bahwa film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Karena film selalu merekam realita yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan kemudian
memproyeksikannya ke atas layar. Sobur,2003:127 Sebuah film dibuat untuk para penontonnya dan akan bertahan selama
penonton merasa film tersebut merupakan karya yang dapat diterima selama penonton merasa film tersebut merupakan karya yang dapat diterima di tengah–
tengah mereka. Oleh karena film harus mampu menarik perhatian penontonnya, maka film harus mampu meresonansi mimpi, hal-hal yang ditakutkan dan perhatian
sosial penonton, selain itu film juga harus mengindahkan nilai–nilai , konflik, dan ideology sosial masyarakat penontonnya.
Pesan–pesan dalam film yang dikemas sedemikian rupa, juga mempermudah audience atau khalayak untuk mencerna dan menerima maksud
yang dicoba untuk disampaikan kepada mereka. Saat film sosial di produksi kemudian dilempar ketengah masyarakat dan
dimainkan di bioskop, film tersebut seutuhnya sudah menjadi milik masyarakat. Penonton yang memberikan makna penafsiran penonton memiliki kekuasaan
absolute untuk memaknai film yang bau saja ditontonnya, bahkan tidak harus sama dengan maksud sutradara. Semakin cerdas penonton itu menafsirkan maka semakin
cerdas pula film itu memberikan makna. Marxist memandang bahwa melalui film juga dapat mengubah cara berpikir seseorang.
2.1.2 Kontroversi
Kontroversi adalah “perbedaan pendapat, pertentangan karena berbeda pendapat atau penilaian” Badudu dan Zein, 2001:715. Sejarah kontroversial
senantiasa muncul akibat perbedaan pandangan tentang suatu peristiwa di kalangan sejarawan atau masyarakat yang dilandasi perbedaan perolehan sumber sampai
dengan masalah interpretasi yang berbeda. Secara umum, adanya perbedaan
pandangan itu hanya disebabkan adanya ketidaktepatan dan ketidaklengkapan fakta dan interpretasi yang dilakukan, dan biasanya ketidaktepatan itu muncul setelah ada
beberapa sejarawan yang mengungkapkan ketidaktepatan itu menurut versi sejarawan itu. Artinya sifat kontroversial ini sangat tergantung dari sejarawan.
Ada dua jenis isu kontroversial dalam sejarah, yakni 1 kontroversial mengenai fakta-fakta dan 2 kontroversial mengenai signifikansi, relevansi, dan interpretasi
sekumpulan fakta. Isu kontroversial jenis pertama, yakni kontroversi mengenai fakta-fakta terjadi karena kurangnya data atau tidak masuk akalnya suatu
penemuan. Di dalam isu kontroversial jenis ini pertanyaan berkaitan dengan “apa”, “siapa”, “kapan”, dan “di mana”. Jenis isu kontroversial kedua adalah kontroversi
yang disebabkan oleh interpretasi. Hal ini karena pendekatan yang dilakukan oleh sejarawan tidak ilmiah, bias, dan dipengaruhi prasangka. Kontroversi yang
disebabkan oleh interpretasi berada pada pertanyaan tentang “mengapa” dan “bagaimana” peristiwa tersebut terjadi. Terkadang peristiwa atau fenomena
dipelajari secara tertutup, sehingga interpretasi sejarawan terhadap suatu peristiwa bisa salah dan mengakibatkan kontroversi.
2.1.3 Parodi
Parodi merupakan salah satu bentuk humor, parody ada dimana-mana dan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Parodi sering kali muncul dalm
berbagai bentuk serta media yang berlainan. Dalam makna tekstual parody dapat menterjemahkan makna-makna sosial yang erat kaitannya dengan situasi politik,
ekonomi, budaya dan agama. Parodi adalah satu bentuk dialog, yaitu satu teks bertemu dan berdialog dengan teks lainnya. Tujuan dari parody adalah untuk
mengekspresikan perasaan tidak puas, tidak senang, tidak nyaman berkenaan dengan intensitas atau karya masa lalu yang dirujuk.
http:www.indomedia.comsripo Film Bruce Almighty berbeda dengan film kebanyakan. Meskipun film ini
menceritakan tentang seorang manusia yang diberi kekuatan oleh Tuhan dan dengan munculnya Tuhan yang diwujudkannya Ia sebagai manusia, tetapi di film
ini berisikan hal-hal yang berbau parody. Artinya sindiran terhadap fenomena, bukan sekedar plesetan tapi ada isi yang harus dikupas secara cerdas. Merujuk pada
definisi Linda Hutcheon dalam A Theory of Parody, parody sebagai salah satu bentuk tiruan atau imitasi yang mengandung unsure-unsur ironi. Di dalam parody
terdapat ruang kritik, permainan, kelucuan, rasa humor, plesetan dan olok-olok. www.mail-archive.com