LOKASI dan WAKTU PENELITIAN PERTIMBANGAN ETIK PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Laki – laki : 385779 x 243 = 120 siswa. Perempuan : 394779 x 243 = 123 siswa. Sehingga dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah sejumlah siswa-siswi yang memenuhi kriteria inklusi dan mewakili dari setiap tingkat dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Anak yang sedang bersekolah di SD dan SMP Budi Mulia Pematangsiantar pada tahun ajaran 2011-2012. b. Anak yang bersedia menjadi responden. c. Anak yang sudah mengenal huruf. d. Anak yang tidak atau menggunakan kaca mata saat penelitian atau memiliki riwayat memakai kaca mata.

3. LOKASI dan WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SD dan SMP Budi Mulia Pematangsiantar. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena merupakan salah satu sekolah yang belum pernah dilakukan suatu penelitian dan pemeriksaan khususnya penglihatan dari petugas kesehatan setempat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 selama 2 hari.

4. PERTIMBANGAN ETIK

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Universitas Sumatera Utara Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut Hidayat, 2008 : informed consent yang merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden ataupun dari guru dan kepala sekolah sebagai wakil dari orangtua. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya. Dalam penelitian ini penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan, serta memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

5. INSTRUMEN PENELITIAN dan PENGUKURAN VALIDITAS- RELIABILITAS

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur konsep minat dalam suatu penelitian ataupun untuk menggambar suatu metode pengumpulan data tertentu, instrumen yang digunakan dapat berupa tes tertulis, wawancara terstruktur, peralatan mekanik, pengamatan langsung observasi Brockopp, 1999. Universitas Sumatera Utara

5.1. Data Demografi

Data demografi meliputi nomor responden, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan SD atau SMP, dan penggunaan kaca mata. Data demografi ini berguna untuk membantu peneliti mengetahui latar belakang atau faktor pendukungpenyebab dari responden yang bisa berpengaruh terhadap penelitian ini.

5.2. Alat pemeriksaan dan Lembar Observasi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah alat yang akan dilakukan untuk pemeriksaan visus yaitu Kartu Snellen Snellen Chart yang terdiri atas deretan huruf kapital jenis huruf “sans serif” atau angka- angka dengan ukuran yang semakin mengecil yang penilaiannya berupa angka berdasarkan angka dari Kartu Snellen dan setiap hasil akan dikonversikan ke tabel Equivalent Notations US yaitu 2020 – 2025 termasuk ketajaman penglihatan yang normal, 2030 – 01000 termasuk penurunan ketajaman penglihatan, sedangkan untuk pemeriksaan yang menentukan apakah gangguan penglihatan tersebut disebabkan karena kelainan refraksi atau kelainan organik lain digunakan pinhole disc lempengan pinhole.

5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid Universitas Sumatera Utara apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto, 2006. Validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas empiris, dimana instrumen yang sudah disusun berdasarkan pengalaman dan dipakai berulang-ulang Arikunto, 2006. Sehingga dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah sebuah alat pemeriksaan Kartu Snellen dan pinhole disc yang sudah valid dan reliable untuk mengukur ketajaman penglihatan siswa-siswi serta mengetahui secara langsung apakah mereka mengalami kelainan refraksi atau tidak menurut Kartu Snellen dan pinhole disc tersebut.

6. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Pemeriksaan tajam penglihatan seseorang sebaiknya dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang. b. Pemeriksaan dilakukan pada jarak 5-6 meter dari kartu baku untuk uji penglihatan khususnya kartu Snellen. c. Ditentukan baris huruf terkecil yang masih dapat dibaca, dilihat baris huruf yang terbaca, kemudian tajam penglihatan dinyatakan 6 dibagi jarak huruf baris yang masih terbaca. Biasanya penglihatan normal mempunyai tajam penglihatan 66. Universitas Sumatera Utara d. Dengan kartu Snellen standar ini dapat ditentukan kemampuan melihat seseorang, seperti bila tajam penglihatan 66 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter; serta bila pasien hanya dapat melihat huruf pada baris yang menujukkan angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah 630. e. Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter. Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan 360. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai 160, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter. f. Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien yang lebih buruk daripada 160. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatannya adalah 1300. g. Kadang-kadang mata hanya dapat melihat adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan. Keadan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1tak terhingga. h. Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah 0 atau buta total. Universitas Sumatera Utara i. Bila penglihatan tidak maksimal pada kedua pemeriksaan untuk hipermetropia atau miopia dimana penglihatan tidak mencapai 66 atau 2020 maka dilakukan uji pinhole. Dengan uji pinhole diletakkan pinhole di depan mata yang sedang dijuji kemudian diminta membaca huruf terakhir yang masih dapat dibaca sebelumnya. j. Bila melalui pinhole terjadi keadaan berikut, misalnya pinhole tidak terjadi perbaikan penglihatan berarti mata tidak dapat dikoreksi lebih lanjut, hal ini akibat media penglihataan keruh atau terdapat kelainan pada retina atau saraf optik; sedangkan jika pinhole memberikan perbaikan penglihatan maka ini berarti terdapat astigmatisma atau silinder pada mata tersebut ataupun kelainan refraksi yang lain miopia dan hipermetropia yang belum dikoreksi.

7. ANALISA DATA