56
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Distribusi radiasi matahari pada beberapa umur tanaman kelapa memiliki besaran magnitude yang berbeda. Transmisi radiasi
matahari tertinggi terjadi pada pertanaman kelapa umur 50 tahun 49, kemudian pada kelapa 5 tahun 38 dan terendah pada
kelapa 20 tahun 22. Distribusi temporal harian menunjukkan bahwa radiasi matahari tertinggi terjadi pada pukul 12.00 atau saat
tengah hari. Pola temporal ini hanya terjadi pada sistem tanam kelapa segiempat. Pada sistem tanam segitiga distribusi radiasi matahari
tidak berhubungan dengan perubahan waktu. Distribusi spasial radiasi matahari saat tengah hari menempati lahan lebih luas
dibanding dengan sistem tanam segitiga. Simulasi pada tujuh umur kelapa berbeda menunjukkan bahwa transmis i radiasi sistem
segiempat lebih tinggi 57 205 lux dibandingkan dengan sistem segitiga 31 384 lux. Berdasarkan umur, maka hasil simulasi
menunjukkan bahwa pada umur kelapa 20 tahun segitiga atau segiempat radiasi matahari di pertanaman kelapa adalah yang paling
rendah. Pola distirbusi radiasi matahari sistem tanam segitiga dapat digunakan sebagai pelengkap pola distribusi radiasi pada sistem
tanam kelapa segiempat yang telah dibuat sebelumnya. 2. Profil iklim mikro pada beberapa umur tanaman kelapa umumnya
tidak berbeda secara ekstrim. Rata-rata suhu udara harian pada lahan pertanaman kelapa lebih rendah 1-2
o
C dibandingkan dengan suhu di lahan terbuka. Rata-rata suhu udara di bawah pertanaman kelapa
berkisar 25-29
o
C dan di lahan terbuka bervariasi antara 27-30
o
C. Rata-rata suhu udara tertinggi terdapat pada pertanaman kelapa umur
5 tahun dan terendah pada umur 50 dan 20 tahun. Kelembaban udara di lahan terbuka lebih rendah dibanding kan dengan yang
terukur di pertanaman kelapa. Di pertanaman kelapa, kedua unsur iklim mikro ini tidak terlalu berfluktuasi sebagaimana di lahan
terbuka. Kadar air tanah KAT pada tiga lahan kelapa kelapa adalah
57 5-80 dan di lahan terbuka 5-32. Rata-rata KAT tertinggi
ditemukan di lahan kelapa umur 20 tahun yaitu 41 dibandingkan dengan KAT pada lahan kelapa umur 5 dan 50 tahun yang bernilai
21-24. 3. Distribusi hujan di pertanaman kelapa bervariasi berdasarkan
perbedaan arsitek tajuk kelapa. Tajuk tanaman kelapa umur 20 tahun dapat mengintersep hujan sebesar 38, tertinggi dan kelapa umur 5
dan 50 tahun berturut-turut sebesar 27 dan 29 dari rata-rata total curah hujan di tiap lokasi. Lahan pertanaman kelapa umur 5 tahun
mendapatkan hujan efektif neto sebanyak 71 dan pada pertanaman kelapa umur 20 dan 50 ta hun berturut-turut sebesar 63
dan 71. 4. Pertumbuhan dan produksi tanaman sela pada beberapa umur tanaman
kelapa tidak sama dan umumnya lebih r endah dibandingkan dengan di lahan terbuka. Produksi jagung pada kelapa umur 5, 20, 50 tahun,
dan di lahan terbuka sebesar 3.2, 1.9, 3.9, dan 5.4 t.ha
-1
. Produksi padi Gabah Kering Giling, GKG dengan lokasi yang sama sebesar
2.9, 1.4, 3.5, dan 4.7 t.ha
-1
. Produksi kacang tanah 1.6, 0.9, 1.0, dan 1.9 t.ha
-1
. Model empiris antara persentase transmisi radiasi R
t
dengan produksi tanaman jagung adalah, Y
jgg
=2.28lnR
t
-5.42, [R
2
=0.99], padi Y
pa di
=2.17lnR
t
-4.85 [R
2
=0.98], dan kacang tanah, Y
k cg
=0.63lnR
t
-2.01, [R
2
=0.84]. 5. Hasil analisis produktivitas lahan pada usaha tani kelapa 20 dan 50
tahun polikultur dengan jagung mendapatkan nilai LER berturut-turut sebesar 1.7 dan 1.6. Pada polikultur kelapa+padi nilai LER 1.6 dan
1.8 dan sedangkan pada kelapa+kacang tanah bernilai 1.8 dan 1.8. Sistem polikultur dapat meningkatkan
produktivitas lahan perkebunan kelapa mulai dari 60. Kelayakan usaha tani kelapa
baik monokultur maupun polikultur dilihat dari nilai BC ratio. Usaha tani kelapa monokultur akan menguntungkan jika petani
memproduksi kelapa segar butir an untuk dijual BC ratio 3.1-4.2. Polikultur kelapa+tanaman sela jagung, padi, kacang tanah
58 menguntungkan
untuk diusahakan
BC ratio
1.3 -3.6 jika
dikombinasikan dengan produk kelapa segar. Jika produk kelapa berupa kopra, maka keuntungan hanya diperoleh pada kombinasi
kelapa 20 dan 50 thn+kacang tanah BC ratio 1.1-2.4 dan kombinasi kelapa-50+jagung atau padi BC ratio 1.5-1.9 dan
merugikan pada kombinasi kelapa -20+jagung atau padi.
5.2 Saran