Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Pengertian dan Sifat Fisik Kebisingan

ada penelitian yang meneliti kebisingan di tempat hiburan di Kota Medan.Untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya, maka perlu diketahui apakah derajat kebisingan di tempat bekerja berpengaruh terhadap pendengaran para pekerja.

1.2 Permasalahan

Dari uraian sebelumnya, dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan antara kebisingan dengan pendengaran pekerja diskotik di kota Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara kebisingan dengan pendengaran pekerja diskotik di Kota Medan. 1.3.2 Tujuan khusus a. Untuk memperoleh gambaran karakteristik pekerja diskotik yaitu umur,jenis kelamin dan lama bekerja. b. Untuk mengetahui intensitas suara derajat kebisingan musik di diskotik. c. Untuk mengetahui tingkat gangguan pendengaran pekerja diskotik. d. Untuk mengetahui hubungan tingkat gangguan pendengaran pekerja diskotik dengan sosiodemografi pekerja diskotik umur, jenis kelamin dan lama bekerja

1.4 Manfaat Penelitian

Memberikan masukan kepada perusahaan tentang masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan kebisingan di tempat kerja, sehingga dapat dipikirkan langkah-langkah penanggulangannya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Sifat Fisik Kebisingan

Bunyi atau suara didefinisikan sebagai serangkaian gelombang yang merambat dari suatu sumber getar sebagai akibat perubahan kerapatan dan tekanan udara. Bunyi menjadi suatu rangsangan yang diterima oleh telinga karena getaran melalui media-media elastic Eyanor 1997. Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak disukai, mengganggu, dan menjengkelkan maupun merusak pendengaran dan terkadang hal ini sangat individual Eyanoer 1997. Frekwensi adalah jumlah gelombang lengkap yang merambat per satuan waktu, dan dinyatakan dalam getaran per detik cps = cycle per second atau dalam Hertz Hz. Besarnya frekwensi akan menentukan nada suara. Bunyi yang dapat ditangkap oleh telinga manusia sehat terbatas yaitu terletak pada kisaran antara 20-20.000 Hz. Allen et al. 1976. Frekwensi yang penting adalah frekwensi pita sentral center band frequency : 250 Hz, 500 Hz, 2.000 Hz, 4.000 Hz, 6.000 Hz, dan 8.000 Hz. Di alam jarang didapat suara yang bersifat nada murni pure tone. Empat ribu Hz merupakan frekwensi dimana telinga kita paling peka. Soeripto 2008. Intensitas bunyi atau suara adalah besarnya tekanan energy yang dipancarkan oleh suatu sumber bunyi, besarnya pengukuran intensitas bunyi disebut desibel dB; suatu ukuran logaritmik yang tidak bisa dijumlahkan atau dikurangi dalam aritmatika. Ia lebih menyerupai ukuran skala dari bunyi yang dapat dideteksi oleh telinga manusia, pada skala 0 dB merupakan ambang suara terlemah yang bisa didengar telinga manusia nilai ambang dengar dan skala 120 dB merupakan ambang batas yang menyakitkan Allen 1976. Contoh tingkat intensitas suara di beberapa lingkungan kehidupan kita sehari-hari bisa dilihat pada tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Tingkat intensitas suara berbagai lingkungan Sound Level dB Contoh Lingkungan Ambang batas pendengaran 10 Suara pernafasan manusia 20 Suasana dalam studio siaran 30 Suasana dalam rumah yang sepi 40 Suasana dalam ruang belajar yang tenang 50 Suasana dalam rumah siang hari 60 Percakapan biasa dalam jarak 1 meter 70 Suara radio dalam ruangan 80 Jalan raya yang sibuk 85-100 Suara dalam pabrik tekstil, mesin penggiling, penggunaan udara bertekanan, berlistrik, gergaji mekanis, kendaraan berat, dan lalu lintas yang ramai 100-115 Suara dalam pabrik pengalengan, ruang ketel, ruang diesel, pneumatic drill, dll. 115-130 Suara dari mesin-mesin diesel besar, mesin turbin, pesawat terbang dengan mesin turbo, compressor, dll. Sumber : TUC 1984 Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat dibagi sebagai berikut : • Bising yang mengganggu irritating noise, intensitasnya tidak keras mendengkur. • Bising yang menutupi masking noise, merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, Universitas Sumatera Utara karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam kebisingan dari sumber lain. • Bising yang merusak damaginginjurious noise ialah bunyi yang intensitasnya melampaui NAB, bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran. Nilai ambang batas kebisingan adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jamhari atau 40 jamminggu di mana tenaga kerja masih aman dalam melaksanakan pekerjaannya meskipun tidak memakai alat pelindung Soeripto 1994. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.13MENX 2011 tentang Nilai Ambang batas faktor fisik dan faktor kimia di tempat kerja. Nilai Ambang Batas NAB adalah standard faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadarintensitas rata-rata tertimbang waktu time weighted average yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. NAB kebisingan adalah 85 dB, mengingat bahwa 85 dB adalah intensitas yang sepadan dengan frekuensi 500- 2000Hz yaitu daerah pendengaran untuk pembicaraan maka sangat bijak untuk menetapkan 95 dB sebagai NAB kebisingan. Suma’mur 2009. Dengan pengertian seperti itu jelas bahwa NAB merupakan salah satu cara pengendalian. Sebagaimana pedoman pada umumnya, maka tidak mungkin hanya berpegang pada nilai-nilai pedoman tersebut terdapat jaminan tidak adanya resiko sepenuhnya. Hal ini berarti bahwa pada level suara NAB = 85 dB, sebagian tenaga kerja masih berada dalam batas aman untuk bekerja selama 8 jamhari atau 40 jamminggu. Kata sebagian besar tersebut di atas menunjukkan bahwa tidak seluruh tenaga kerja yang bekerja di lingkungan kerja dengan level suara sebesar 85 dB terlindungi. Variasi normal dari kepekaan individu individual susceptibility tidak memungkinkan untuk membuat standar aman yang melindungi semua orang. Universitas Sumatera Utara Apabila perlindungan terhadap semua orang akan diterapkan maka NAB yang dipilih harus sangat rendah sehingga secara ekonomis sangat tidak fleksible, oleh karena akan menyebabkaan biaya tinggi untuk menyelenggarakan pengendalian kebisingan.

2.2 Suara Musik di Diskotik Termasuk kebisingan