8 6
Mewakili desa adat dalam bertindak atas nama dan untuk desa adat atau masyarakat hukum adat dalam segala perbuatan hukum di dalam dan di luar
peradilan. 7
Mengurus dan mengelola hal-hal yang berkaitan dengan adat sehubungan dengan harta pustaka desa adat.
Sesuai dengan pengertian desa adat di atas, maka desa adat dalam penelitian ini adalah Desa Adat Pererenan. Konsep desa adat digunakan untuk menjelaskan
permasalahan tentang desa adat dalam memanfaatkan keberadaan villa di Desa Pererenan.
2.5 Tinjauan Tentang Masyarakat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata masyarakat memiliki arti sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang
mereka anggap sama. Menurut Soekanto 1998, masyarakat adalah suatu wilayah kehidupan sosial
yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu. Dapat dikatakan bahwa masyarakat setempat menunjukkan pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal
di suatu wilayah dalam arti geografis dengan batas-batas tertentu dengan faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota
dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Dengan demikian kriteria yang utama bagi adanya masyarakat setempat adalah adanya hubungan sosial antara
anggota suatu kelompok. Lebih lanjut Soekanto juga menyebutkan bahwa dasar- dasar yang membentuk suatu masyarakat yaitu meliputi :
1. Adanya lokalitas, suatu masyarakat setempat pasti mempunyai lokalitas
atau tempat tinggal wilayah tertentu yang biasanya mempunyai solidaritas yang kuat dengan pengaruh kesatuan tempat tinggalnya.
2. Perasaan masyarakat setempat Community sentiment yaitu merupakan
suatu perasaan diantara anggota bahwa mereka saling memerlukan. Sedangkan Koentjaraningrat 2003 mendefinisikan masyarakat sebagai
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat-istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sekelompok orang dari
9 berbagai golongan yang menempati suatu wilayah yang saling berinteraksi dan telah
terikat oleh aturan adat-istiadat.
2.6 Tinjauan Tentang Kesejahteraan Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman sentosa, makmur,
dan dasar itu mengantarkan kepada pemahaman kompleks yang terbagi dalam dua arena perdebatan. Pertama adalah apa lingkup dari substansi kesejahteraan. Tingkat
kesejahteraan mengacu kepada keadaan komunitas atau masyarakat luas. Kesejahteraan adalah kondisi puncak dari kepuasan individu-individu.
Pengertian kedua
adalah bagaimana
intensitas substansi
tersebut bisa
direpresentasikan secara tepat. Meskipun tidak ada suatu batasan substansi yang tegas tentang kesejahteraan, namun tingkat kesejahteraan mencakup pangan,
pendidikan, kesehatan, dan seringkali diperluas kepada perlindungan sosial lainnya seperti kesempatan kerja, perlindungan hari tua, keterbebasan dari kemiskinan, dan
sebagainya. Dengan kata lain, lingkup substansi kesejahteraan seringkali dihubungkan dengan lingkup kebijakan sosial. Sebagai atribut agregat, kesejahteraan
merupakan representasi yang bersifat kompleks atas suatu lingkup substansi kesejahteraan tersebut.
Kesejahteraan bersifat
kompleks karena
multidimensi, mempunyai
keterkaitan antar dimensi dan ada dimensi yang sulit direpresentasikan. Kesejahteraan tidak cukup dinyatakan sebagai suatu intensitas tunggal yang
merepresentasikan keadaan masyarakat, tetapi juga membutuhkan suatu representasi distribusional dari keadaan itu. Penentuan batasan substansi kesejahteraan dan
representasi kesejahteraan menjadi perdebatan yang luas. Perumusan tentang batasan tersebut seringkali ditentukan oleh perkembangan praktik kebijakan yang
dipengaruhi oleh ideologi dan kinerja negara yang tidak lepas dari pengaruh dinamika pada tingkat global.
Jadi, kesejahteraan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kehidupan masyarakat Desa Pererenan dengan keberadaan villa di wilayah
desa apakah memberikan keuntungan dan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
10
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT