Menurut Undang – Undang No 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Selanjut nya diatur di dalam pasal 81 ayat 2 “ketentuan pidana sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 berlaku pula bagi detiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat , serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengan nya atau dengan orang lain “. Pasal 82 yang menyatakan “ setiap orang yang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa, melakukan tipu muslihat ,serangkaian kebohongan,atau membujuk anak melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul , dipidana dengan pidana penjara lima belas tahun dan paling singkat tiga tahundan denda paling banyak Rp 300.000.000 dan paling sedikit Rp 60.000.000 “ Apabila dilihat dari ketentuan pidana pada pasal – pasal yang ada dalam Undang – Undang tersebut dapat disimpulkan bahwa ketentuan pidana yang ada di dalam Undang – Undang Perlindungan Anak tersebut lebih memperhatiakan kepentingan korban pemerkosaan anak di bawah umur karena mengancamkan pidana yang lebih berat yaitu pidana penjara paling lama lima belas tahun dan paling singkat tiga tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000 dan paling sedikit Rp 60.000.000. Ketentuan pidana tersebut dirasakan lebih tepat jika dibandingkan dengan pasal 287 KUHP yang hanya mengancamkan pidana Sembilan tahun.

C. Menurut Undang – Undang No 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pasal – pasal yang mengatur kekerasan seksual beserta ancaman pidana nya antara lain sebagi berikut : Universitas Sumatera Utara Pasal 46 “setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasaan seksual sebagaimana dimaksudkan pada pasal 8 huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 dua belas tahun tahun dan denda paling banyak Rp 36.000.000,00“. Pasal 47 “ Setiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah tanggannya melakukan hubunngan seksual sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf b dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 tahun dan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun tahun dan denda palinng sedikit Rp.12.000.000 dua belas juta rupiah atau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 Tiga Ratus Juta Rupiah ”. Pasal 48 “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 dan pasal 47 mengakibatkan korban mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali , mengalami gangguan daya pikir atau kejiwaan sekurang – kurang nya selama 4 empat minggu terus menerus atau 1 satu tahun tidak berturut – turut , gugur atau mati nya janin dalam kandungan , atau mengakibatkkan tidak berfungsinya alat reproduksi , dipidana dengan pidana penjara paling singjkat 5 lima tahun dan pidana penjara paling lama 20 dua puluh tahun atau denda paling sedikit Rp. 25.000.000,00 dua puluh lima juta rupiah dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah ”. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dikenal oleh anak. Dalam keluarga , anak belajar untuk mulai berinteraksi dengan orang lain. Sekalipun keluarga merupakan lembaga sosial yang ideal untuk mengembangkan potensi dari setiap individu , tetapi dalam praktek nya sering kali kelurga menjadi wadah muncul nya berbagai kasus penyimpangan atau aktivitas illegal lain nya sehingga menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan, yang dilakukan oleh anggota keluarga dengan anggota keluarga lain nya, seperti pemerkosaan terhadap anggota keluarga. Universitas Sumatera Utara Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga merupakan kebijakan untuk melindungi anak termasuk apabila anak menjadi pemerkosaan dalam lingkup rumah tangga. Apabila dilihat dari ketentuan pasal di dalam UU No. 23 Tahun 2004 maka dapat dilihat dengan jelas UU tersebut lebih memprihatikan kepentingan si korbann termasuk korban pemerkosaan anak di bawah umur karena sanksi pidana yang diancamkan lebih berat.

D. Menurut Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi