus mencari informasi yang 1 Christina Doyle 1992. Outcome measures for information literacy within the national education goals of 1990: final report of the National Forum on Information Literacy. Summary of findings. Washington, DC: US Department of Education. ERIC document no; ED 351033. berkaitan dengan mata pelajaran tersebut, contohnya tentang shalat. Alasan lain yang membuat sebagian siswa banyak membutuhkan informasi tersebut adalah karena latar belakang mereka yang bukan berasal dari sekolah yang berbasis Islam sehingga apa yang dibutuhkannya mengenai informasi tersebut jauh lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memang dulunya berasal dari sekolah yang berbasis Islam. Pengetahuan mengenai Pendidikan Agama Islam mereka dapatkan dengan bertanya kepada guru yang bersangkutan. Hal ini membuktikan bahwa siswa yang tidak memiliki latar belakang sekolah Islam secara formal lebih banyak membutuhkan informasi mengenai hal-hal tentang Pendidikan Agama Islam. Menurut informan 4 mengajar atau memfasilitasi proses pembelajaran merupakan satu kemampuan yang hampir semua orang dapat melakukannya tetapi yang menjadi hambatan dalam menjalani perannya sebagai guru adalah bagaimana menjalani fungsi guru di luar kelas. Menurut Abin Syamsudin “Dalam rangka peran guru sebagai petugas kesehatan mental mental hygiene worker, artinya guru bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental siswa”. 2 Apalagi untuk seorang guru SMP bukanlah hal mudah mendisiplinkan prilaku anak remaja dengan kondisi usia tanggung karena mereka masih dalam tahap penemuan jati diri -labil- serta masih banyak melakukan pemberontakan. Untuk menjalankan peran ini dengan baik guru PAI harus sedikit banyak tahu bagaimana cara mengajarkan siswa untuk mencari informasi yang relevan dan tidak menyimpang dari mata pelajaran yang di ajarkan. Hal ini diperlukan untuk dapat memperlakukan setiap anak didiknya dengan tepat sesuai dengan ajaran agama. Informan 1 mengatakan bahwa siswa banyak membutuhkan informasi yang erat kaitannya dengan keagamaan. Hal ini sesuai dengan 2 Abin Syamsuddin, Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, h. 23 mata pelajaran yang ia ajarkan yaitu mata pelajaran PAI. Informan 1 adalah guru yang aktif berorganisasi di luar kegiatan mengajar. Karena ia banyak mendalami tentang keagamaan maka ia pun banyak mengikuti kegiatan keagamaan dalam hal pengajian dan ceramah. Profesinya diluar guru yaitu sebagai penceramah membuatnya banyak pemahaman akan agama. Alasannya mengikuti kegiatan organisasi diluar kegiatan mengajar adalah untuk mendalami perannya sebagai guru agama. Menurut informan 1 kegiatan yang ia lakukan dapat membuat dirinya lebih percaya diri dalam menjalankan perannya sebagai guru agama sehingga ia dapat menyampaikan mata pelajaran secara maksimal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh seorang penterjemah kepada masyarakat, yaitu “Guru bertugas untuk menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat sesuai dengan subyek yang di tekuninya ”. 3 Semua informan mengungkapkan bahwa para siswa membutuhkan informasi mengenai pengetahuan agama, seperti berita terbaru dari berbagai aspek keagamaan salah satunya agama Islam. Tetapi dari semua informan tidak ada yang mengungkapkan cakupan kebutuhan informasi mengenai penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah dibidang pendidikan agama Islam. Penemuan ini hampir sama dengan yang dinyatakan oleh Dorothy Williams dari Robert Gordon University yang meneliti mengenai literasi informasi siswa dalam kaitannya dengan penggunaan informasi ilmiah. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa “siswa lebih percaya diri mengakses dan menggunakan informasi yang sifatnya umum ”. 4 Namun hal ini berbanding terbalik dengan informasi yang sifatnya lebih ilmiah, mereka kurang percaya diri dan merasa membutuhkan 3 Ibid, h. 24 4 Dorothy, Williams and Caroline Wavell 2006. Information Literacy in The Classroom: Secondary School Teachers’ Conceptions. Final Report on Research Funded by Robert Gordon Univercity. http:www.rgu.ac.ukfiles