Dokumentasi anemon dilakukan selama masa aklimatisasi dan eksperimen. Kegiatan tersebut dilakukan setelah pengambilan data visual morfologi anemon.
Dokumentasi anemon berfungsi sebagai pendukung data visual morfologi anemon untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada anemon selama masa
eksperimen. Perubahan warna yang terjadi pada anemon diketahui berdasarkan indikator warna yang didokumentasikan berdampingan dengan anemon Gambar
5. Indikator warna yang digunakan adalah berupa kertas gradasi warna yang dimulai dari warna anemon paling cerah diestimasikan terjadi saat anemon sudah
dalam keadaan stabil pada masa aklimatisasi dilakukan, sampai warna putih warna anemon paling pucat. Proses pembuatan indikator warna dilakukan di
software Protable photoshop CS.
Gambar 5. Indikator warna anemon
Pemberian pakan dilakukan satu kali dalam sehari selama masa eksperimen setelah dokumentasi selesai dilakukan. Pakan yang diberikan berupa rebon beku
yang telah dicairkan. Pakan tersebut diberikan untuk ikan badut maupun anemon. Pemberian pakan untuk ikan badut dilakukan dengan cara melepaskan pakan di
permukaan air dan membiarkan pakan tersebut melayang yang kemudian akan ditangkap oleh ikan badut, sedangkan pemberian pakan untuk anemon dilakukan
dengan cara memberikan langsung pakan ke sela-sela tentakel anemon sehingga
pakan akan ditangkap oleh tentakel dan dimasukkan ke dalam mulut oleh tentakel anemon tersebut.
Pengukuran kualitas air dilakukan pada masa persiapan akuarium, aklimatisasi, dan eksperimen. Parameter yang diukur yaitu salinitas, suhu, pH,
nitrit dan ammonia. Pengukuran parameter salinitas, suhu, dan pH dilakukan setiap minggu dan pengukuran parameter nitrit serta ammonia dilakukan saat
tahap persiapan, tahap aklimatisasi, awal dan akhir eksperimen.
3.4.2. Pengamatan densitas zooxanthellae
Pengamatan densitas zooxanthellae dilaksanakan untuk melihat kondisi kesehatan anemon. Individu zooxanthellae yang diamati adalah zooxanthellae
yang terdapat pada lapisan endodermis dari tentakel anemon. Untuk itu, sampel yang digunakan adalah sampel irisan ujung tentakel anemon ± 2mm karena
tentakel merupakan bagian tubuh yang paling mudah diambil sampelnya. Selain itu bagian tersebut mendapatkan intensitas cahaya matahari paling tinggi
dibandingkan bagian tubuh lainnya sehingga diestimasikan populasi zooxanthellae terbanyak berada pada bagian tersebut.
Roopin dan Chadwick 2009 melakukan pengamatan terhadap densitas, mitotik indeks, dan konsentrasi klorofil-a zooxanthellae dari anemon yang diteliti
setiap dua sampai tiga minggu sekali untuk mengamati pengaruh kadar ammonia hasil ekskresi ikan badut terhadap kondisi zooxanthellae pada anemon.
Pengamatan densitas zooxanthellae pada penelitian ini dilakukan tiga kali selama masa eksperimen, yaitu pada hari ke-0, hari ke-15, dan hari ke-30. Terdapat dua
jenis preparat yang diamati, yaitu preparat segar dan preparat histologi dari
potongan tentakel anemon menggunakan metode lapang pandang dengan jumlah lapang pandang adalah sepuluh.
Preparat segar yang diambil dari anemon yaitu berupa sampel tiga potong tentakel yang diambil dari masing-masing individu. Masing-masing sampel
kemudian digerus dan dibuat preparatnya. Preparat segar diamati secara langsung menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 40x10. Preparat histologi
juga diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya pada pembesaran 40x10 dan diambil gambarnya menggunakan camera digital Optilab. Sel yang
bermitosis dihitung sebagai satu individu dalam proses penghitungan densitas sel zooxanthellae.
3.4.3. Pengamatan Mitotik Indeks MI zooxanthellae
Pengamatan MI zooxanthellae dilakukan baik pada preparat segar maupun preparat histologi dari potongan tentakel anemon. Preparat yang digunakan untuk
pengamatan MI ini adalah preparat yang sama dengan preparat yang digunakan untuk pengamatan densitas zooxanthellae. Pengamatan MI zooxanthellae