III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran 5.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Bank merupakan suatu perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah. Dalam
kegiatannya PT. Bank XYZ juga menyalurkan kreditnya untuk berbagai sektor, termasuk sektor budidaya pertanian. Dalam
menyalurkan kreditnya PT. Bank XYZ memegang prinsip kehati- hatian prudent karena jika sebuah bank mengalami kegagalan,
dampak yang ditimbulkan akan meluas mempengaruhi nasabah dan lembaga-lembaga
yang menyimpan
dananya atau
menginvestasikan modalnya di bank, dan akan menciptakan dampak ikutan secara domestik maupun pasar internasional.
Tingkat persaingan yang ketat atas rendahnya bunga kredit yang diberikan antar bank akan mempengaruhi debitur dalam memilih
suatu bank. Keterampilan dalam mengelola risiko terhadap kredit serta mengatur permodalan agar seimbang dengan profil risiko juga
menjadi sebuah pertimbangan nasabah. Bank XYZ telah mengelompokkan debitur kreditnya
menurut tingkat plafon pinjaman. Setiap kelompok plafon tersebut kemudian dikelompokkan kembali menurut sektor usaha dimana
disetiap sektor tersebut terdapat subsektor yang lebih spesifik. Plafon kredit tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu ada yang
berada dibawah 500 juta, antara 500 juta sampai 2.5 milyar, dan ada yang diatas 2.5 milyar. Sektor-sektor yang berada pada plafon
dibawah 500 juta diantaranya sektor industri, perdagangan, peternakan, perkebunan dan budidaya pertanian.
Bank XYZ menetapkan variabel kelayakan kredit berdasarkan hasil diskusi para top management bank tersebut.
Diskusi tersebut merumuskan 23 variabel penilaian dan nilai bobot setiap variabel yang berdasarkan pengalaman, keahlian, dan prinsip
kehati-hatian para top management tersebut. Selain 23 variabel penilaian tersebut, Bank XYZ menambahkan variabel adjusment
analis dalam
proses perhitungan
kelayakan kredit
agar mempermudah debitur mendapatkan kredit dengan catatan tertentu.
Variabel adjusment didasarkan pada pengalaman dan dasar pemikiran dari setiap analis kredit yang berbeda-beda sehingga
tingkat subjektifitas dari penilaian akan tinggi. Variabel dan bobotnya tersebut hingga saat ini digunakan Bank XYZ dalam
menilai seluruh calon debiturnya yang memiliki keragaman sektor usaha. Keragaman sektor usaha menyebabkan debitur memiliki
karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan karakteristik tersebut juga memungkinkan tingkat signifikasi tiap
variabel berbeda tiap sektor usaha, mungkin saja beberapa variabel parameter kurang signifikan pada suatu sektor dan signifikan
pada sektor usaha lainnya. Kredit merupakan unsur yang penting dalam suatu
perbankan dan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan keuntungan yang diharapkan oleh perbankan. Maka dari itu
perbankan sudah semestinya menjaga kualitas kreditnya melalui kelancaran kolektibilitas debiturnya, juga kelayakan dalam
memberikan kredit kepada debitur. Pertama akan dilakukan proses cleansing data debitur.
Cleansing merupakan proses input data historis penilaian debitur
pada sistem. Data yang telah di cleansing disiapkan menjadi data input Minitab dengan kolektibilitas sebagai variabel terikat y, dan
rating tiap borrower dan facility grade sebagai variabel bebas x.
Terdapat pengkonversian skala ordinal ke interval menggunakan Macro Minitab dan didapat 20 variabel yang memenuhi
signifikansi nilai. Variabel tersebut adalah Rasio Hutang, Rasio Keuntungan, Rasio Likuiditas, Kualitas Informasi Keuangan, Rata-
rata Rekening Koran, Mutasi Kredit, Pengalaman Manajemen, Pengalaman Kredit dengan Bank XYZ, Pengalaman Kredit dengan
Bank Lain, Pengalaman Usaha, Reputasi Usaha, Prospek Usaha, Pesaing, PembeliPelanggan, Pemasok, Wilayah Pemasaran, Jenis
Produk, Jangka Waktu Fasilitas, Jenis Agunan dan Posisi Klaim. Data yang telah di input akan diolah menggunakan alat analisis
diskriminan untuk mengetahui variabel bebas apa saja yang berpengaruh terhadap variabel terikat kolektibilitas debitur,
kemudian dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap pendekatan yang digunakan pada pasca penilaian. Hasil yang diperoleh akan
diklasifikasikan apakah ada kesalahan dalam penempatan kelompok pengamatan atau tidak. Analisis ini nantinya akan
memberitahukan kepada Bank XYZ bahwa tingkat kolektibilitas kreditnya apakah lancar, dalam perhatian khusus DPK, kurang
lancar, diragukan atau macet, yang akan menjadi rekomendasi berikutnya bagi perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut maka kerangka pemikiran konseptual dapat dijelaskan pada Gambar 3.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual Data Kolektibilitas Debitur
pasca penilaian : 1.
Lancar 2.
Dalam Perhatian Khusus
3. Kurang Lancar
4. Diragukan
5. Macet
PT. Bank XYZ
Penyaluran Kredit
500 juta 500 juta – 2.5 milyar
Analisis Diskriminan
Classification Function Coeffitiencs Rekomendasi bagi perbankan
Berdasarkan Plafon Kredit
2.5 milyar
Data Historis Penilaian Debitur 23 variabel
Proses Cleansing Data
Data Kolektibilitas dan Penilaian Debitur
Macro Minitab
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian