Tinjauan Tentang Villa Tinjauan Tentang Desa Adat

6 tanggapan dan pendapat dari masyarakat terhadap keberadaan villa-villa di Desa Pererenan.

2.3 Tinjauan Tentang Villa

Villa sudah menjadi istilah yang menunjuk kepada jenis akomodasi wisata yang penuh dengan nuansa alami, sifat dan suasana yang sangat dekat dengan lingkungan alam yang masih asli, budaya lokal, sifat masyarakat setempat baik dari segi fisik, bentuk bangunan, denah, hiasan, perlengkapan dan fasilitas lainnya. Namun semuanya itu telah dibangun dan ditata tanpa mengurangi kenyamanan dan kelengkapan fasilitasnya bagi yang singgah atau menempatinya baik pemilik maupun penyewa atau tamu Damardjati, 2006: 26. Menurut Didi Purwanto, villa merupakan salah satu jenis akmodasi yang menawarkan tempat menginap dengan fasilitas, pelayanan yang mewah dan eksklusif. Villa dirancang untuk wisatawan yang menginginkan tempat menginap yang tenang, nyaman dan aman. Villa biasanya terdiri atas beberapa bangunan lot dengan masing-masing bangunan memiliki fasilitas sendiri seperti kolam renang, dapur, ruang baca, teras dan lain-lain. Pengertian villa dalam penelitian ini adalah sarana akomodasi atau tempat menginap yang berada di Desa Pererenan, yang mana keberdaannya bisa dimanfaatkan atau dioptimalkan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

2.4 Tinjauan Tentang Desa Adat

Desa Adat menurut Perda No. 06 tahun 1986 Supartha, 1999:165 merupakan kesatuan masyarakat hukum adat di Provinsi Tingkat I Bali yang mempunyai satu-kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun-menurun dalam ikatan Khayangan Tiga Khayangan Desa yang mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak mengurus rumah tangganya sendiri. Berdasarkan konsep di atas, desa adat pada hakekatnya merupakan suatu komunitas yang berdimensi sosial religius yang fungsi pokoknya adalah mengatur hal-hal yang berkaitan dengan desa adat dan agama untuk mewujudkan kesejahteraan bagi krama desa. Hal tersebut sesuai dengan prinsip yang menjadi landasan desa adat 7 yaitu prinsip keharmonisan antara manusia dengan tuhan, sesama warga desa dan dengan alam atau lingkungan. Prinsip keharmonisan itu terkenal dengan konsep Tri Hita Karana, yang berarti tiga penyebab kemakmuran kebahagiaan kesejahteraan. Jadi Tri Hita Karana pada dasarnya merupakan idiologi bagi masyarakat Bali dalam berperilaku Tim Peneliti UNUD, 1993:10-11. Adapun fungsi desa adat sesuai dengan Perda No.06 tahun 1986 adalah sebagai berikut. 1 Membantu pemerintah, pemerintah daerah pemerintah kelurahan dalam kelancaran dan pelaksanaan pembangunan di segala bidang terutama dibidang keagamaan, kebudayaan dan kemasyarakatan. 2 Melaksanakan hukum adat dan istiadat dalam desa adatnya. 3 Memberikan kedudukan hukum menurut struktur adat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan hubungan sosial keperdataan dan keagamaan. 4 Membina dan mengembangkan nilai-nilai adat Bali dalam rangka memperkaya, melestarikan dan menjaga kebudayaan Bali pada khususnya berdasarkan poros- poros selunglung sebayantaka musyawarah mupakat. 5 Menjaga, memelihara dan memanfaatkan kekayaan desa adat untuk kesejahteraan desa adat dan masyarakatnya. Struktur kepengurusan desa adat, terdiri atas bendesa adat sebagai pimpinan tertinggi, penyarikan sekretaris, petengen bendahara, kasinoman juru arah Surpha, 1993:12 Adapun tugas dari prajuru adat sesuai dengan Perda No.06 tahun 1986 adalah sebagai berikut. 1 Membuat awig-awig. 2 Mengatur penyelenggaraan upacara keagamaan bagi desa adat sesuai dengan sastra agama. 3 Mengusahakan perdamaian dan penyelesaian terhadap sengketa-sengketa adat 4 Mengembangkan kebudayaan daerah dalam rangka memperkaya khasanah kebudayaan nasional. 5 Membina dan mengkoordinasikan masyarakat hukum adat mulai dari keluarga berdasarkan adat-istiadat yang berlaku pada setiap desa adat, guna meningkatkan kesadaran nasional dan semangat gotong royong. 8 6 Mewakili desa adat dalam bertindak atas nama dan untuk desa adat atau masyarakat hukum adat dalam segala perbuatan hukum di dalam dan di luar peradilan. 7 Mengurus dan mengelola hal-hal yang berkaitan dengan adat sehubungan dengan harta pustaka desa adat. Sesuai dengan pengertian desa adat di atas, maka desa adat dalam penelitian ini adalah Desa Adat Pererenan. Konsep desa adat digunakan untuk menjelaskan permasalahan tentang desa adat dalam memanfaatkan keberadaan villa di Desa Pererenan.

2.5 Tinjauan Tentang Masyarakat