Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dijabarkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tugas dan wewenang pengawas pemilu adalah mengawasi tahapan penyelenggaraan pemilu. Jika dalam tahapan penyelenggaraan pemilu terjadi pelanggaran terhadap undang-undang pemilu maka pengawas pemilu berwenang untuk menerima laporan dan kemudian menyelesaikan permasalahan tersebut atau meneruskan kepada instansi yang berwenang. Dalam hal terjadinya tindak pidana pemilu maka tugas dan wewenang pengawas pemilu adalah menerima laporan kemudian memberikan rekomendasi kepada yang berwenang untuk melakukan penyidikan yaitu kepolisian. 2. Pengaturan tentang tindak pidana pemilu pada pemilu legislatif tahun 2009 diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008. Penegakan hukum dilakukan oleh sistem peradilan pidana yang terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan, Advokat, Hakim dan Lembaga Pemasyarakatan. Terdapat kebuntuan hukum bagi Jaksa Penuntut Umum untuk melakukan upaya hukum jika pengadilan negeri memberikan putusan “bebas” dalam perkara tindak pidana pemilu pada pemilu legislatif tahun 2009. Universitas Sumatera Utara 3. Terhadap calon legislatif yang disangka dan didakwa melanggar larangan kampanye sebagaimana dimaksud pasal 84 Ayat 1 huruf i Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008, selama dalam proses penyidikan, penuntutan dan persidangan di pengadilan tidak ada akibat hukum dalam bentuk penahanan, sebagaimana juga telah diatur didalam pasal 21 ayat 4 K.U.H.A.P.

B. Saran

1. Perlu dilakukan perubahan terhadap pasal 247 ayat 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008, dalam hal batas waktu menyampaikan laporan tindak pidana pemilu yaitu menjadi 3 tiga hari sejak terjadinya tindak pidana pemilu atau 3 tiga hari sejak diketahui terjadinya tindak pidana pemilu. 2. Perlu penambahan pasal didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008, pada BAB XX Paragraf 3 tentang Pelanggaran Pidana Pemilu dengan menambahkan tentang hukum acara ditingkat banding di pengadilan tinggi atau upaya hukum yang dapat diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap putusan “bebas” oleh pengadilan negeri. 3. Dalam upaya penegakan hukum tindak pidana pemilu pada pemilu legislatif, jika tindak pidana pemilu yang dimaksudkan tidak menimbulkan korban ataupun kerugian terhadap masyarakat, tidak menggangu ketertiban umum, tidak menggangu tahapan pelaksanaan pemilu maka sebaiknya upaya penyelesaiannya dilakukan diluar sarana hukum pidana non-penal policy. Universitas Sumatera Utara DAFTAR KEPUSTAKAAN

A. BUKU Abdussalam, R, Hukum Pidana Prospek Indonesia Dalam Mewujudkan Rasa

Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Studi Kasus: Panwaslu Kota Medan)”

11 109 155

Analisis Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemilihan Umum Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 Tentang Pelanggaran Larangan Kampanye (Studi Kasus : Putusan Nomor : 199/PID/2009/PT.MDN)

2 55 152

Perbandingan Pemilihan Umum Indonesia Dengan Malaysia (Studi Kasus : Pemilihan Umum Indonesia Tahun 2004 Dengan Pemilihan Umum Malaysia Tahun 2004)

12 111 239

Perilaku Pemilih Masyarakat Etnis Simalungun Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 (Studi Kasus : Desa Sondi Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun).

1 43 94

Etnisitas dan Politik Suatu Studi Partisipasi Politik Etnis Karo Dalam Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 (Studi Kasus : Partisipasi Masyarkat Etnis Karo Dalam Pemilihan Umum Legislative Di Desa Tengah, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)

0 38 102

Efektifitas Pelaksanaan Fungsi Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kota Metro Terhadap Pelanggaran Pemilu Legislatif Tahun 2014

4 36 76

BAB II BENTUK-BENTUK PERBUATAN YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA PEMILIHAN UMUM - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah - Peranan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pemilihan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Studi Kasus: Panwaslu Kota M

0 0 34

Memerhatikan : Putusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 26

0 0 13