Level Ideologi Puncak Mount Everest

Menurut Rossi Landi dengan menggunakan sistem tanda inilah ideology ditransmisikan dan dengan bercermin padasistem tanda inilah kita bisa menghilangkan mitos ideology-ideologi tersebut dalam mekanisme internalnya. Menurut Gianetti menjelaskan ideology dalam sebuah film sebagai bentuk nilai- nilai yang tersirat dalam setiap hasil atau produk buatan manusia termasuk didalam pembuatan sebuah film. Setiap film menyajikan kepada kita model-model peran, nilai-nilai moral, berdasarkan rasa kebenaran dan kesalahan menurut si pembuat film tersebut. Pada level ideology, pemaknaan atas symbol-simbol tersebut dihubungkan dengan kesetaraan gender yang dipahami melalui konsep kesetaraan gender dalam sudut pandang ras. Menurut fiske, ketika kita melakukan penelitian tidak bisa dihindari kemungkinan menggunakan ideology. Sedangkan menurut peneliti ideology yang berusaha ditampilkan dalam film Bruce Almighty adalah ideology Ras. Adapun ideology ras yang dimunculkan dalam film ini digambarkan dalam tokoh Tuhan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil dari analisis dalam penelitian ini adalah diperolehnya bebrapa kesimpulan, antara lain: 1. Penulis menemukan makna-makna dari penggambaran parodi Tuhan. Seperti dari mulai kostum yang dikenakan serba putih menandakan bahwa Tuhan itu sempurna, banyak orang yang mengaguminya karena sifat anggunnya, moralnya yang teramat tinggi, tidak pernah angkuh dan senang menolong siapapun yang membutuhkan bantuan. Warna putih juga dapat manandakan kesucian. Adanya kumis dan jenggotpun menambahkan penampilan Tuhan sebagai sosok yang bijaksana dan berstatus tinggi. 2. Dilihat dari percakapan antara Tuhan dan Bruce, cara dia berbicara, intonasi suaranya yang tenang tetapi tegas dapat menunjukkan bahwa Tuhan sosok yang tegas, ia selalu serius dalam setiap perkataan dan keputusannya. 3. Penggunaan Teknik kamera Long shot dalam dilihat bagaimana Tuhan dalam membawakan diri dan cara dia berinteraksi dengan umatnya. Extreme Long shot pun disini digunakan agar dapat dilihat bagaimana Tuhan menunjukkan kekuatannya seperti dengan berjalan kaki di permukaan laut dan berdiri diatas puncak Gunung Everest. 4. Unsur pencahayaan pun tak lepas dari analisis peneliti, sedari mulai pencahayaan yang terang karena adanya sentuhan warna putih menandakan kesucian, kemurnian dan kepolosan sampai pencahayaan yang temaram kurang terang, pencahayaan seperti ini dapat memperkuat mood atau atmosfir set dari Tuhan. 5. Dari film ini penulis menangkap adanya penjelasan bahwa sebenarnya tugas Tuhan itu tidaklah mudah dalam mengatur dunia. Semua yang terjadi untuk umatnya pasti ada hikmah dibaliknya termasuk apa yang terjadi pada Bruce.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian terhadap film Bruce Almighty, diperoleh beberapa kesimpulan. Namun disadari bahwa kesimpulan yang didapat tersebut tidak lepas dari penilaian subjektif penulis. Oleh karena itu diberikan pula beberapa saran baik bagi penulis, masyarakat maupun bagi peneliti selanjutnya. Beberapa saran tersebut antara lain : 1. Bahwa isi dari film Bruce Almighty ini hanyalah gambaran kehidupan yang belum tentu terjadi dalam masyarakat. Meski ini hanya sebuah film, setidaknya masyarakat dapat memetik adanya pengetahuan dan pesan, baik positif dan negatif dari film tersebut. 2. Peneliti juga menyadari masih banyak kekurangan yang terjadi dalam penelitian analisis penokohan ini. Karenanya disarankan bagi peneliti selanjutnya, agar bisa memperbaiki untuk penelitian selanjutnya, dengan melakukan kajian literatur serta analisis yang lebih mendalam.