39
sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis.
Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki, kualitas hubungan interpersonal yang baik, dan
meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan terhadap potensi diri Ryff dan Keyes 1998, 2000 dalam Aprianti 2012; Ryff 1989, dalam Eldeleklioglu et al., 2010. Selain itu,
Moriwaki 1973 juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk
menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya. Disisi lain, seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah
berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami depresi. Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti
menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian Koropeckjy-Cox, 2009, dalam Santrock 2012. Selain itu, peran pasangan
yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan dukungan secara sosial, tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki
pasangan lagi. Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada
seseorang yang menghadapi masa pensiun. Seseorang yang memiliki pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan
kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Sebaliknya, seseorang yang sudah tidak memiliki pasangan meninggal ataupun cerai
akan cenderung mengalami kesulitan dalam menumbuhkan kepercayaan akan kesejahteraan pada dirinya karena tidak adanya lagi pasangan yang
memiliki hubungan secara intim, yang memberikan dukungan sehingga tidak dapat memaksimalkan potensi pada diri.
E. Skema Penelitian
Gambar 1. Grafik Alur Hubungan Status Pernikahan Dengan Kesejahteraan Psikologis
Masa Pensiun Status
Pernikahan JandaDuda
Sudah tidak memiliki secara hukummeninggal
Menikah Masih memiliki pasangan
Tidak puas dengan dirinya, kecewa dengan apa yang terjadi di kehidupan masa lalunya, memiliki
masalah dengan kualitas pribadi, ingin menjadi berbeda daripada dirinya sekarang, sedikit
kedekatan dan kepercayaan dengan orang lain, sulit untuk menjadi hangat, terbuka, dan peduli
tentang orang lain; terisolasi dalam hubungan interpersonal; tidak mau membuat kompromi
dalam hubungan dengan orang lain, cenderung mementingkan
harapan dari
orang lain,
bergantung pada penilaian orang lain, mengikuti tuntutan sosial dalam bertindak, kesulitan
mengelola aktivitas, tidak mampu memperbaiki lingkungan di sekitarnya, tidak menyadari
kesempatan
yang ada,
kurang mampu
mengontrol dunia luar, kurang memiliki makna terhadap hidup, memiliki sedikit cita-cita dan
tujuan, kurang memiliki arahan dalam hidup, tidak memiliki tujuan dari kehidupan masa
lalunya, tidak memiliki pandangan yang dapat memunculkan makna dalam hidup, merasa tidak
dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan diri, merasa bosan dengan kehidupannya, dan
merasa tidak dapat berkembang. Sikap positif terhadap diri sendiri, mengakui,
menerima segala aspek dalam diri, memiliki perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya,
hangat, menyenangkan,
percaya dan
mementingkan kesejahteraan
orang lain,
berempati, kasih sayang, intim saling berbagi dalam hubungan, bebas dan dapat menentukan
nasibnya, mampu bertahan dari tekanan sosial, mengelola
perilaku dari
dalam, mampu
mengevaluasi diri, mampu menguasai dan mengatur lingkungannya, mengontrol aktivitas,
menggunakan kesempatan yang ada, mampu untuk membuat atau memilih konteks yang tepat sesuai
dengan dirinya, memiliki dan mampu mencapai tujuan hidup, memiliki makna terhadap kehidupan
saat ini dan masa lalu, memegang keyakinan terhadap tujuan hidupnya, memiliki maksud dalam
tujuan hidupnya, memiliki perasaan untuk terus berkembang, melihat diri sebagai pribadi yang
tumbuh dan berkembang, terbuka terhadap pengalaman baru, menyadari potensi yang dimiliki,
melihat peningkatan dalam diri dan perilaku, dan melakukan perubahan agar tetap mencerminkan
pengetahuan tentang diri.
Kesejahteraan Psikologis Tinggi Kesejahteraan Psikologis Rendah
F. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah : H
: Tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahaan.
H
1
: Ada perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan.
43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok
penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama Siregar, 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis pensiunan yang masih memiliki pasangan dengan pensiunan yang jandaduda.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut : Variabel Tergantung : Kesejahteraan Psikologis
Variabel Bebas : Status Pernikahan
C. Definisi Operasional
1. Kesejahteraan Psikologis Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being adalah
berfungsinya fungsi-fungsi psikologis secara positif pada pensiunan yang mampu mengarahkan untuk menyadari, menggunakan, serta
mengembangkan kemampuanpotensi
yang dimiliki,
sehingga memberikan kesempatan individu untuk tumbuh, menciptakan kualitas