Evaluasi Kesehatan Pohon Secara Visual

pohon peneduh yang sebagian besar berada di Kota Jakarta Selatan dapat dilihat pada Gambar 9. a b Gambar 9 Contoh jenis pohon peneduh Kota Jakarta Selatan: angsana a dan mahoni b

5.2 Evaluasi Kesehatan Pohon Secara Visual

Hasil pemantauan kesehatan pohon secara visual menunjukkan bahwa sebagian besar 86,15 pohon sasaran yang diuji mengalami kerusakan yang diakibatkan penyakit, serangga dan penyebab abiotik lainnya. Hanya 13,85 pohon sasaran tampak sehat dan tidak mengalami gejala kerusakan Lampiran 6. Kerusakan yang dialami yaitu kanker 16,45, luka terbuka 16,02, gerowong 9,52, keropos akibat serangan rayap 5,20. Hampir seluruh pohon peneduh di setiap kecamatan Kota Jakarta Selatan mengalami kerusakan dan abnormal dalam pertumbuhan. Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yang ditimbulkan dari internal pohon dan eksternal berupa kegiatan manusia yang sering merusak dan mengganggu keberadaan pohon. Kondisi pohon sasaran berdasarkan gejala deteriorasi yang ditemukan dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 Kondisi pohon sasaran berdasarkan gejala deteriorasi yang ditemukan Banyaknya faktor yang menimbulkan kerusakan pada pohon peneduh, sehingga mengakibatkan pohon menjadi rawan tumbang dan mengancam keselamatan pengguna jalan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya gejala kerusakan fisik yang dapat ditemukan pada pohon peneduh. Gejala deteriorasi yang sering dijumpai adalah sebagai berikut : 1. Kanker Gejala kerusakan visual berupa kanker merupakan kerusakan yang sering dijumpai pada pohon sasaran. Tipe deteriorasi ini sebagian besar menyerang pohon angsana dan mahoni. Kerusakan ini banyak dijumpai pada pohon angsana yang berada di Kecamatan Kebayoran Baru dan Kecamatan Pesanggrahan. Selain itu, sebagian kecil juga dijumpai pada jenis mahoni yang berada di Kecamatan Pancoran dan Kecamatan Cilandak Gambar 11. Gejala kerusakannya ditunjukkan dengan permukaan kulit yang biasanya tertekan kebawah atau bagian kulitnya pecah sehingga terlihat bagian kayunya. Selain itu, kanker menyerang pada bagian berkambium sehingga mematikan fungsi pengangkutan unsur hara dan penyaluran nutrisi. Sementara itu, hasil pengujian nondestruktif yang juga digunakan dalam mengevaluasi kesehatan pohon sasaran menunjukkan nilai kecepatan rambatan 16,02 9,52 9,10 16,45 6,49 5,20 23,37 13,85 Luka terbuka Gerowong Perubahan warna daun Kanker Mata kayu Keropos akibat serangan rayap lain ‐lain tidak ada kerusakan fisik gelombang ultrasonik yang rendah pada pohon sasaran yang mengalami kerusakan kanker. Hal ini memberikan pengaruh terhadap kerusakan yang terjadi pada bagian dalam batang pohon tersebut. Gambar 11 Kanker pada batang mahoni 2. Luka terbuka Tipe deteriorasi ini ditemukan hampir di seluruh kecamatan di Jakarta Selatan. Luka terbuka dapat diakibatkan oleh benda tajam seperti tebasan golok dan luka akibat sambaran petir. Luka ini nantinya akan menjadi tempat berbagai jenis patogen untuk hidup di dalam batang. Menurut Dahlan 1992, luka terbagi menjadi 2 bagian yaitu : a luka yang terbatas hanya pada kulit luar saja dan b luka yang terjadi pada kulit luar, kulit dalam dan juga luka pada kayu gubal dan kayu teras. Sebagian besar luka terbuka yang dialami oleh pohon sasaran yaitu luka hingga kulit dalam Gambar 12. Sebagian besar luka terbuka dijumpai pada jenis angsana yang banyak disebabkan oleh perlukaan benda tajam berupa vandalisme. Apabila luka dibiarkan terbuka maka akan sangat mudah bagi patogen memasuki batang sehingga dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah seperti kanker. Gambar 12 Luka terbuka pada batang pohon angsana 3. Gerowong Kerusakan visual berupa gerowong dapat dicirikan dengan adanya lubang pada batang pohon yang cukup besar Gambar 13. Sebagian besar tipe deteriorasi ini banyak dijumpai pada pangkal batang pohon terutama pada jenis angsana yang berada di Kecamatan Kebayoran Baru. Selain itu pohon yang mengalami deteriorasi ini juga megalami kerusakan berupa batang pohon yang keropos, tampak lapuk, dan banyak tunnel. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya luka mekanis berupa goresan benda tajam dan menjadi tempat membakar sampah yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Gambar 13 Gerowong pada pangkal batang pohon angsana 4. Perubahan warna daun Tipe kerusakan daun berubah warna banyak dijumpai pada jenis angsana dan mahoni yang berada di Kecamatan Cilandak, Kecamatan Kebayoran Baru, dan Kecamatan Pesanggrahan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan daun yaitu gas-gas yang dikeluarkan oleh emisi dari kendaraan bermotor. Misalnya di Kecamatan Cilandak dimana padatnya lalu lintas terutama jalan Fatmawati sebagai jalan sasaran secara tidak langsung memberikan tekanan terhadap pohon. Menurut Fakuara 1986, pohon dan segala jenis tanaman paling sensitif terhadap SO 2, polutan ini masuk ke dalam daun melalui stomata dan bereaksi di dalam sel menyebabkan rusaknya daunmatinya jaringan tanaman. Kerusakan dapat kronistidak tergantung pada tingkat pencemaran dan tingkat ketahanan dari tanaman itu sendiri. 5. Keropos akibat serangan rayap Tipe kerusakan ini sebagian besar ditemukan pada jenis glodogan dan angsana dengan persentase 5,20. Pohon glodogan yang berada di jalan HR Rasuna Said Setiabudi rata-rata mengalami keropos akibat serangan rayap. Hal ini dapat dilihat dari kondisi pohon tampak lapuk dan ketika kulit pohon dikelupas, banyak rayap yang sudah menggerogoti pohon glodogan Gambar 14. a b Gambar 14 Serangan rayap pada batang pohon glodogan a dan keropos pada batang pohon angsana b 6. Mata kayu Kerusakan visual berupa mata kayu sebagian besar ditemukan pada jenis angsana yang berada di Kecamatan Kebayoran Baru. Mata kayu yang ditemukan pada pohon sasaran yaitu mata kayu lepas seperti pada Gambar 15. Nilai kecepatan rambatan gelombang ultrasonik yang juga digunakan sebagai pendekatan dalam mendeteksi kondisi pohon akan menurun apabila melewati mata kayu dan serat miring di sekitar mata kayu, karena dengan adanya mata kayu orientasi serat akan menyimpang. Gambar 15 Kerusakan mata kayu lepas pada batang pohon angsana 7. Kerusakan kuncup, daun atau tunas Tipe kerusakan ini ditemukan sebagian besar pada jenis mahoni dengan persentase 4,33 yang tersebar di beberapa kecamatan Jakarta Selatan. Gejala kerusakannya berupa daun yang termakan serangga, terkerat atau terkeliat ataupun terserang jamur termasuk kuncup atau tunas, akibatnya daun-daun rontok dan proses fotosintesis menjadi terganggu. Selain itu kerusakan yang dapat terjadi yaitu cabang pohon yang mati dan tidak terdapat daun yang tumbuh Gambar 16. Matinya cabang ini dapat disebabkan oleh gugurnya daun akibat terserang penyakit gugur daun dan dapat pula disebabkan oleh patahnya cabang, akan tetapi cabang ini masih melekat pada batang tajuk utama dan masih memiliki daun yang tumbuh, biasanya hal ini dikarenakan pohon tersambar petir. Gambar 16 Daun gugur pada pohon mahoni 8. Lapuk Gejala yang terlihat dari kerusakan ini adalah adanya jamur yang menyerang batang pohon. Kondisi ini mengakibatkan pohon menjadi lapuk dan mudah terserang patogen lainnya. Tipe kerusakan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 17, sebagian besar dialami oleh pohon saga yang berada di Kecamatan Jagakarsa dan juga beberapa pohon angsana. Gambar 17 Serangan jamur pada batang pohon saga 9. Konk atau lapuk hati Tipe kerusakan lapuk hatikonk menunjukkan gejala bagian batang terserang mati, terurai dan berwarna coklat. Identifikasi untuk lapuk hati antara lain adanya tubuh buah. Tubuh buah yang dijumpai tampak di permukaan bagian pohon yan terserang berbentuk seperti benjolan bulat berwarna coklat Gambar 18. Tipe kerusakan ini menyebabkan meningkatnya resiko penurunan penyerapan air dan unsur hara sehingga mengakibatkan pohon mudah roboh oleh angin Widyastuti et al. 2005. Sebagian besar kerusakan ini ditemukan pada jenis angsana yang tersebar di beberapa kecamatan Jakarta Selatan. Keberadaan tubuh buah pada pohon mengindikasikan pohon tersebut mengalami lapuk hati. Hal ini diperkuat dengan hasil pengujian non destruktif yang menunjukkan bahwa nilai kecepatan rambatan gelombang yang dirambatkan pada pohon tersebut menjadi lebih lambat, dikarenakan adanya hambatan internal dalam batang. Gambar 18 Indikator lapuk lanjut berupa tubuh buah jamur pada batang pohon angsana 10. Tumbuhan pengganggu Tipe deteriorasi ini sebagian besar ditemukan pada jenis pohon saga dan glodogan yang berada di Kecamatan Jagakarsa. Tumbuhan pengganggu berupa benalu melilit batang pohon sehingga kondisi pohon hampir seluruhnya tertutupi Gambar 19. Gambar 19 Tumbuhan pengganggu yang melilit batang pohon saga 11. Eksudasi berupa resinosis Eksudasi adalah keluarnya cairan dari bagian tanaman yang sakit. Eksudasi yang ditemukan pada jenis mahoni di Kecamatan Pasar Minggu yaitu resinosis, yang artinya cairan yang keluar berupa resin. Tipe kerusakan ini hanya sebagian kecil dijumpai yaitu sebanyak 0,43. Resinosis pada mahoni dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20 Resinosis pada batang pohon mahoni Sebagian besar masyarakat kurang sadar akan pentingnya manfaat dan fungsi pohon peneduh. Hal ini dapat dilihat banyaknya pohon peneduh yang beralih fungsi menjadi tempat sandaran baliho dan penempelan iklan Gambar 21. Paku atau benda tajam yang berfungsi menyandarkan baliho atau iklan mengakibatkan luka mekanis pada batang pohon. kerusakan ini akan menimbulkan kerusakan yang lebih parah apabila patogen menyerang luka tersebut. Gambar 21 Luka mekanis pada batang pohon angsana Kecamatan Pasar Minggu terdapat jenis yang jarang difungsikan sebagai pohon peneduh yaitu jenis pohon khaya khaya spp. Pohon khaya termasuk ke dalam keluarga pohon Mahagony yang aslinya berasal dari negara tropis Afrika dan Madagaskar. Pohon khaya memiliki ciri-ciri yaitu dapat mencapai tinggi 50 m, diameter 150 cm, batang lurus dan silindris, kulit batang halus, warna abu-abu dan coklat bercoreng Bpthbalinusra 2009. Secara visual, jenis khaya spp ini tidak mengalami kerusakan. Pertumbuhan pohon yang baik dengan batang lurus mengindikasikan bahwa pohon dalam kondisi sehat. Hal ini di dukung oleh nilai pengujian kecepatan rambatan gelombang ultrasonik yang bernilai tinggi.

5.3 Evaluasi Berbasis Gelombang Ultrasonik