Data Kuantitatif Rekapitulasi Hasil Penjaringan Aspirasi Masyarakat

26 14 Trisi 2 7 15 Karangampel 4 7 16 Kedokanbunder 2 5 17 Haurgeulis 2 7 18 Gantar 2 4 19 Juntinyuat 7 5 20 Sliyeg 5 9 21 Balongan 10 22 Gabuswetan 8 2 23 Cantigi 5 1 24 Arahan 7 1 25 Krangkeng 1 10 26 Losarang 11 1 27 Bongas 7 1 28 Kandanghaur 13 29 Kroya 8 30 Jatibarang 10 4 31 Lelea 6 5 JUMLAH TOTAL 206 99 Berdasarkan data yang tertera dalam tabel di atas dapat dinyatakan bahwa sebanyak 206 BPD untuk tingkat desa dan Forum Ketua RW untuk tingkat kelurahan atau 66,45 dari seluruh BPD dan Forum Ketua RW di kelurahan menyatakan ”SETUJU” dibentuk kota otonom baru di Kabupaten Indramayu, sedangkan sebanyak 99 atau 31,94 BPD untuk tingkat desa dan Forum Ketua RW untuk tingkat kelurahan menyatakan ”TIDAK SETUJU” dibentuk kota otonom baru di Kabupaten Indramayu, sedangkan 5 atau 1,61 dari BPD dan Forum Ketua RW di kelurahan, sampai batas akhir penyerahan Berita Acara dan Risalah Rapat, tidak menyerahkan hasil. 27 Dengan demikian, berdasarkan kalkulasi jumlah suara, dapat dinyatakan bahwa jumlah suara yang menyatakan ”SETUJU” 66,45 lebih banyak dibandingkan jumlah suara yang ”TIDAK SETUJU” 31,94. Bahkan, jumlah suara yang ”SETUJU” telah melebihi jumlah mayoritas sederhana untuk diketahui bahwa jumlah mayoritas sederhana adalah : 156 atau 50 + 1 dari seluruh BPD dan Forum Ketua RW di Kabupaten Indramayu.

2. Analisis Kualitatif

Berdasarkan data kuantitatif yang ada dalam tabel di atas dapat dianalisis sebagai berikut : Dari 206 atau 66,45 dari seluruh BPD dan Forum Ketua RW yang menyatakan setuju dibentuk kota otonom baru di Kabupaten Indramayu, secara umum mengungkapkan bahwa alasan persetujuannya adalah bahwa dengan pembentukan kota otonom baru maka : 1 Perhatian dari Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik akan menjadi semakin besar karena jumlah penduduk dan wilayah akan dibagi menjadi dua; 2 Proses pembangunan dan pelayanan publik akan dapat menyentuh pada tataran masyarakat yang paling bawah grass root; 3 Peluang partisipasi dan aspirasi masyarakat akan semakin besar karena adanya pemberdayaan masyarakat community development dari pemerintah daerah yang baru; 4 Peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan penambahan fasilitas, sarana prasarana, serta infra struktur demi kelancaran pembangunan; 5 Pemberian peluang pekerjaan bagi warga masyarakat karena adanya formasi baru dalam dunia kerja yang tentunya lebih mengutamakan orang daerah; 28 6 Adanya aliran dana dari pusat untuk kebutuhan belanja publik secara reguler tiap tahunnya; 7 Seperti lazimnya daerah lain, pembentukan Kabupaten - Kota terlebih dahulu akan lebih baik bagi Indramayu dibandingkan dibentuk Kabupaten – Kabupaten. Sedangkan dari 99 atau 31,94 BPD dan Forum Ketua RW yang menyatakan tidak setuju dibentuk kota otonom baru di Kabupaten Indramayu, secara umum mengungkapkan bahwa alasan ketidaksetujuannya adalah bahwa dengan pembentukan kota otonom baru maka : 1 Tidak akan menjamin kesejahteraan masyarakat, namun hanya segelintir orang yang akan menikmati pembentukan kota; 2 Pengalaman di daerah lain menunjukkan bahwa pembentukan suatu daerah tidak otomatis meningkatkan kesejahteraan rakyat, bahkan rakyat malah kesulitan dalam pelayanan publik; 3 Pembentukan kota otonom tidak senafas dengan aspirasi masyarakat yang menginginkan pembentukan kabupaten, yakni Kabupaten Indramayu Barat dan Kabupaten Indramayu Timur.

B. Hasil Penjaringan Aspirasi Masyarakat Per Kecamatan

1. Kecamatan Anjatan

a. Data Kuantitatif

NO NAMA DESA SETUJU TIDAK SETUJU 1 Anjatan Tidak 2 Anjatan Baru Ya 3 Anjatan Utara Ya 4 Bugistua Ya 5 Kedungwungu Ya 6 Kopyah Tidak 7 Lempuyang Ya