Identifikasi Masalah Analisis Perbandingan Kualitas Buku Teks BSE Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas VII Karya Ratna Susanti, Atikah Anindyarini Sri Ningsih, dan Maryati Sutopo Kajian Isi, Penyajian,dan Bahasa

6 terdapat dalam sebuah buku itu akan mudah dipahami oleh siswa apabila kompleksitas kalimat wacana teks buku itu, sebagai salah satu faktor sesuai dengan tingkat kematangan anak Depdikbud 1992:PNPBP 1996. Saat ini agar mendapatkan buku elektronik sekolah yang berkualitas maka guru harus dapat menilai atau menganalisis kualitas buku teks yang akan digunakan dalam membantunya sebagai bahan ajar. Guru dapat melakukan penilaian dengan cara menilai atau menganalisis kelayakan isi, kelayakan pola penyajian, dan kelayakana bahasa yang digunakan dalam buku teks yang dipilih. Apalagi belum seluruh buku teks pelajaran dinilai oleh pemerintah karena proses penilaian yang dilakukan memerlukan pembiayaan besar dan melibatkan para penilai yang sangat banyak, baik dari unsur guru, ahli pembelajaran, maupun ahli materi. Berkenaan dengan pentingnya faktor buku pelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP segera timbul pertanyaan apakah buku pelajaran bahasa Indonesia yang saat ini dipakai di sekolah-sekolah dan buku sekolah elektronik telah memenuhi standar mutu, baik dilihat dari segi isi, bahasa, dan penyajiannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap buku teks pelajaran bahasa Indonesia, yaitu Buku Sekolah Elektronik BSE.

1.2 Identifikasi Masalah

Buku teks berisi materi pembelajaran yang disiapkan karya untuk membantu siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Siswa dan guru diharapkan benar-benar terbantu dengan kehadiaran buku teks yang 7 dikembangkan karya. Artinya, adanya buku teks dapat membantu siswa dan guru lebih mudah mencari dan menenemukan materi pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan fasilitas siswa mencapai kompetensi yang telah ditetapkan kurikulum. Dengan adanya buku teks diharapkan siswa akan lebih mudah mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga mereka lebih mudah dan cepat dalam menyelesaikan dan melanjutkan pendidikannya. Banyaknya buku teks bahasa Indonesia yang beredar menimbulkan masalah dalam memilihnya. Keragaman pengarang dan penerbit memunculkan keragaman kualitas buku tersebut. Bahkan Departemen Pendidikan Nasional telah membeli hak cipta buku teks pelajaran dari karyapenerbit. Selanjutnya buku-buku tersebut disajikan dalam bentuk buku elektronik ebook dengan nama Buku Sekolah Elektronik BSE. Buku teks yang diterbitkan dari pusat perbukuan ini tentunya sudah sesuai dengan kurikulum yang telah berlaku dan mengalami proses seleksi yang ketat sebelum diterbitkan. Akan tetapi, tentu pasti masih ada kekurangan baik dari kebenaran materi isi, penyajian isi, keseimbangan informasi yang diberikan, dan tata letak, merupakan faktor-faktor yang masih perlu dicermati dalam memilih Buku Sekolah Elektronik yang paling baik. Sebagai salah satu sumber belajar, buku teks yang berkualitas menurut Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP, wajib memenuhi empat kelayakan, yakni kelayakan isi, pola penyajian, kebahasaan, dan kelayakan kegrafikaan. Empat unsur kelayakan ini dijabarkan menjadi indikator-indikator yang sangat rinci. Indikator-indikator rinci tersebut diharapkan dapat membantu guru dalam memilih buku teks yang akan digunakan bersama siswa di sekolahnya. Deskripsi 8 butir instrumen penilaian buku teks pelajaran bahasa Indonesia SMPMTs yaitu 1 kelayakan isi, 2 kelayakan penyajian, 3 kelayakan bahasa, 4 kelayakan grafika. 1 Aspek kelayakan isi. Aspek ini merupakan merupakan bahan pembelajaran yang disajikan di dalam buku pelajaran. Kriteria materi harus spesifik, jelas, akurat, dan muktahir dari segi penerbitan. Informasi yang disajikan tidak mengandung makna yang bias. Kosakata, struktur kalimat, panjang paragraf, dan tingkat kemenarikan sesuai dengnan minat dan kognitif siswa. Kutipan lagu, puisi, atau wacana yang diambil dari sumber otentik lain diberikan sumber rujukannya. Ilustrasi harus sesuai dengan teks. Demikian pula peta, tabel, serta grafik harus sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana. Sementara itu, perincian materi harus sesuai dengan kurikulum. Perincian materi juga harus memperhatikan keseimbangan dalam penyebaran materi, baik yang berkenaan dengan pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan proses, latihan dan praktik, tes keterampilan maupun pemahaman. 2 Aspek kelayakan penyajian. Aspek ini merupakan aspek tersendiri yang harus diperhatikan dalam buku pelajaran, baik berkenaan dengan penyajian tujuan pembelajaran, keteraturan urutan penguraian, kemenarikan minat dan perhatian soal. Dari berbagi studi, terlihat bahwa bahasa termasuk keterbacaan merupakan aspek yang cukup unik dalam penyajian materi, aspek ini kemudian disajikan terpisah dari materi. Seringkali, penjelasan mengenai kedua hal tersebut masih bertumpang-tindih, terutama antara materi, penyajian, dan grafika. 9 3 Aspek kelayakan bahasa. Aspek bahasa merupakan saran penyampaian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana. Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa kosa kata, kalimat, paragraf dan wacana bagi kelompok atau tingkatan siswa. Berbagai ahli keterampilan membaca sependapat bahwa bahasa dan keterbacaan sebuah buku pelajaran menjadi kualitas buku pelajaran. Ada tiga ide utama yang terkait dengan tingkat keterbacaan, yakni 1 kemudahan membaca berhubungan dengan bentuk tulisan atau topografi; 2 kemenarikan berhubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide bacaan, dan penilaian keindahan gaya tulisan, yang berkaitan dengan aspek penyajian materi; dan 3 kesesuaian berhubungan dengan kata dan kalimat, panjang-pendek, frekuensi, bangun kalimat, dan susunan paragraf, yang berkaitan dengan bahasa dan keterbacaan.

1.3 Pembatasan Masalah