2.8.4 Belajar Menurut Pandangan Rogers
Menurut Rogers dalam Dimiyati dan Mudjiono 2006: 16 praktek pendidikan menitikberatkan pada segi pengajaran bukan pada siswa yang belajar. Praktek
tersebut menurut Rogers ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafal pelajaran. Rogers mengemukakan pentingnya guru memperhatikan
prinsip-prinsip pendidikan. Prinsip pendidikan dan pembelajaran tersebut sebagai berikut:
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar. Siswa tidak
harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. 2.
Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. 3.
pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru, sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern bererti belajar tentang
proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu, bekerja sama dengan melakukan pengubahan diri terus-menerus.
5. Belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara
bertanggung jawab dalam proses belajar. 6.
Belajar mengalami experiential learning dapat terjadi, bila siswa mengevaluasi diri sendiri. Belajar mengalami dapat memberi peluang untuk
belajar kreatif, self evaluation dan kritik diri. Hal ini berarti bahwa evaluasi dari inistruktur bersifat sekunder.
7. Belajar mengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan sungguh-
sungguh.
Bruner menganggap bahwa teori belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil
yang paling baik, berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah sendiri serta pengetahuan yang menyertainya serta menghasilkan pengetahuan yang
benar-benar bermakna. Selanjutnya Bruner menyatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh dengan belajar melalui penemuan menunjukan kebaikan antara lain :
pengetahuan yang didapatkan akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara lain, hasil belajar penemuan mempunyai
efek transper yang lebih baik dari pada hasil belajar lainnya. Artinya bahwa konsep-konsep dan prinsi-prinsip yang dijadikan milik kognitip seseorang lebih
mudah diterapkan pada situasi-situasi baru dan secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara
bebas.
Rogers mengemukakan bahwa dalam belajar guru menggunakan metode simulasi, guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan
berpartisipasi dengan kelompok lain, guru menggunakan metode inkuiri atau belajar menemukan dan guru bertindak sebagai fasilisator dalam belajar. Semua
kegiatan belajar tesebut terdapat dalam pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran berbasisi inkuiri terbimbing sehingga melalui dua pembelajaran tersebut siswa akan memahami apa yang ingin disampaikan oleh guru.
2.9 Teori Pembelajaran
Menurut Trianto 2011: 17 pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara
simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Sedangkan dalam makna yang lebih
kompleks pembelajaran hakikatnya dalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan kedua makna tersebut dapat disimpulkan bahwa dapat terlihat jelas pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik,
dimana antara keduannya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam konteks ini pembelajaran kemudian diperlukan kurikulum atau pengetahuan apa yang diinginkan siswa dan bagaimana cara yang efektif untuk
mendapatkannya. Bagai mana alur proses pembelajaran tersebut dapat dilihar dalam gambar arus proses pembelajaran sebagai berikut: