Deskripsi Data Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

63

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun ditinjau dari status pernikahan. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji analisis non-parametrik mann-whitney u test. Hal ini dikarenakan pada uji normalitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa persebaran data yang dimiliki tidak normal p 0,05. Berdasarkan hasil analisis data dengan mann-whitney u test, diperoleh nilai koefisien signifikansi sebesar 0,467 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H diterima dan H 1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan kesejahteraan psikologis pada masa pensiun antara kelompok menikah dengan kelompok jandaduda. Kesejahteraan psikologis memberikan dampak dengan tercapainya kebahagiaan, kepuasaan hidup, dan tidak adanya gejala-gejala depresi Ryff, 1995 dalam Amalia Fitriana, tanpa tahun. Bagi pensiunan yang akan masuk pada usia lanjut lansia, kesejahteraan psikologis merupakan hal yang penting untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan merasakan kepuasan dalam hidupnya, sehingga mereka dapat terhindar dari kesendirian, ketidakbahagiaan, dan depresi Amalia Fitriana, tanpa tahun. Ryff 1988, dalam Amalia Fitriana, tanpa tahun berpendapat bahwa mereka yang akan memasuki masa lansia, yang memiliki positive psychological functioning cenderung lebih dapat menerima keadaan mereka, dapat menciptakan lingkungan yang mereka inginkan, dapat mengembangkan diri, memiliki tujuan hidup, memiliki 64 kemandirian, dan memiliki hubungan positif dengan orang lain dapat mencapai succesful aging. Amalia dan Fitriana tanpa tahun menjelaskan bahwa succesful aging akan membuat lansia memiliki kepuasan tingkat harapan hidup dan kebahagiaan yang tinggi. Selain itu, succesful aging dapat dicapai juga karena adanya lingkungan sekitar baik keluarga maupun komunitas yang memiliki peranan signifikan dalam menciptakan keterikatan secara emosional. Hal inilah yang memungkinkan bahwa pada penelitian ini, ada atau tidaknya kehadiran pasangan tidak mempengaruhi pensiunan untuk mencapai kesejahteraan psikologis. Ketidakhadiran pasangan terutama pada kelompok jandaduda dapat digantikan dengan adanya significant others seperti sahabat, orang-orang kepercayaan atau saudara. Marks 1996 mengatakan bahwa memiliki hubungan yang intim dengan orang-orang kepercayaan memberikan kontribusi yang besar terhadap well-being. Kehadiran teman-teman juga menjadi faktor yang penting sebagai bagian dari dukungan orang-orang kepercayaan Anderson Stewart, 1994; Oliker, 1989 dalam Marks, 1996. Lebih lanjut lagi, Marks 1996 menjelaskan bahwa kehadiran teman-teman sebagai bentuk dukungan sosial dari orang kepercayaan juga memiliki kontribusi terhadap kesejahteraan psikologis bagi subjek yang tidak memiliki pasangan yang sama baiknya dengan mereka yang memiliki pasangan. McAdams 2006 menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dapat menciptakan kehidupan yang harmonis dan gotong royong. Hal ini sama seperti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 masyarakat yang berasal dari budaya kolektif yang lebih mengedepankan kehidupan kelompok daripada kehidupan invidualis sehingga memunculkan nilai-nilai harmonis, gotong royong, solidaritas, dan ketergantungan terhadap satu sama lain McAdams, 2006. Hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil dengan subjek X yang mengatakan kehadiran keluarga, saudara, dan teman- teman para pensiun dirasa mampu membantu mereka mengatasi permasalahan yang dihadapi di masa lanjut usia. Subjek X menambahkan, kebanyakan pensiunan memilih untuk kembali ke daerah asalnya agar lebih dekat dengan keluarga maupun saudara karena kehadiran keluarga dianggap mampu menguatkan dan mampu memberikan dukungan sehingga pensiunan merasa tidak sendirian. Ryff dan Singer 1996 menambahkan bahwa masyarakat di dalam budaya yang kolektif, memiliki orientasi kepada orang lain. Hal ini berhubungan dengan tingginya tingkat kesejahteraan psikologis terutama pada dimensi hubungan yang positif dengan orang lain Ryff Singer, 1996. Selain itu, masyarakat di dalam budaya non-barat cenderung menekankan pada sikap kesalingterkaitan dengan individu lain untuk tetap dapat melakukan tugas normatif utama yaitu menyesuaikan diri untuk menjadi pas dan mempertahankan hubungan dengan orang lain Matsumoto, 1994. Matsumoto 1994 menambahkan pada masyarakat yang bersifat komunal, kebahagiaan dan emosi positif lainnya seperti perasaan bersahabat akan muncul jika individu berhasil memenuhi tugas- tugas kultural independen seperti menyesuaikan diri dengan seseorang dalam suatu hubungan atau kelompok, memahami orang lain, menjadi invidu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI