37
BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Eksperimen
Standar pewarna merah yang digunakan dalam penelitian ini adalah eritrosin, eritrosin-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R. Penelitian ini
dilakukan dengan menentukan pola serapan standar pewarna merah dan sampel. Kedua mengukur nilai absorbansi larutan standar dan sampel. Setelah
diperoleh data kemudian dilakukan analisa.
1. Penentuan Pola Serapan Standar Pewarna Merah Eritrosine,
Eritrosine-Carmoisine, Carmoisine, dan Ponceau 4R.
Jenis pewarna merah tergantung dari molekul penyusunnya. Setiap molekul memiliki tingkat tenaga molekuler yang berbeda. Tenaga
molekul dapat diamati berdasarkan spektrum yang dihasilkan. Spektrum tenaga menunjukkan pola serapan tertentu.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pola serapan pewarna merah. Serapan yang dihasilkan oleh masing-masing pewarna merah memiliki
pola berbeda. Pola serapan ditunjukkan dengan grafik hubungan antara intensitas cahaya setelah melewati larutan terhadap panjang gelombang.
Pengukuran intensitas cahaya setelah melewati larutan dilakukan pada panjang gelombang 320 nm sampai dengan 900 nm. Hasil pengukuran
intensitas larutan standar pewarna merah eritrosin, eritrosin-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R dengan konsentrasi 10 mlL, 8 mlL, 6 mlL,
4 mlL, dan 2 mlL terdapat pada tabel lampiran 1. Nilai intensitas cahaya pada panjang gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna
38
eritrosine ditunjukkan oleh grafik 4.1, nilai intensitas cahaya pada panjang gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna eritrosine-carmoisine
ditunjukkan oleh grafik 4.2, nilai intensitas cahaya pada panjang gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna carmoisine
ditunjukkan oleh grafik 4.3, dan nilai intensitas cahaya pada panjang gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna ponceau 4R
ditunjukkan oleh grafik 4.4.
Grafik 4.1. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang nm larutan standar Eritrosine CI 16035 pada konsentrasi 10 mll , 8 mll , 6 mll
, 4 mll , dan 2 mll .
39 Grafik 4.2. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang nm larutan standar
Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720 pada konsentrasi 10 mll , 8 mll , 6 mll , 4 mll , dan 2 mll .
Grafik 4.3. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang nm larutan standar Carmoisine CI 14720 pada konsentrasi 10 mll , 8 mll , 6 mll
, 4 mll , dan 2 mll .
40
Grafik intensitas terhadap panjang gelombang pewarna eritrosine, eritrosine-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R menunjukkan pola
serapan yang berbeda. Grafik intensitas terhadap panjang gelombang pewarna eritrosine, eritrosine-carmoisine, carmoisine, dan ponceau 4R
merupakan dasar untuk melakukan identifikasi sampel. Sampel dikatakan mengandung salah satu jenis pewarna merah standar jika pola serapan
yang dihasilkan oleh sampel sama dan mengikuti salah satu pola dari pewana standar eritrosine, eritrosine-carmoisine, carmoisine, dan
ponceau 4R. Sampel merupakan senyawa yang terdiri dari berbagai molekul
penyusunnya. Molekul penyusun pewarna merah inilah yang diharapkan memberi sumbangan serapan, bukan molekul pewarna lain. Dasar
Grafik 4.4. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang nm larutan standar Ponceau 4R CI 16255 pada konsentrasi 10 mll , 8 mll , 6 mll
, 4 mll , dan 2 mll .
41
penelitian yang digunakan adalah konsep selektifitas. Panjang gelombang terjadi serapan maksimum untuk molekul-molekul penyusun pewarna
merah dapat ditunjukkan dengan membandingkan pola serapan pewarna merah standar dengan pewarna lain. Pewarna hijau Tartrasine CI 19410
digunakan sebagai pembanding. Hasil pengukuran nilai intensitas larutan standar pewarna merah
Eritrosine CI 16035, Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720, Carmoisine CI 14720, dan Ponceau 4R CI 16255 dengan konsentrasi 8
mll ditunjukkan dengan grafik 4.5 berikut.
Hasil pengukuran nilai intensitas untuk larutan standar Tartrasine CI 19410 dengan konsentrasi 8 mll ditunjukkan oleh grafik 4.6 berikut.
Grafik 4.5. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang nm larutan standar
Eritrosine CI 16035 , Eritrosine CI 16035- Carmoisine CI 14720 , Carmoisine CI 14720 , dan
Ponceau 4R CI 16255
pada konsentrasi 8 mll.
42
Berdasarkan grafik 4.5 dan 4.6 diperoleh grafik 4.7 berikut ini.
Grafik 4.6. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang nm larutan standar Tartrasine CI 19410 pada konsentrasi 8 mll.
Grafik 4.7. Hubungan Intensitas terhadap panjang gelombang nm larutan standar
Eritrosine CI 16035 , Eritrosine CI 16035-Carmoisine CI 14720 , Carmoisine CI 14720 , dan Ponceau 4R CI
16255
pada konsentrasi 8 mll dan larutan standar Tartrasine CI 19410 pada konsentrasi 8 mll.
43
Berdasarkan grafik 4.7 dapat ditentukan panjang gelombang paling selektif untuk larutan standar pewarna merah. Panjang gelombang
selektif optimal ditentukan dengan cara memilih panjang gelombang yang mempunyai serapan paling maksimal untuk pewarna merah dan
paling minimal untuk Tartrasine CI 19410. Serapan maksimal ditunjukkan dengan intensitas yang rendah, sedangkan serapan minimal
ditunjukkan dengan intensitas tinggi. Panjang gelombang selektif untuk larutan standar pewarna merah berkisar 430 nm sampai 500 nm. Karena
panjang gelombang ini membawa tenaga yang sama dengan tenaga molekul pewarna merah untuk melakukan transisi, maka pada panjang
gelombang ini yang mempengaruhi serapan hanya pewarna merah standar.
2. Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Perwana Merah Eritrosine,