170
Pelajaran Kewarganegaraan SMA 1
c. Pewarganegaraan Naturalisasi
Prinsip ini berlaku jika seseorang tidak dapat memenuhi unsur ius soli ataupun ius sanguinis. Orang tersebut masih dapat
memperoleh kewarganegaraan dengan cara pewarganegaraan naturalisasi. Prosedur naturalisasi ini berbeda-beda antara
negara satu dengan negara lain.
Dalam pewarganegaraan naturalisasi ini berlaku dua sifat, yaitu aktif dan pasif.
1 Pewarganegaraan aktif adalah jika seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan
kehendak menjadi warga negara dari suatu negara. 2 Pewarganegaraan pasif adalah jika seseorang tidak mau
diwarganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau diberi atau dijadikan warga negara dari suatu negara maka ia
dapat menggunakan hak repudiasi. Hak repudiasi adalah hak untuk menolak pemberian status kewarganegaraan.
3. Status Kewarganegaraan
Penentuan kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap negara dapat menciptakan problem status kewarganegaraan bagi
seorang warga. Problem status kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu apatride dan bipatride.
a. Apatride adalah istilah untuk orang-orang yang tidak mem- punyai status kewarganegaraan.
b. Bipatride adalah istilah untuk orang-orang yang memiliki status kewarganegaraan rangkap dua.
Bahkan, dapat muncul multipatride, yaitu istilah untuk orang- orang yang memiliki kewarganegaraan banyak lebih dari dua.
Status kewarganegaraan, baik apatride atau bipatride akan menimbulkan masalah dalam suatu negara. Orang yang apatride
akan mempersulit orang tersebut menjadi penduduk negara karena dianggap sebagai orang asing yang hak dan kewajibannya terbatas
dibanding warga negara atau penduduk. Orang yang bipatride dapat mengacaukan data kependudukan dari dua negara. Orang yang
bipatride juga dapat memanfaatkan hak dan kewajibannya sebagai warga negara di dua negara yang berbeda.
4. Cara dan Bukti Memperoleh Kewarganegaraan
Berkaitan dengan asas kewarganegaraan tersebut maka dalam suatu negara terdapat dua stelsel kewarganegaraan, yaitu stelsel
aktif dan pasif.
Warga Negara Indonesia
171
a. Stelsel aktif adalah orang harus aktif melakukan tindakan- tindakan hukum tertentu untuk dapat menjadi warga negara.
Stelsel aktif dikenal dengan by registration. b. Stelsel pasif adalah orang dengan sendiri dianggap sebagai
warga negara walaupun tanpa melakukan tindakan tertentu untuk menjadi warga negara. Stelsel pasif dikenal dengan by
operation of law.
Cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia diatur menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 sebagai berikut.
a. Permohonan
Permohonan, yaitu tata cara bagi orang asing untuk mem- peroleh kewarganegaraan Republik Indonesia. Permohonan
pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut
1 telah berusia 18 delapan belas tahun atau sudah kawin; 2 pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat
tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 lima tahun berturut-turut atau paling singkat
10 sepuluh puluh tahun tidak berturut-turut;
3 sehat jasmani dan rohani; 4 dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5 tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 satu tahun
atau lebih; 6 jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda; 7 mempunyai pekerjaan danatau berpenghasilan tetap; dan
8 membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
b. Pernyataan
Pernyataan, yaitu warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dapat memperoleh kewarga-
negaraan Republik Indonesia dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat berwenang.
Pernyataan dilakukan apabila yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling
singkat 5 lima tahun berturut-turut atau paling singkat 10 sepuluh tahun tidak berturut-turut, kecuali dengan perolehan
kewarganegaraan tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda.