Simplisia Ekstrak Pengukuran derajat kehalusan serbuk Skrining Fitokimia

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.4 Khasiat

Daun sirsak Annona muricata Linn berkhasiat sebagai obat bisul, obat kejang, peluruh keringat, antikanker, antidiabetes, antibakteri, antijamur, antiemetik, sedatif, analgesik, antimutagenik, sitotoksik, vasodilator, antimalaria, antihepatotoksik, insektisida, antihipertensi, relaksan otot polos, obat jantung, dan antioksidan Depkes RI, 1989., Zuhud, 2011., dan Sugiati, et al., 1991.

2.2 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apa pun kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi tiga, yaitu simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya ikan dan madu. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga Depkes RI, 1980.

2.3 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Depkes RI, 2000.

2.4 Pengukuran derajat kehalusan serbuk

Pengukuran kehalusan serbuk simplisia merupakan pengukuran derajat kehalusan simplisia. Derajat halus simplisia adalah ukuran partikel sebuk simplisia yang dinyatakan dengan nomor pengayak. Jika derajat halus suatu serbuk dinyatakan dengan 1 nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melewati pengayak dengan nomor tersebut. Namun, jika derajat halus suatu serbuk dinyatakan dengan 2 nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40 melalui pengayak dengan nomor tertinggi Depkes RI, 1980.

2.5 Ekstraksi

2.3.1 Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair Depkes RI, 2000.

2.3.2 Ekstraksi dengan Menggunakan Pelarut

a. Cara Dingin 1. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan Depkes RI, 2000. 2. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetasanpenampungan ekstrak Depkes RI, 2000. b. Cara Panas 1. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna Depkes RI, 2000. 2. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik Depkes RI, 2000. 3. Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50ºC Depkes RI, 2000. 4. Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90ºC selama 15 menit Depkes RI, 1979. 5. Dekok Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada waktu yang lebih lama ± 30 menit dan temperatur sampai titik didih air Depkes RI, 2000.

2.3.3 Destilasi Uap

Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap minyak atsiri dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian. Terdiri dari destilasi uap, dan destilasi uap dan air Depkes RI, 2000.

2.6 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang berperan penting dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi Kristianti, et al., 2008. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7 Antioksidan