Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

X 2 = ROE Return On Equity X 3 = CR Current Ratio X 4 = TATO Total Asset Turnover α = Konstanta β 1 ,β 2 ,β 3 ,β 4 = Koefisien e = error Sebelum melakukan analisis regresi berganda dilakukan, maka diperlukan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk memastikan apakah model tersebut tidak terdapat masalah normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Apabila model yang digunakan lolos uji maka model analisis layak untuk digunakan. Langkah-langkah uji asumsi klasik pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi data normal atau tidak. Pengujian ini juga ditujukan untuk mendeteksi apakah faktor pengganggu berdistribusi secara bebas. Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis uji Kolmogorov Smirnov dengan melihat nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi berada di bawah 0,05 maka dapat disimpulkan telah terjadi non-normalitas. b. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolinieritas di dalam model regresi dalam penelitian ini menggunakan 1 nilai toleransi dan 2 variance infation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas yang lain menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya. Toleransi mengukur variabilitas bebas yang dipilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya, jika nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan VIF ≥ 10. c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Ghozali, 2011. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji White yaitu dengan meregresikan residual kuadrat U 2 t dengan variabel independen, variabel independen kuadrat dan perkalian interaksi variabel independen. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak di antara data pengamatan dapat dijelaskan dengan membandingkan C 2 hitung dengan C 2 tabel. Jika C 2 hitung C 2 tabel maka hipotesis alternatif adanya heterokedastisitas dalam model ditolak Ghozali, 2011. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari observasi satu ke observasi lainnya. Salah satu cara dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson DW test yang berdasarkan ketentuan sebagai berikut: Tabel 1. Tabel Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi Positif Tolak 0 d d1 Tidak ada autokorelasi Positif Tidak dapat diambil kesimpulan dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi Negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada autokorelasi Negatif Tidak dapat diambil kesimpulan 4 – dl ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi Positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 – du Sumber : Ghozali, 2011 2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis data untuk pengujian hipotesis yaitu dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh