Matriks Korelasi antar Variabel di Hutan Lindung Matriks Korelasi antar Variabel di Lahan tanpa Tegakan

Hasil loading plot menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara erosi dengan curah hujan, curahan tajuk, dan aliran batang. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya sudut lancip oleh garis yang dibentuk dari plot ketiga variabel itu. Artinya apabila curah hujan meningkat, maka curahan tajuk. aliran batang dan laju erosi akan bertambah. Korelasi yang sama terjadi antara variabel laju erosi dan aliran permukaan Gambar 13. 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0 -0.1 - 0.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 First Component S e c o n d C o m p o n e n t TE A P A B CT CH Gambar 13 Korelasi antar parameter konservasi tanah dan air di lahan PHBM

4.8.2 Matriks Korelasi antar Variabel di Hutan Lindung

Tabel 7 menunjukkan nilai korelasi antar variabel pada hutan lindung. Berdasarkan matriks korelasi antar variabel di hutan lindung, ternyata aliran batang rasamala mempunyai kontribusi yang lebih besar terhadap erosi. Ini ditunjukkan dengan nilai korelasinya sebesar 73.90. Tabel 7 Matriks korelasi antar variabel di hutan lindung Variabel CH CT AB AP CT 0.808 - - - AB 0.889 0.777 - - AP 0.878 0.836 0.918 - ET 0.700 0.581 0.739 0.736 Hasil loading plot di hutan lindung menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara curah hujan dengan aliran batang dan aliran permukaan. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya sudut lancip oleh garis yang dibentuk dari plot ketiga variabel itu. Artinya apabila curah hujan meningkat, maka aliran batang dan aliran permukaan akan bertambah. Meningkatnya aliran batang dan aliran permukaan diikuti dengan peningkatan laju erosi tanah Gambar 14. Korelasi yang sama terjadi antara variabel curah hujan, curahan tajuk, dan aliran permukaan. Berdasarkan hasil loading plot tersebut juga dapat dilihat bahwa curahan tajuk mempunyai pengaruh yang kecil terhadap laju erosi. Besarnya laju erosi yang terjadi pada lahan hutan lindung ini disebabkan penutupan tajuk hutan yang kurang rapat dan sangat sedikitnya tumbuhan bawah yang menutupi tanah. 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0 - 0.1 - 0.2 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 - 0.25 - 0.50 First Component S e c o n d C o m p o n e n t ET A P A B CT CH Gambar 14 Korelasi antar parameter konservasi tanah dan air di hutan lindung

4.8.3 Matriks Korelasi antar Variabel di Lahan tanpa Tegakan

Tabel 8 menunjukkan nilai korelasi antar variabel pada lahan tanpa tegakan. Berdasarkan matriks korelasi antar variabel di lahan tanpa tegakan, ternyata aliran permukaan mempunyai kontribusi yang lebih kecil terhadap erosi. Ini ditunjukkan dengan nilai korelasinya sebesar 62.50. Tabel 8 Matriks korelasi antar variabel di lahan tanpa tegakan Variabel CH AP AP 0.630 - ET 0.712 0.625 Hasil analisis loading plot menunjukkan bahwa curah hujan berkorelasi positif dengan aliran permukaan. Arti adanya peningkatan curah hujan akan disertai dengan bertambahnya aliran permukaan. Maka semakin besar curah hujan akan meningkatkan energi kinetik butiran hujan. Hal ini berarti dapat meningkatkan jumlah erosi tanah pada lahan tanpa tegakan ini Gambar 15. Gambar 15 Korelasi antar parameter konservasi tanah dan air di lahan tanpa tegakan 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0 - 0.1 - 0.2 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 - 0.25 - 0.50 First Component S e c o n d C o m p o n e n t ET A P CH

BAB V PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Kontribusi Penyadapan Getah Pinus (Pinus merkusii) Terhadap Tingkat Pendapatan Penyadap

18 166 77

Identifikasi Mutu Bibit Tusam (Pinus merkusii) Berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) di Pembibitan Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun

2 51 78

Pemuliaan Pinus Merkusii

1 36 11

PEMANFAATAN LAHAN HUTAN PINUS (Pinus merkusii Jungh at de Vriese) DENGAN MODEL AGROFORESTRI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN RPH PUJON KIDUL, BKPH PUJON, KPH MALANG

0 28 20

Hubungan Antara Diameter, Persen Tajuk Jumlah Pohon Per Hektar dengan Produksi Kayu dan Getah Pinus (Pinus merkusii Jungh et. De Vriese) di KPH Pekalongan Barat dan KPH Kediri

0 5 70

Studi Penyusunan Model Penduga Produksi Getah Pinus merkusii Jungh et de Vriese di BKPH Bogor KPH Bogor

0 10 75

Korelasi arsitektur pohon model rauh dari jenis pinus merkusii junghuhn & de vriese dengan konservasi tanah dan air di area PHBM yang ditanami coffea arabica L RPH Gambung KPH Bandung Selatan

6 39 68

Analisis keuntungan pengusahaan pinus (pinus merkusii jung et de vriese) di KPH Pekalongan Barat

1 12 24

Korelasi arsitektur pohon model rauh dari Rasamala (Altingia excelsa Noronha.) dan model arsitektur roux dari jenis kopi (Coffea arabica L.) terhadap konservasi tanah dan air di area PHBM RPH gambung KPH Bandung Selatan

3 19 139

Hubungan Model Arsitektur Massart dari Pohon Agathis dammara L.C.Richard dengan Konservasi Tanah dan Air di RPH Gambung Petak 27 Area PHBM, KPH Bandung Selatan

1 7 105