Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tujuan SMK

6 Pembelajaran Produktif yaitu proses pembelajaran yang dilaksanakan di Industri dimana setelah siswa mendapatkan pembelajaran Normatif di kelas kemudian pembelajaran Adaptif di bengkel praktek untuk proses selanjutnya siswa di tuntut untuk dapat melakukan proses pembelajaran Produktif yaitu siswa di tuntut ketepatan waktu dalam bekerja atau praktek di Industri disiplin dan juga dapat mempertanggung jawabkan atas pekerjaan apa saja yang telah dilakukan. Pola pembelajaran yang ada di SMK Negeri 2 Kendal baik pembelajaran Normatif, Adaftif maupun Produktif telah menerapkan Metode Pembelajaran Teaching Factory. Hal ini nampak dari adanya pembentukan Manajemen di kelas yang akan membantu siswa pada proses pembelajaran praktik kujuruan dan produktif. Penelitian ini akan menitikberatkan pada pembelajaran Normatif, Adaftif, dan Produktiff, Dalam konteks pada pembelajaran Teaching Factory. Dengan demikian timbul pertanyaan penelitian, Apakah SMK Negeri 2 Kendal telah sesuai menerapkan konsep Metode Teaching Factory dalam pembelajarannya?

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari Fokus Penelitian di atas, maka timbul pertannyaan penelitian sebagai beriktu ; 1 Bagaimanakah pelaksanaan Teaching Factory pembelajaran normatif di SMK Negeri 2 Kendal? 2 Bagaimanakah pelaksanaan Teaching Factory pembelajaran adaftif di SMK Negeri 2 Kendal? 7 3 Bagaimanakah pelaksanaan Teaching Factory pembelajaran produktif di SMK Negeri 2 Kendal?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah 1 Menemukenali pelaksanaan Teaching Factory pada pembelajaran Normatif di SMK Negeri 2 Kendal; 2 Menemukenali pembelajaran Teaching Factory pada pembelajaran Adaftif di SMK Negeri 2 Kendal; 3 Menemukenali pembelajaran Teaching Factory pada pembelajaran Produktif di SMK Negeri 2 Kendal;

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat berguna bagi guru pengampu, siswa, dan semua pihak yang terkait dengan lembaga pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1 Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan mendukung konsep pembelajaran “Teaching Factory“ yang pada saat ini menjadi pilar di beberapa SMK di Indonesia. 2 Secara praktek, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk SMK Negeri 2 Kendal dalam implementasi untuk konsep “Teaching Factory“ . 8

1.6 Penegasan Istilah

1.6.1 Teaching Factory

Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara dalam proses kegiatan pendidikan. Bower dalam buku Theories of learning 1975 mengemukakan belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang. Teori lain mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi pada suatu pengalaman Morgan, 1977. The Condisions of learning;. Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana yang sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan dari sekolah. Teknologi pembelajaran yang inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan industri IGI, 2007. Dalam pengertian lain bahwa pembelajaran berbasis produksi adalah suatu proses pembelajaran keahlian atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya real job untuk menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen. Dengan kata lain barang yang sudah diproduksi dapat berupa hasil produksi yang 9 dapat dijual atau yang dapat digunakan oleh masyarakat, sekolah maupun konsumen. Pembelajaran berbasis produksi dalam paradikma lama hanya mengutamakan kualitas produk barang atau jasa tetapi hasil dari produksi tersebut tidak dipasarkan pada umumnya, hanya semata-mata untuk menghasilkan nilai dalam proses belajar mengajar.

1.6.2 Pembelajaran Normatif

Program normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial anggota masyarakat baik sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program pembelajaran normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Program ini berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Mata diklat pada kelompok normatif berlaku sama untuk semua program keahlian. Pada mata pelajaran Matematika bertujuan untuk mendidik siswa agar mengetauhui dasar-dasar dari perhitungan di Teknik Furniture nantinya. Dan juga siswa mendapatkan bekal dari ilmu dasar yang nantinya akan berlanjut ke mata pelajaran selanjutnya, karena didalam ilmu Teknik Furniture ini semuanya menggunakan perhitungan baik perhitungan manual maupun dengan alat bantu 10 otomatis. Pembelajaran Normatif yaitu bisa di sebut juga proses pembelajaran teori yang dilaksanakan di kelas berdasarkan acuan dari RPP dan juga silabus untuk itu, pembelajaran Normatif sangat penting karena sangat mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran untuk selanjutnya di bengkel praktek dan juga di Industri.

1.6.3 Pembelajaran Adafftif

Program adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Program pembelajaran adaptif berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja. Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “apa” dan “bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa” hal tersebut harus dilakukan. Program adaptif terdiri dari kelompok mata diklat yang berlaku sama bagi semua program keahlian dan mata diklat yang hanya berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian. 11 Selain itu, pembelajaran adaptif juga perlu diberikan dengan tujuan untuk memberi bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan pengembangan diri untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran Adaptif dapat disebut juga proses pembelajaran di bengkel praktek dimana setelah siswa mendapatkan teori pembelajaran Normatif di kelas dan juga Metode pembelajaran Teaching Factory kemudian siswa melaksanakan praktek di bengkel praktek dengan mengacu pada job sheet yang telah dibuat oleh guru praktek di SMK Negeri 2 Kendal.

1.6.4 Pembelajaran Produktif

Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usahaindustri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian. Pada mata pelajaran membuat gambar pola dengan acuan gambar kerja bertujuan untuk mempersiapkan pekerjaan kerja bangku berupa kemampuan menggambar ulang pola yang bersumber dari gambar kerja. Gambar pola atau sket dibuat untuk memudahkan pemotongan bahan kayu dan pencapaian bentuk yang presisi. Gambar kerja dapat dijiplak pada bidang kerja ataupun dipindahkan 12 ukurannya pada bidang kerja. Contoh pola pada pembuatan benda kerja kursi belajar dan juga meja belajar. Pembelajaran Produktif yaitu proses pembelajaran yang dilaksanakan di Industri dimana setelah siswa mendapatkan pembelajaran Normatif di kelas kemudian pembelajaran Adaftif di bengkel praktek untuk proses selanjutnya siswa di tuntut untuk dapat melakukan proses pembelajaran Produktif yaitu siswa di tuntut ketepatan waktu dalam bekerja atau praktek di Industri dengan kedisiplinan dan juga dapat mempertanggung jawabkan atas pekerjaan apa saja yang telah diselesaikan. 13 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tujuan SMK

Pendidikan yang ada di SMK Negeri 2 Kendal yaitu bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri. Kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan akan di arahkan untuk mencapai tujuan tersebut . Kurikulum SMK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri. Mata pelajaran wajib terdiri atas Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dan KeterampilanKejuruan. Mata pelajaran kejuruan ini bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja. Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan untuk menunjang 14 pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan program keahlian yang diselenggarakan. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik. Pengembangan diri bagi peserta didik SMK terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.

2.2 Kurikulum SMK