Heteractis malu memiliki tentakel yang jarang dan pendek, berwarna kecoklatan atau keunguan sedikit yang berwarna hijau terang dan umumnya
berbintik merah keunguan. Column hewan ini berwarna krem pucat atau kuning, kadang memiliki bercak kuning tua atau jingga. Secara geografis terdistribusi dari
Kepulauan Hawai hingga Australia dan kebagian utara hingga Jepang Fautin, 1992. Ilustrasi kenampakan morfologi Heteractis maludisajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Heteractis malu Fautin dan Allen, 1992
2.2. Amphiprion clarkii
Taksonomi Amphiprion clarkii Allen, 1991 yaitu:
Kingdom : Animalia Filum
: Chordata Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia:Pomacentridae Genus
: Amphiprion Spesies : Amphiprionclarkii Bennett, 1830
Ikan Amphiprion clarkiimemiliki sirip dorsal berjumlah sepuluh dimana sirip lemahnya berjumlah 15-16 sirip dan sirip anal berjumlah dua dimana sirip
lemahnya berjumlah 13-14 sirip. Ikan ini memiliki warna dan bentuk yang sangat bervariasi berdasarkan letak geografis. Ciri-ciri pada tubuhnya terletak pada tiga
garis tebal berwarna putih, satu di belakang mata, satu di dekat anus, dan satu di
pangkal ekor serta sirip kaudal yang berwarna putih, kadang kekuningan. Ikan ini bersifat omnivora, melakukan perkawinan secara monogami, dan berkembang
biak dengan bertelur, dimana telur berbentuk elips yang menempel pada substrat. Ikan jantan bertugas menjaga dan mengangin-anginkan telur-telurnya. Ikan ini
tidak bermigrasi dan berada di kedalaman 1-60 meter. Terdistribusi di Perairan Barat Indo-Pasifik, yaitu di Teluk Persia hingga Australia bagian barat, melalui
Kepulauan Indo-Australia dan di Kepulauan Melanesia bagian barat dan Mikronesia, keutara hingga Taiwan, Jepang bagian selatan, dan Kepulauan
Ryukyu. Ikan dewasa menghuni laguna dan tebing luar karang. Berasosiasi dengan anemon Cryptodendrum adhaesivum, Entacmaea quadricolor, Heteractis
aurora, Heteractis crispa, Heteractis magnifica, Heteractis malu, Macrodactyla doreensis, Stichodactyla gigantea, Stichodactyla haddoni, dan Stichodactyla
mertensii Froese, 2010. Kenampakan morfologi Amphiprion clarkii disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. a. Morfologi Amphiprion clarkii Carpenter,et al., 1997; b. Amphiprion clarkii dari Perairan Hongkong Froese, 2010
2.3. Zooxanthellae
Zooxanthellae merupakan simbion alga yang bersifat fotosintetik dan uniseluler, umumnya berperan sebagai endosimbion pada berbagaiavertebratalaut
b a
termasuk Filum Porifera, Cnidaria, dan Mollusca Nganro, 2009 dan sebagian lagi hidup bebas di perairan Manuputty, 1999. Zooxanthella termasuk alga
dinoflagellata Genus Symbiodinium, dikenal dengan nama tersebut disebabkan ciri khas warna kuning kecoklatan yang mereka miliki. Sel Symbiodinium pada
Cnidaria umumnya bersifat intraselular, berada di dalam lapisan endodermis. Organisme ini mengandung beberapa pigmen fotosintetik, yaitu klorofil-a,
klorofil-e, dan dinoxantin yang berperan dalam penyerapan sinar matahari Douglas, 2003.
Beberapa kajian mengenai kesehatan anemon menggunakan zooxanthellae sebagai indikatornya.Salah satu peranan zooxanthellae pada ekosistem terumbu
karang adalah sebagai indikator perubahan lingkungan Manuputty, 1999.Respon dari alga simbiotik zooxanthellae pada hewan tersebut bersifat lebih sensitif
terhadap cekaman lingkungan dibandingkan parameter terukur lainnya Nganro, 2009.
2.4. Interaksi Antara Anemon dan Zooxanthellae dengan Ikan Badut