Dimensi Risiko Kredit Bentuk Risiko Kredit

2.3.2. Dimensi Risiko Kredit

Menurut Djohanputro 2004, besarnya risiko kredit terdiri dari dua faktor : besarnya exposure kredit dan kualitas exposure kredit. Semakin besar pinjaman, semakin besar juga tingkat exposure kredit. Semakin rendah kualitas jaminan, maka semakin rendah kualitas kredit, semakin tinggi risiko kredit. Pada Gambar 1 dapat dilihat bagan dimensi risiko kuantitas dan risiko kualitas : Gambar 1. Dimensi Risiko : Kuantitas dan Kualitas Kuantitas dan kualitas risiko kredit tercermin dalam kerangka risiko kredit. Penyebab gagal bayar pada risiko kredit yaitu kebangkrutan debitur dan kesulitan keuangan yang dihadapi debitur. Apabila debitur berada pada ambang batas kriteria kesehatan tidak terpenuhi maka memiliki potensi gagal bayar dan menurunkan peringkat debitur. Penurunan peringkat debitur disebabkan penurunan kinerja debitur. Kelemahan kontrak kredit menyebabkan pelanggaran kontrak kredit dan berpotensi dalam meningkatkan risiko kredit.

2.3.3. Bentuk Risiko Kredit

Secara garis besar, risiko kredit dapat dibagi menjadi 3 tiga: risiko default, risiko exposure, dan risiko recovery. Risiko Eksposur Kredit Kuantitas Risiko Probabilitas Gagal Bayar Kualitas Jaminan Probabilitas Likuidasi Jaminan Kualitas Risiko Kredit Dimensi Risiko Kredit kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas Bank, antara lain: pemberian kredit, transaksi derivatif, perdagangan instrumen keuangan, serta aktivitas Bank yang lain, termasuk yang tercatat dalam banking book maupun trading book. Tiga bentuk risiko kredit menurut Djohanputro 2004 diantaranya: 1. Risiko Gagal Bayar Untuk mengukurnya, perusahaan dapat melakukan pemeringkatan rating. Setiap perusahaan memiliki model pemeringkatan yang berbeda–beda. Namun umumnya terdapat lima faktor yang sering digunakan yaitu 5C menurut Weston dan Brigham. Gambar 2 memberikan penjelasan singkat tentang dinilai dari setiap C dari 5C. 1. Character , berkaitan dengan perilaku calon debitur atau pembeli secara kredit mengenai keinginan untuk membayar dan memenuhi kewajiban. Perusahaan menggunakan data masa lalu mengenai track record calon debitur. Karakter dapat dikaitkan dengan pelanggaran moral yaitu kecenderungan seseorang dengan sengaja menyimpangkan wewenang dan kemampuan untuk kepentingan pribadi dengan mengorbankan kepentingan orang lain dan menggunakan kemampuan atau kekayaan orang lain. 2. Capacity , menunjukkan kemampuan calon debitur atau pembeli secara kredit untuk membayar pinjaman. Potensi pembayaran kewajiban debitur dapat dilihat dari laporan keuangan historis dan kinerja berupa performa arus kas, neraca, dan laba rugi. Rasio lancar, rasio kas dan rasio efisiensi dapat menunjukkan kemampuan pemenuhan kewajiban. 3. Capital , ditunjukkan oleh perbandingan antara pinjaman dan modal sendiri ekuitas. 4. Collateral , merupakan piranti pengaman pinjaman yang terakhir. Jaminan akan dieksekusi apabila debitur atau pembeli secara kredit menyatakan tidak dapat membayar dan pinjaman tidak mungkin di restrukturisasi. Perusahaan kreditur perlu memperhatikan prinsip kehati – hatian dalam menerapkan kredit karena faktor status hukum jaminan, nilai jaminan terhadap kewajiban, kemudahan likuidasi jaminan. 5. Condition , mengacu pada kondisi eksternal perusahaan yang mempengaruhi kelangsungan perusahaan. Kondisi perusahaan berupa kondisi makro ekonomi, politik, selera konsumen, dan lingkungan dan intervensi pihak berkepentingan stakeholders. Penjelasan tersebut diatas digambarkan oleh Gambar 2 berikut ini : Gambar 2. 5C Weston Brigham,1998 2. Risiko Exposure Risiko exposure merupakan risiko yang melekat pada besarnya kredit yang menghadapi risiko gagal bayar. Lima status kredit yang berimplikasi pada berbedanya eksposur yaitu: a. Revocable, jika perusahaan mengidentifikasi adanya risiko gagal bayar dari lawan bisnis, maka pembatalan perlu segera dilakukan. b. Irrevocable, ialah kesepakatan yang transaksinya tidak dapat dibatalkan, kecuali ada kesepakatan kedua pihak. c. Status transaksi dan kredit dalam kondisi ketidakpastian. Character Capacity Capital Collateral Condition Intervensi pihak berkepentingan Nilai jaminan Kondisi makro Kemudahan likuidasi pinjaman Status hukum jaminan Rasio pinjamanekuitas Tren kinerja keuangan Rasio lancar kas efisien Moral hazard Kemampuan membayar Catatan masa lalu d. Status Settled, status terselesaikan terjadi apabila uang pembayaran telah masuk ke rekening perusahaan. e. Status Failed gagal, saat ditetapkan bahwa lawan bisnis dinyatakan gagal bayar. 3. Recovery yaitu sejauh mana perusahaan dapat tetap mengupayakan supaya nilai kredit yang gagal bayar bisa diperoleh.

2.4. Kredit Bermasalah Non Performing Loan