5
Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. Namun sayangnya undang-undang yang ada sepertinya hanya sekedar wacana yang tidak dirasakan keberadaaanya karena
faktanya perdagangan tersebut semakin liar. Mengingat pentingnya lingkungan dengan wawasan global, seperti konsep
perlindungan keseimbangan ekologi protection on ecological balance of the biosphere, keseimbangan kebijakan pembangunan ekonomi dengan perlindungan
lingkungan dalam rangka daya dukung lingkungan yang berkelanjutan sustainable development, perlindungan lingkungan untuk kepentingan general
masa kini dan masa depan imperative goal for mankind, kebijakan pemerintah yang menyeluruh large schale policy, dan tindakan yang bersifat usaha bersama
common effort untuk kepentingan bersama common interest. Dimana satwa langka merupakan salah satu bagian dari lingkungan. Maka penulis tertarik
membahas permasalahan tersebut dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM BURUNG
JALAK BALI
MENURUT CONVENTION
ON INTERNATIONAL TRADE IN ENDANGERED SPECIES OF WILD FAUNA
AND FLORA DAN PENERAPAN HUKUMNYA DI INDONESIA.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang telah penulis uraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora CITES terhadap
upaya penegakan hukum perdagangan spesies di Indonesia?
6
2. Bagaimana perlindungan hukum burung Jalak Bali dari perdagangan menurut Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora CITES dan hambatan yang dialami pemerintah dalam mengendalikan
perdagangan tersebut?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Untuk menghindari kesimpangsiuran dari permasalahan pokok, maka dipandang perlu adanya penegasan dan pembatasan mengenai ruang lingkup
masalah yang akan dibahas guna terarahnya pembahasan dan mencegah meluasnya permasalahan. Mengingat keterbatasan kemampuan yang Penulis
miliki, untuk itu pembahasan penulisan skripsi ini akan dibatasi ruang pada permasalahan yang sesuai dengan rumusan permasalahan yang diajukan yaitu:
1. Dalam permasalahan pertama, ruang lingkup permasalahannya meliputi pembahasan mengenai pengaruh pengaturan CITES secara internasional,
dan pengaruh CITES secara nasional sebagai upaya penegakan hukum perdagangan spesies di Indonesia
2. Dalam permasalahan kedua, ruang lingkup permasalahannya meliputi pembahasan mengenai bentuk perlindungan hukum burung Jalak Bali dari
perdagangan menurut CITES, dan hambatan yang dialami pemerintah dalam mengendalikan perdagangan tersebut.
7
1.4 Orisinalitas Penelitian
Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Udayana. Penelitian tentang Perlindungan Hukum Burung
Jalak Bali Menurut Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora dan Penerapan Hukumnya di Indonesia belum pernah
diteliti sebelumnya. Namun, ditemukan beberapa hasil atau tulisan yang hampir memiliki landasan yang sama dengan perlindungan spesies, antara lain:
No Peneliti dan Judul Penelitian
Rumusan Masalah 1.
I Wayan Ery Yanata Utama Unud 2012 Penerapan Sanksi
Pidana Penangkapan
dan Perniagaan Penyu Hijau
1. Bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap pelanggaran penangkapan dan
perniagaan penyu hijau. 2. Mengapa penyu hijau Chelonia Mydas
perlu dilindungi. 2.
I Putu Asmara Francesco Confessa Unud 2012 Suatu
Kajian Tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar
ditinjau dari Undang-Undang No. 8 Tahun 1990 tentang
Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar
1. Bagaimanakah pemanfaatan
jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilakukan
di Indonesia. 2. Lembaga manakah yang menetapkan
dan bertugas
mendokumentasikan, memelihara
dan mengelola
hasil pengkajian
dan penelitian
serta pengembangannya.
Sehingga penulis sudah memenuhi aspek dari orisinalitas penelitian, jika masih terdapat penelitian hukum yang sama, hal tersebut diluar pengetahuan dari
8
penulis, diharapkan penulisan hukum ini dapat menambahkan atau melengkapi dari sebelumnya.
1.5 Tujuan Penelitian