Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe NO.300PID.B2013PN.KBJ

BAB IV ANALISIS YURIDIS DAN KRIMINOLOGIS PUTUSAN NO 300PID.B2013PN.KBJ

1. Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe NO.300PID.B2013PN.KBJ

Terhadap Dalam kasus tindak pidana pemerkosaan yang dilakukan orang dewasa terhadap anak dibawah umur yang terjadi di wilayah hukum Pengadilan Negri Kabanjahe dengan nomor perkara No.300PID.B2013PN.KBJ, dimana identitas terdakwa tersebut dalam surat dakwan ialah : Nama : Purmanto Panjaitan Tempat lahir : Sidikalang Jenis kelamin : Laki - Laki Kebangsaan : Indonesia Tempat tinggal : Jl.Jamin Ginting Gg.Roga Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Agama : Kristen Protestant Pekerjaan : Petani Pendidikan : SMA Dalam dakwaannya jaksa penuntut umum memberikan dua dakwaan nya , yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Dakwaan primair : Melanggar pasal 81 ayat 2 UU RI No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. b. Dakwaan subsidair : Melanggar pasal 82 UU RI No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Dalam dakwaan primair tersebut dikatakan bahwa terdakwa Purmanto Panjaitan , pada hari kamis tanggal 09 mei 2013 sekira pukul 19.30 WIB atau setidak – tidaknya pada waktu bukan mei di tahun dua ribu tiga belasbertempat di rumah terdakwa di Jalan Jamin Ginting Gang Roga Kecamtan Berastagi Kabupaten Karo atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kabanjahe, ”dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain” yaitu dengan saksi korban NIA alias NATALIA SIMATUPANG alias NIA 15 Tahun yang dilakukan oleh terdakwa . Pada hari Kamis tanggal 09Mei 2013 sekira pukul 13.00 wib saksi korban Nia Natalia Simatupang alias Nia yang memiliki hubungan pacaran dengan terdakwa Pormanto Panjaitan mendapat pesan singkat lewat telepon genggam dari terdakwa yang mengajak saksi korban untuk datang ke rumah Terdakwa, lalu saksi korban pergi dari rumahnya ke rumah terdakwa di Jalan Jamin Ginting Gang Roga Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo dan sesampainya saksi korban di rumah terdakwa tersebut mereka kemudian duduk sambil berbincang- bincang di dalam rumah terdakwa, selanjutnya pada sekira pukul 19.30 wib terdakwa berkata kepada saksi korban: “sayang kau samaku dek?, ayo kita ngambil Universitas Sumatera Utara bersetubuh dek”, namun dijawab saksi korban : “sayang bang, tapi aku masih sekolah bang”, namun terdakwa tidak menyerah dan terus membujuk saksi korban dengan mengatakan “tidak usah kau takut, sudah cerainya aku dengan Mak Rina, kalau kenapa-napa aku nanti yang tanggung jawab”, dan selanjutnya terdakwa langsung menciumi bibir saksi korban, menaikkan baju dan bra yang dikenakan saksi korban dan terdakwa meremas-remas serta menghisap payudara saksi korban lalu membuka celana dalam saksi korban dan membuka celana dalam yang dikenakan terdakwa dan pada saat itu alat kelamin terdakwa sudah tegang atau mengeras, selanjutnya terdakwa mengarahkan alat kelaminnya ke lubang kemaluan saksi korban lebih kurang selama 5 lima menit dan pada saat itu saksi korban merasa kesakitan namun terdakwa tetap mendorong alat kelaminnya dalam kemaluan saksi korban sampai terdakwa merasa akan mengeluarkan sperma dan terdakwa mengeluarkan alat kelaminnya dari dalam kemaluan saksi korban dan mengeluarkan spermanya diatas lantai, lalu keduanya memakai kembali pakaiannya dan kemudian terdakwa mengantarkan saksi korban pulang, dan perbuatan tersebut dilakukan terdakwa lebih dari satu kali padahal diketahuinya bahwa saksi korban berumur 15 tahun dan masih anak-anak. Akibat perbuatan terdakwa selaput dara saksi korban tidak utuh lagi sesuai dengan : Visium Et Repretum Nomor : 440RSUVER512013 tanggal 20 Mei 2013 an. Nia Natalia yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr.David Leo Ginting,SpOG, dokter pada Rumah Sakit Umum Kabanjahe dengan Ringkasan : Universitas Sumatera Utara 1. Selaput dara robek lama pada jam 11, 1 dan 7 ; 2. Liang senggama dapat dilalui satu jari dewasa; Kesimpulan nya selaput dara tidak utuh lagi hyment tidak utuh lagi. Oleh karena perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana menurut ketentuan pasal 81 ayat 2 UU No 23 tahun 2002 Tentang Perlindunngan anak. Atau Kedua Bahwa terdakwa PORMANTO PANJAITAN , pada hari Kamis tanggal 09 Mei 2013 sekira pukul 19.30 wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain di Bulan Mei di tahun Dua Ribu Tiga Belas,bertempat di rumah terdakwa di Jalan Jamin Ginting Gang Roga Kecamtan Berastagi Kabupaten Karo atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kabanjahe, ”dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul” yaitu dengan saksi korban NIA NATALIA SIMATUPANG alias NIA 15 Tahun yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut: Pada hari Kamis tanggal 09 Mei 2013 sekira pukul 13.00 wib saksi korban Nia Natalia Simatupang alias Nia yang memiliki hubungan pacaran dengan terdakwa Pormanto Panjaitan mendapat pesan singkat lewat telepon Universitas Sumatera Utara genggam dari terdakwa yang mengajak saksi korban untuk datang ke rumah Terdakwa, lalu saksi korban pergi dari rumahnya ke rumah terdakwa di Jalan Jamin Ginting Gang Roga Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo dan sesampainya saksi korban di rumah terdakwa tersebut mereka kemudian duduk sambil berbincang- bincang di dalam rumah terdakwa, selanjutnya pada sekira pukul 19.30 wib terdakwa berkata kepada saksi korban: “sayang kau samaku dek?, ayo kita ngambil bersetubuh dek”, namun dijawab saksi korban : “sayang bang, tapi aku masih sekolah bang”, namun terdakwa tidak menyerah dan terus membujuk saksi korban dengan mengatakan “tidak usah kau takut, sudah cerainya aku dengan Mak Rina, kalau kenapa-napa aku nanti yang tanggung jawab”, dan selanjutnya terdakwa langsung menciumi bibir saksi korban, menaikkan baju dan bra yang dikenakan saksi korban dan terdakwa meremas-remas serta menghisap payudara saksi korban lalu membuka celana dalam saksi korban dan membuka celana dalam yang dikenakan terdakwa dan pada saat itu alat kelamin terdakwa sudah tegang atau mengeras, selanjutnya terdakwa mengarahkan alat kelaminnya ke lubang kemaluan saksi korban lebih kurang selama 5 lima menit dan pada saat itu saksi korban merasa kesakitan namun terdakwa tetap mendorong alat kelaminnya dalam kemaluan saksi korban sampai terdakwa merasa akan mengeluarkan sperma dan terdakwa mengeluarkan alat kelaminnya dari dalam kemaluan saksi korban dan mengeluarkan spermanya diatas lantai, lalu keduanya memakai kembali pakaiannya dan kemudian terdakwa mengantarkan saksi korban pulang, dan perbuatan tersebut dilakukan terdakwa lebih dari satu kali padahal diketahuinya bahwa saksi korban berumur 15 tahun dan masih Universitas Sumatera Utara anak-anak. Akibat perbuatan terdakwa selaput dara saksi korban tidak utuh lagi sesuai dengan : Visium Et Repretum Nomor : 440RSUVER512013 tanggal 20 Mei 2013 an. Nia Natalia yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr.David Leo Ginting,SpOG, dokter pada Rumah Sakit Umum Kabanjahe dengan Ringkasan : 1. Selaput dara robek lama pada jam 11, 1 dan 7 ; 2. Liang senggama dapat dilalui satu jari dewasa ; Kesimpulan : Selaput dara tidak utuh lagi hyment tidak utuh lagi ; Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 82 UU RI No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Menimbang bahwa untuk menguatkan dakwaan tersebut , penuntut umum telah mengajukan saksi – saksi yaitu : Saksi Nia Natalia Simatupang alias Nia menerangkan bahwa ia memiliki hubungan pacaran dengan terdakwa, bahwa saksi dan terdakwa melakukan persetubuhan pada hari Minggu tanggal 12 mei 2013 pada pukul 00.00 di rumah terdakwa di Jalan Jamin Ginting Gang Roga Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo. Saksi menceritakan bahwa sebelum melakukan persetubuhan terdakwa membujuk saksi dengan mengatakan : “ sayang kau samaku dek ? , ayo kita ngambil bersetubuh dek “,namun terdakwa tidak menyerah dan terus membujuk saksi dengan mengatakan “ tidak usah kau takut ,sudah cerai nya dengan mak Rina , Universitas Sumatera Utara kallau kenapa – napa aku nanti yang tanggung jawab “ sehingga saksi mau melakukan peresetubuhan dengan terdakwa. Saksi koeban menerangkan bahwa terdakwa melakukan persetubuhan dengan cara terdakwa mmenciumi bibir saksi , menaikkan baju dan bra yang dikenakan saksi kemudian terdakwa meremas – remas serta menghisap payudara saksi korban, lali membuka celana dalam saksi dan terdakwa membuka celana dan celana dalam yang dikenakan nya dan pada saat itu alat kelamin korban sudah tegang dan mengeras , lalu terdakwa memasukkan alat kelamin nya ke lubang alat kelamin saksi lalu terdakwa menaik turunkan pantatnya lebih kurang selama lima menit dan pada saat itu saksi merasa kesakitan namun terdakwa tetap mendorong alat kelamin nnya dalam kemaluan saksi korban sampai terdakwa merasa akan mengeluarkan sperma dan terdakwa mengeluarkan alat kelaminnya dari dalam kemaluan saksi dan mengeluarkan sperma nya diatas lantai . Saksi menerangkan bahwa persetubuhan itu terjadi sudah lebih dari satu kali dimana pertama kali terdakwa melakukan persetubuhan pada tanggal 09 mei 2013 di rumah tetrdakwa dengan cara yang sama. Akibat dari perbuatan terdakwa saksi merasa malu dan trauma serta saksi menjadi tidak perawan lagi . Saksi Hermansyah Simatupang alias Bapak Nia menerangkan memang ia adalah ayah kandung dari saksi korban Nia Natalia Simatupanng. Saksi Hermansyah menerangkan bahwa ia mengetahui kejadian itu atas pemberitahuaan saksi korban . Sehingga akibat dari kejadian ini saksi korban merasa malu dan trauma serta menjadi Universitas Sumatera Utara tidak perawan lagi,serta korban masih berusia 15 lima belas tahun dan masih bersekolah. Saksi Rismawati Tampubolon yang merupakan ibu kandung dari korban . Saksi menerangkan bahwa terdakwa telah melakukan persetubuhan dengan saksi korban Nia Natalia Simatupang pada hari minggu 12 mei 2013 di rumah terdakwa di jalan jamin ginting gang roga Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo. Saksi menerangkan bahwa ia mengetahui kejadian tersebut atas pemberitahuan saksi korban. Akibat dari perbuatan terdakwa saksi korban yang masih berusia 15 lima belas tahun sudah kehingan keperawanan , korban merasa malu serta trauma. Menimbang keterangan saksi – saksi dan keterangan terdakwa dihubungkan dengan barang bukti . Hakim berpendapat bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan yang memenuhi unsur dari pasal 81 ayat 2 UU RI No.23 Tahun 2002 dan pasal 82 UU RI No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, maka amar putusan Pengadilan Negri Kabanjahe yang mengadili terdakwa Purmanto Panjaitan menyatakan bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ bersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya dan masih berusia 15 tahun “, menjatuhkan pidana terhadap terdakwa lima tahun dan denda sebesar Rp. 60.000.000 enam pulih juta rupiah apabila denda tidak dibayar maka diganti dengan empat bulan kurungan. Menetapkan agar masa tahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dengan pidana yang dijatuhkan , Universitas Sumatera Utara menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan. Membebani terdakwa dengan biaya perkara Rp.5000,-. 2. Analisis Yuridis dan Kriminologis Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe No.300PID.B2013PN.KBJ Hakim dalam memeriksa perkara pidana berusaha mencari dan membuktikan kebenaran materil berdasarkan fakta yang terungkap dalam persidangan , serta berpegang teguh pada apa yang dirumuskan dalam surat dakwaan penintut umum . berdasarkan posisi kasus sebagaimana yang telah diuraikan diatas , maka putusan Pengadilan Kabanjahe No. 300PID.B2013PN.KBJ ,dalam perkara tersebut sesuai dengan ketentuan baik hukum pidana formil maupun hukum pidana materil dan syarat dapat dipidana nya seorang tterdakwa , hal ini berdasarkan kepada pemeriksaan dalam persidangan , dimana alat bukti yang diajukan oleh jaksa Penuntut Umum , termasuk didalamnya keterangan terdakwa yang mengakui perbuatannya di persidangan. Oleh karena itu , Majelis Hakim Pengadilan Negri Kabanjahe menyatakan bahwa unsur perbuatan terdakwa telah memenuhi rumusan delik Pasal 81 ayat 2 dan pasal 82 UU No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindunngan Anak . Dengan demikian perbuatan terdakwa merupakan perbuatan yang bersifat melawan hukum dan tidak terdapat alasan pembenar. Berdasarkan posisi kasus diatas dan pengamatan penulis , maka dapat disimpulkan bahwa Putusan Pengadilan Negri Kabanjahe yaitu : Universitas Sumatera Utara Bahwa terdakwa Purmanto Panjaitan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana pemerkosaan ,melakukan persetubuhan dengan perampuan yang bukan istrinya dengan sengaja dan melakukan tipu muslihat. Perbuatan ini seperti diatur di dalam pasal 81 ayat 2 dan pasal 82 UU RI No 23 Tahun 2002 dimana terdakwa melakukan persetubuhan dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan , atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengan nya Berdasarkan Visum et repertum No. 440RSUVER512013 tanggal 20 mei 2013 bahwa benar telah terjadi tindak pidana pemerkosaan dan berkesimpulan bahwa selaput dara hyment atas nam Nia Natalia Simatupang sudah tidak utuh lagi , selaput dara tersebut robek lama pada jam 11, 1 dan 7 serta liang senggama Nia dapat dilalui satu jari orang dewasa. Dilihat dari hal diatas maka unsur dari pasal 81 ayat 2 dan pasal 82 UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak serta hasil visum yang dikeluarkan oleh Dokter Ahli dalam hal ini Dokter Ahli Kehakiman telah terpenuhi . Adapa pun hal yang memberatkan terdakwa adalah perbuatan terdakwa merusak masa depan korban, hal yang meringankan terdakwa adalah terdakwa berterus terang di Pengadilan, terdakwa mengakui perbuatan nya dan menyatakan menyesal. Universitas Sumatera Utara Jika dilihat tindak pidana pemerkosaan yang dilakukan Purmannto Panjaitan telah memenuhi unsur – unsur delik yang terkandung pasal 81 ayat 2 UU RI No. 23 Tahun 2002 yaitu : 1. Setiap orang Orang peseorangan yang merupakan subjek hukum yang dikonstruksikan sebagai pelaku perbuatan pidana . 2. Dengan sengaja melakukan tipu muslihat , serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengan nya atau dengan orang lain. Persetubuhan merupakan suatu perbuatan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan kelaminatau seksual atau masuk nya alat kelamin pria ke alat kelamin wanita, persetubuhan yang dimaksud pasal ini adalah seorang anak yang belum dewasa melakukan perbuatan persetubuhan . Dimana sebelum melakukan persetubuhan Pelaku melakukan bujukan dan rayuan kepada Nia dengan mengtakan : “ sayang kau sama ku dek ?,ayo kita ngambil atau bersetubuh dek “,namun dijawab saksi korban : “sayang banh, tapi aku masih sekolah banh “,namun terdakwa tidak menyerah dan terus merayu korban dengan mengatakan “ tidak usah kau takut , sudah cerai nya aku dari mak Rina,kalau nanti kenapa –kenapa aku yang tanggung jawab “sehingga sksi korban mau melakukan persetubuhan. Universitas Sumatera Utara Jika dilihat maka terpenuhilah unsur dari pasal 81 ayat 2 UU No 23 Tahun 2003 bahwa hukuman yang dijatuhkan Majelis Hakim kepada Purmanto pidana penjara lima tahun dan denda sebesar Rp.60.000.000 enam puluh jutadengan ketentuan bila denda tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama tiga bulan menurut penulis merupakan hukuman yang cukup ringan jika dibandingkan penderitaan yang dialami korban yang kehilangan keperawanan nya, merasa malu dan trauma, yang mungkin saja akan dirasakan korban sampai ia dewasa. Menurut penulis hukuman yang diberikan kepada Purmanto belum adil karena Majelis Hakim hanya memberikan hukuman lima tahun penjara, sedangkan dalam pasal 81 ayat 2 UU No 23 Tahun 2003 memberikan hukuman lima belas tahun penjara,dan denda paling banyak Tiga Ratus Juta Rupiah, kurang adil dan kurang memberikan efek jera bagi pelaku dan masyarakat karena Majelis Hakim memberikan hukuman ringan karena Majelis Hakim memberikan hukuman jauh lebih ringan dari yamg diamanatkan UU No 23 Tahun 2003 Dalam hal ini seharusnya menjadi pertimbangan bagi Majelis Hakim untuk memberikan pidana berat kepada pelaku mengigat korban nya adalah seorang anak yang berusia 15 tahun, ia melakukan nya sampai berulang kali, dan hal ini menyebabkan korban merasa malu dan trauma. Oleh karena itu penulis berpendapat bahwa hukuman yang dijatuhkan Majelis Hakim Pengadilan Medan dapat ditambah lagi menjadi lima belas tahun untuk memberikan efek jera pada pelaku dan mencegah orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dalam hal ini faktor yang menjadi Universitas Sumatera Utara penyebab terjadi nya pemerkosaan adalah faktor dari dalam diri pelaku faktor interndan faktor dari luar diri pelaku faktor ekstern . Dalam hal diatas Pelaku Pemerkosaan Purmanto Panjaitan memiliki fakor intern melakukan pemerkosaan yaitu faktor kejiwaan , dimana Purmanto di dorong oleh nafsu sex sehingga melakukan pemerkosaan,faktor lain nya yaitu faktor ekstern yaitu faktor sosial budaya,faktor media massa,dan lingkungan dari pelaku pemerkosaan. Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan