Pengertian Desa Jenis Desa Ciri masyarakat Pedesaan

a. Rasa aman dalam melaksanakan baik tugas mengajar maupun tugas yang lain yang berhubungan dengan tugas mengajar. b. Perlindungan terhadap keadaan membahayakan yang dapat mengancam jiwa, baik karena alam maupun perbuatan manusia. c. Perlindungan dari pemutusan hubungan kerja secara sepihak yang merugikan guru. d. Penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial bagi guru yang sesuai dengan tuntutan tugasnya.

B. Desa dan Masyarakat Pedesaan

1. Pengertian Desa

Menurut Soetrano 1994, desa merupakan suatu bentuk kehidupan bersama dari sejumlah orang yang hampir semuanya saling mengenal. Desa secara geografis merupakan daerah agraris dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, nelayan atau yang langsung menggantungkan kehidupannya terhadap alam bermata pencaharian dari alam. Secara sosial, masyarakat desa lebih lambat dalam menangkap suatu perkembangan dibandingkan dengan masyarakat kota akan tetapi lebih terbuka terhadap hakikat hidup. Secara ekonomi biasanya hasil produksi masyarakat desa digunakan untuk konsumsi lingkungan sendiri Soetarno, 1994

2. Jenis Desa

Penduduk pedesaan membentuk kira-kira 70 daripada penduduk nasional, sebagian besar terlibat di bidang pertanian da pekerjaan-pekerjaan lain yang berkaitan dan merupakan 23 dari kelompok yang berpenghasilan rendah pada setiap negara sebagai keseluruhan Chenery, 1974 dalam Tjondronegoro, 1999. Pada umumnya kita juga mempunyai pandangan tentang desa yang terdiri atas pusat-pusat pemukiman yang didiami oleh petani-petani dan hubungan kekeluargaan yang mempengaruhi hubungan lain. Desa juga dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu Koentjaraningrat dalam Soetrano,1994 : a. Desa yang didasarkan pada topografinya : ƒ desa pegunungan ƒ desa dataran rendah ƒ desa dataran tinggi ƒ desa pantai b. Desa yang didasarkan pada pola pertaniannya : ƒ desa petani sawah menetap ƒ kampung peladang berpindah ƒ desa perkebunan rakyat ƒ desa nelayan

3. Ciri masyarakat Pedesaan

Masyarakat desa di Indonesia juga mempunyai beberapa ciri-ciri kehidupan yang khas yaitu Koentjaraningrat dalam Soetrano,1994 : a. konflik dan persaingan b. kegiatan bekerja c. sistem tolong menolong d. gotong royong e. jiwa musyawarah Kondisi pedesaan tidak lepas dari kehidupan bemasyarakat penduduknya. Ada beberapa karakteristik masyarakat pedesaan yaitu Talidzuhu, 1986 : a. Sederhana Sebagian besar masyarakat desa hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan ini terjadi karena dua hal: ƒ Secara ekonomi memang tidak mampu ƒ Secara budaya memang tidak senang menyombongkan diri. b. Mudah curiga Secara umum, masyarakat desa akan menaruh curiga pada: ƒ Hal-hal baru di luar dirinya yang belum dipahaminya ƒ Seseorangsekelompok yang bagi komunitas mereka dianggap “asing” c. Menjunjung tinggi “unggah-ungguh” Sebagai “orang timur”, orang desa sangat menjunjung tinggi kesopanan atau “unggah-ungguh” apabila: ƒ Bertemu dengan tetangga ƒ Berhadapan dengan pejabat ƒ Berhadapan dengan orang yang lebih tua ƒ Berhadapan dengan orang yang lebih mampu secara ekonomi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ƒ Berhadapan dengan orang yang tinggi tingkat pendidikannya. d. Guyub, kekeluargaan Sudah menjadi karakteristik khas bagi masyarakat desa bahwa suasana kekeluargaan dan persaudaraan telah “mendarah-daging” dalam hati sanubari mereka. e. Lugas “Berbicara apa adanya”, itulah ciri khas lain yang dimiliki masyarakat desa. Mereka tidak peduli apakah ucapannya menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena memang mereka tidak berencana untuk menyakiti orang lain. Kejujuran, itulah yang mereka miliki. f. Tertutup dalam hal keuangan Biasanya masyarakat desa akan menutup diri manakala ada orang yang bertanya tentang sisi kemampuan ekonomi keluarga. Apalagi jika orang tersebut belum begitu dikenalnya. Katakanlah, mahasiswa yang sedang melakukan tugas penelitian survei pasti akan sulit mendapatkan informasi tentang jumlah pendapatan dan pengeluaran mereka. g. Perasaan “minder” terhadap orang kota Satu fenomena yang ditampakkan oleh masayarakat desa, baik secara langsung ataupun tidak langsung ketika bertemu atau bergaul dengan orang kota adalah perasaan mindernya yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung untuk diam atau tidak banyak omong. h. Menghargai “ngajeni” orang lain Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain yang pernah diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas budi sebesar-besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud material tetapi juga dalam bentuk penghargaan sosial atau dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan “ngajeni”. i. Jika diberi janji, akan selalu diingat Bagi masyarakat desa, janji yang pernah diucapkan seseorang atau komunitas tertentu akan sangat diingat oleh mereka terlebih berkaitan dengan kebutuhan mereka. Hal ini didasari oleh pengalaman atau trauma yang selama ini sering mereka alami, khususnya terhadap janji-janji terkait dengan program pembangunan di daerahnya. Sebaliknya bila janji itu tidak ditepati, bagi mereka akan menjadi “luka dalam” yang begitu membekas di hati dan sulit menghapuskannya. Contoh kecil: mahasiswa menjanjikan pertemuan di Balai Desa jam 19.00. Dengan tepat waktu, mereka telah standby namun mahasiswa baru datang jam 20.00. Mereka akan sangat kecewa dan selalu mengingat pengalaman itu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI j. Suka gotong-royong Salah satu ciri khas masyarakat desa yang dimiliki di hampir seluruh kawasan Indonesia adalah gotong-royong atau kalau dalam masyarakat Jawa lebih dikenal dengan istilah “sambatan”. Uniknya, tanpa harus dimintai pertolongan, serta merta mereka akan “nyengkuyung” atau bahu-membahu meringankan beban tetangganya yang sedang punya “gawe” atau hajatan. Mereka tidak memperhitungkan kerugian materiil yang dikeluarkan untuk membantu orang lain. Prinsip mereka: “rugi sathak, bathi sanak”. Yang kurang lebih artinya: lebih baik kehilangan materi tetapi mendapat keuntungan bertambah saudara. k. Demokratis Sejalan dengan adanya perubahan struktur organisasi di desa, pengambilan keputusan terhadap suatu kegiatan pembangunan selalu dilakukan melalui mekanisme musyawarah untuk mufakat. Dalam hal ini peran BPD Badan Perwakilan Desa sangat penting dalam mengakomodasi pendapatinput dari warga. l. Religius Masyarakat pedesaan dikenal sangat religius. Artinya, dalam keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan. Misalnya: Tahlilan, Rajaban, Jumat Kliwonan, dll.

C. Profesi Guru di Pedesaan