e. Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain. Hal
ini belum sepenuhnya dilaksanakan oleh Apoteker karena keterbatasan jumlah Apoteker di Rumah Sakit.
f. Memberikan konseling pada pasien dan atau keluarganya;
g. Melaksanakan penanganan sediaan sitostatika.
Kegiatan farmasi klinis yang belum dijalankan, adalah sebagai berikut: a.
Pemantauan terapi obat PTO; b.
Pemantauan efek samping obat MESO; c.
Pemantauan kadar obat dalam darah PKOD. d.
Melaksanakan evaluasi penggunaan obat EPO;
4.2 Instalasi CSSD
Instalasi CSSD di RSUD dr. Zainoel abidin terletak bersebelahan dengan instalasi bedah sentral, terdiri dari ruang penerimaan alat kesehatan, ruang
dekontaminasi, ruang pengemasan, dan ruang penyimpanan.
4.2.1 Fungsi Instalansi CSSD
Fungsi CSSD RSUD dr. Zainoel Abidin sebagai unit sterilisasi pusat adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan, mengkordinasikan, melaksanakan dan mengawasi serta
mengevaluasi kegiatan sterilisasi. b.
Menyediakan dan mendistribusikan peralatan dan bahan steril ke seluruh unit Rumah Sakit yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
c. Melakukan inventarisasi peralatan bedah dan peralatan lainnya milik
Instalansi Sterilisasi Pusat CSSD yang digunakan oleh unit untuk disterilkan dan digunakan kembali.
d. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan pelatihan bagi tenaga
kesehatan yang terkait dengan pelayanan sterilisasi.
4.2.2 Tujuan CSSD
Tujuan CSSD RSUD dr. Zainoel Abidin sebagai unit sterilisasi pusat adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan barang-barang steril baik BHP dan bukan BHP untuk
perawatan pasien b.
Mendistribusikan barang-barang steril yang dibutuhkan ruangan perawatan pasien
c. Memilih bahan medis habis pakai yang aman dan efektif untuk kebutuhan
penyediaan barang-barang steril d.
Mempertahankan standar yang telah ditetapkan, mendokumentasikan setiap aktifitas fungsional sebagai bagian dari program upaya
penegendalian mutu.
4.2.3 Prosedur sterilisasi alat
Alat atau barang kotor dari IBS, poliklinik, dan ruang rawat inap diterima di ruang penerimaan, kemudian dicatat nama dan jumlah alat serta nama ruangan.
Alat yang diterima dilakukan dekontaminasi dengan cara merendam alat dalam larutan alkazyme selama 15-20 menit. Alat dicuci dengan Washing Machine dan
dikeringkan dengan lemari pengering pada suhu 40 C selama 15-30 menit. Alat
yang telah dikeringkan dikemas dalam Ponches, countainer atau tromol yang juga
Universitas Sumatera Utara
dimasukkan indikator internal Bowle indikator, setelah dikemas diberi indikator eksternal dan label yang berisi nama alat dan tanggal sterilisasi. kemudian
disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit sesuai dengan
kuota yang dibutuhkan. Bahan linen yang telah dicuci dari ruang laundry, dibawa ke ruang CSSD
untuk disterilkan. Bahan linen yang diterima dikemas dengan kain linen khusus untuk pembungkus yang memenuhi persyaratan yaitu kain tidak robek, tidak
luntur atau tidak menyebabkan perubahan warna, dan tidak berbulu. Bahan linen yang telah dikemas diberi indikator eksternal dan label yang berisi tanggal
sterilisasi, lalu disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit
sesuai dengan kuota yang dibutuhkan. Indikator steril internal dan eksternal adalah indikator yang digunakan
untuk menunjukkan bahwa bahan dan alat telah steril. Jika dalam pelaksanaannya indikator tidak mengalami perubahan warna, maka akan dilakukan sterilisasi
ulang. Indikator internal perubahan warnanya dari coklat berubah menjadi hitam, sedangkan untuk indikator eksternal perubahan warna dari biru menjadi coklat
kehitaman. Bahan dan alat kesehatan yang telah disterilkan disimpan dalam ruang
penyimpanan, bahan dan alat disusun dirak berdasarkan kebutuhan operasi misalnya satu rak disusun untuk bedah tulang, rak lainnya disusun untuk operasi
laparatomi. Masa steril suatu alat dan bahan berbeda-beda, sesuai dengan kemasan yang digunakan seperti countainer memiliki masa steril selama 6 bulan,
pembungkus linen dan ponches memiliki masa steril selama 7 hari.
Universitas Sumatera Utara
Area penyimpanan merupakan tempat dimana barang dan instrument disimpan sebelum dikirimkan untuk digunakan pada pasien. Area penyimpanan
harus mengikuti kaidah clean room, dimana terdapat beberapa persyaratan yang membutuhkan pengaturan. Pengaturan suhu dan kelembaban, dinding yang tidak
bersudut, lantai yang dilpisi epoxy, pembatasan lalu lintas personil, ventilasi agar bertekanan positif, dan mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu
seperti posisi rak yang menjauihi dinding. Tempat penyimpanan alat kesehatan dan bahan linen di ruang CSSD belum sesuai dengan persyaratan. Hal ini dapat
dilihat dari dinding tempat penyimpanan yang masih bersudut, lantai yang tidak dilapisi epoxy, serta rak penyusun bahan steril yang diletakkan berdekatan dengan
dinding sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi pada alat yang sudah disterilkan.
4.3 Instalasi Pemeliharan Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit IPSLRS