lanjutnya.  Mereka  menginginkan  setelah  diberikan  keterampilan,  mereka disalurkan untuk bekerja. Selain itu, mereka merasa akses yang diberikan pembina
untuk menggunakan televisi dan internet sangat terbatas. Oleh karena itu mereka merasa tidak puas.
6.6 Kuratif-Rehabilitatif
Rumah  singgah  berfungsi  untuk  mengatasi  permasalahan  anak  jalanan. Rumah  singgah  juga  berupaya untuk memperbaiki sikap dan perilaku sehari-hari
yang  akhirnya  akan  dapat  menumbuhkan  keberfungsian  anak.  Oleh  karena  itu diperlukan proses pembinaan dengan suasana kekeluargaan.
Hasil  penelitian  menunjukkan  terdapat  60  persen  responden  yang  merasa puas dan 13 persen responden yang merasa sangat puas dengan fungsi kuratif dan
rehabilitatif  yang  dilakukan  RSBAP.  Sebaliknya,  terdapat  17  persen  responden yang  tidak  puas  dan  sepuluh  responden  yang  merasa  sangat  tidak  puas  dengan
fungsi  kuratif  dan  rehabilitatif  yang  dilakukan  RSBAP.  Data  tersebut mengindikasikan  sebagian  besar  responden  memiliki  penilaian  positif  terhadap
fungsi RSBAP dalam hal kuratif-rehabilitatif.
Anak  binaan  yang  merupakan  anak  jalanan  dengan  perilaku  yang dipengaruhi  lingkungan  sekitarnya.  Hidup  di  jalanan  tanpa  ada  yang  mengatur
mereka  mendorong  mereka  untuk  berperilaku  menyimpang  dari  norma  di masyarakat. Oleh karena itu, RSBAP berupaya untuk mengubah perilaku mereka
ke  arah  yang  lebih  baik.  Upaya  yang  dilakukan  untuk  mengubah  perilaku  anak binaan  yaitu  dengan  mengadakan  bimbingan  mental  dan  spiritual  dalam
10 17
60 13
Gambar 12. Penilaian Anak Jalanan Terhadap Fungsi Rumah Singgah dalam Upaya Kuratif-Rehabilitatif
Sangat tidak puas Tidak puas
Puas Sangat puas
kehidupan  sehari-hari.  Anak  binaan  selalu  dinasehati  jika  melakukan  kesalahan karena  itulah  konsekuensi  jika  menjadi  anak  binaan  RSBAP.  Mereka  harus
mengikuti peraturan yang diterapkan di RSBAP agar kehidupan mereka lebih baik dan teratur.
Kebanyakan  responden  menyatakan  bahwa  setelah  menjadi  binaan RSBAP  terjadi  perubahan  dalam  perilaku  mereka.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan
berkurangnya  kebiasaan  negatif  yang  biasa  mereka  lakukan  di  jalanan  yaitu mengonsumsi  narkoba  dan  minuman  keras.  Jika  anak  binaan  terbukti
mengonsumsi, maka mereka akan dikenai sanksi oleh pembina RSBAP. “Saya pernah ketauan lagi minum sama kakak pembina, terus saya
diskors  ga  boleh  tinggal  sepuluh  hari  di  rumah  singgah.  Saya kapok  kak.  Sepuluh  hari  kemudian  saya  balik  lagi  ke  rumah
singgah ini kak.
” SHR, 16 tahun RSBAP mengadakan layanan konsultasi kepada anak binaan yang sedang
menghadapi  permasalahan.  Konsultasi  yang  dilakukan  dapat  dilakukan  secara pribadi  yaitu  dengan  cara  seorang  anak  binaan  mengungkapkan  masalah  yang
sedang  dihadapi  dengan  pembina.  Konsultasi  ini  pun  dapat  dilakukan  secara publik,  yaitu  dengan  diadakan  curhat  bersama.  Curhat  bersama  ini  dihadiri  oleh
para  anak  binaan  dan  pembina  dan  dilakukan  di  aula  RSBAP.  Terkadang  anak binaan dapat terbuka terhadap pembina  namun tidak bisa terbuka dengan teman-
temannya,  begitu  juga  sebaliknya.  Oleh  karena  itu  pembina  RSBAP memposisikan diri di banyak pihak.
Pembina  RSBAP  berperan  sebagai  orang  tua  agar  anak  binaan menghormati pembina dan pembina menghargai kebutuhan anak binaan. Pembina
juga  harus  berperan  sebagai  teman  agar  bisa  lebih  akrab  dengan  anak  binaan. Ketika pembina memposisikan diri sebagai teman, maka akan lebih mudah untuk
mengetahui  permasalahan  yang  sedang  mereka  hadapi.  Pembina  juga memposisikan  diri  sebagai  kakakadik  sehingga  bisa  meminta  sesuatu  lebih
leluasa  bahkan  juga  bisa  bertengkar  layaknya  saudara,  sehingga  interaksi  yang terjadi antara pembina dan anak binaan seperti sebuah keluarga.
6.7 Akses terhadap Pelayanan