Radiasi Matahari pada Pertanaman Kelapa

6 Model intersepsi radiasi matahari pada sistem pertanaman intercroping telah dibuat misalnya oleh Tsubo Walker 2002 pada tanaman jagung dan buncis. Demikian pula telah dibuat model intersepsi radiasi pada pola tanam hedgerow sistem pagar antara Flemingia macrophylla dengan jagung Friday Fownes 2001. Prosedur atau model untuk mengetahui transfer radiasi pada barisan tanaman jagung dibuat oleh Ganis 1997. Pendugaan atau model untuk menduga intersepsi radiasi matahari juga telah banyak dibuat. Monteith Unsworth 1990 atau Zhang Xu 2002 mengidealkan bentuk tajuk tanaman berdasarkan bentuk geometri tajuk untuk mendapatkan nilai koefisien pemadaman K radiasi matahari. Campbell 1986 telah mengembangkan model untuk menduga intersepsi radiasi berdasar kan sudut percabangan daun. Simulasi intersepsi radiasi tajuk di kawasan hutan atau pada pohon juga telah dibuat oleh Larsen Kershaw 1996 dengan membagi bentuk tajuk menjadi tujuh model geometri. Mixlight adalah contoh model berbasis komputer yang dikembangkan untuk menduga radiasi yang tersedia dibawah tajuk pada kawasan hutan yang ada di bagian utara Kanada Stadt et al. 2001.

2.2 Radiasi Matahari pada Pertanaman Kelapa

Dinamika radiasi matahari di pertanaman kelapa merupakan hal penting yang perlu diketahui untuk menopang usahatani kelapa berwawasan tanaman campuran. Lamanda et al. 2004 mengemukakan bahwa asosiasi berbagai tanaman pangan atau cash crops dengan tanaman kelapa merupakan isu k unci bagi kesinambungan usahatani kelapa berbasis sistem agroforestry pada daerah tropik basah. Namun efek kompetisi radiasi matahari dan air serta hara perlu mendapat perhatian untuk mengoptimalkan hasil. Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pemahaman tentang dinamika radiasi matahari di pertanaman kelapa sangat penting. Hasil-hasil penelitian untuk mengetahui dinamika radiasi matahari di pertanaman kelapa telah banyak dibuat baik berdasarkan kultivar, 7 umur, maupun pola tanam. Keragaan pola radias i berdasarkan keragaan tanaman kelapa ternyata cukup tinggi. Bentuk tajuk kelapa mengalami lima fase perkembangan dan setiap fase mempunyai peranan penting dalam pola intersepsi radiasi matahari Foale et al. 2000 diacu dalam Irianto 2002. Tanaman kelapa umumnya mempunyai bentuk tajuk mulai dari bentuk saputegak, setengah bundar hingga bundar juga jumlah daun yang bervariasi menurut tingkat umur BALITTRI 1983. Arsitektur tajuk kelapa dengan kedudukan daun yang berkelompok di bagian ujung batang, dan pilotaksis daun yang unik dengan sudut daun dengan batang kelapa rata-rata 45 sebenarnya memungkinkan intersepsi tajuk yang lebih efisien dan cukup besar Darwis 1988. Distribusi transmisi radiasi matahari pada kelapa telah diklasifikasi berdasarkan beber apa kriteria. Jika hanya berdasarkan pada umur ada peneliti yang membaginya atas tiga tingkatan. Pada tingkatan pertama dikategorikan sebagai good light transmission, yaitu pada umur kelapa kurang dari 5 tahun. Kategori kedua sebagai poor light transmission, yaitu pada umur kelapa antara 5 hingga 20 tahun. Kategori ketiga ketika kelapa berumur lebih dari 20 tahun, dimana pada fase ini besarnya transmisi tergantung sekali pada pertambahan umur kelapa. Kriteria lain membagi umur kelapa menjadi 0 -8 tahun, 8-25 tahun dan lebih dari 25 tahun http:www.fao.orgDOCREP005 AC489E AC48- 9E02.htm. Pola distribusi transmisi radiasi matahari juga berhubungan dengan lima stadia tumbuh kelapa, yaitu: Stadia pertama, kelapa berumur 4 hingga 6 tahun. Transmisi radiasi belum jadi masalah karena masih cukup besar yang mencapai bagian bawah dari pertanaman kelapa. Stadia kedua, kelapa berumur 7 hingga 10 tahun. Ciri-cirinya batang mulai meninggi, tajuk telah berkembang penuh, sehingga jika tanaman ditanam rapat, maka besarnya tingkat naungan sangat besar . Di stadia ini, transmisi diperkirakan hanya 20. Stadia ketiga, kelapa berumur 25 hingga 30 tahun dengan tingkat naungan yang hampir sama denga n pada 8 stadia kedua. Stadia keempat, kelapa berumur 30 hingga 50 tahun, transmisi bervariasi sebesar 23 -43. Stadia kelima, kelapa berumur lebih dari 50 tahun. Kondisi ini sama dengan stadia pertama, biasanya pada tengah hari transmisi bisa mencapai 85 D arwis 1988. Nelliat et al. 1974 melaporkan bahwa transmisi radiasi matahari bervariasi menurut umur dan berhubungan terbalik dengan tingkat naungan pada lahan dibawah tajuk kelapa. Berdasarkan pada pola tanam, maka ditemukan juga bahwa transmisi radiasi matahari pada pola tanam kelapa segitiga lebih rendah dibanding pola tanam kelapa segiempat http:www.fao.org docrep005 ac489eac48-9e02.htm. Kajian atau pengukuran transmisi r adiasi matahari di bawah pertanaman kelapa telah dilakukan di berbagai daerah sentra kelapa di dunia. Di Pilipina telah tersedia data mengenai tingkat transmisi radiasi matahari di pertanaman kelapa pada berbagai tingkat kepadatan populasi, jarak dan pola tanam kelapa hanya untuk yang berumur 20 dan 40 tahun Davao Research Centre 1998. Persentase radiasi matahari yang diteruskan pada kelapa Genjah Salak Salak dwarf dan kelapa Dalam Tall coconut berturut-turut sebesar 29 dan 48, sedangkan pada kelapa Dalam lokal sebesar 40 Barri Koesmaryono 2005. Pengukuran yang sama tapi dengan metode berbeda pernah dilakukan pada beberapa umur kelapa Dalam dan kelapa Genjah Salak. Intersepsi tajuk makin rendah dengan makin tuanya kelapa, artinya transmisinya makin besar Irianto 2002. Pengukuran radiasi matahari dalam sistem agroforestri termasuk pada sistem pertanaman kelapa polikultur adalah hal rumit, apalagi jika pertanaman pokok tidak teratur atau sistem dirancang mengikuti model agroforestri yang kompleks. Itulah sebabnya berbagai teknik terus dikembangkan untuk mengatasi hal terebut. Metode pengukuran radiasi matahari paling sederhana telah dibuat untuk pola tanam kelapa segiempat Moss 1992 dan untuk pola tanam kelapa segitiga Steel and Whiteman 1980 diacu dalam http:www.fao.orgdocrep005 ac489eac48-9e02.htm. Kedua metode tersebut mengukur radiasi dengan 9 cara berpindah-pindah melalui lintasan yang dibuat di bawa h pertanaman kelapa dan metode ini dikenal dengan istilah mobile sampling. Teknik lain untuk menduga intersepsi radiasi matahari oleh tajuk kelapa yang lebih modern adalah dengan sistem animasivirtual yang telah dikembangkan peneliti-peneliti dari CIRAD-Perancis Serra et al. 2001. Selain itu, beberapa model matematika dengan persamaan regresi juga telah dibuat untuk melihat hubungan antara nilai transmisi radiasi dengan tinggi, umur dan populasi kelapa http:www.fao.org docrep005ac489eac48- 9e02.htm

2.3 Iklim Mikro dan Produksi Tanaman