7.7. Jika disampaikan melalui pos,harus tercatat dan ada bukti yaitu cap pos dan bukti penerimaanya.
7.8. Tidak atau terlambat menyampaikan SPT Masa dikenakan denda RP.50.000,00 dan SPT tahunan denda Rp, 100.000,00,.
7.9. Pembetulan SPT :
7.9.1.Sebelum pemeriksaan, bunga 2 7.9.2.Sebelum penyidikan,denda 200 khususnya karena
kekhilafan,menurut pasal 38 7.9.3.Sebelum menerbitkanSKP,kenaikan 50
7.9.4.Atas permohonan WP penyampaian SPT dapat di perpanjang,dengan catatan pajak penghasilan perhitungan sementara dibayar
8. Tempat Penyampaian Surat Pemberitahuan
SPT di sampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajiba pajak terdaftar. Penyampaian SPT dapat dilakuakn dengan cara sebagai berikut:
8.1.Secara langsung ke tempat pelayanan terpaduTPT atau pojok pajakmobilpajakdrop box terdekat tidak harus ke KPPdimana WP
terdaftar 8.2. Melalui pos dan bukti pengiriman surat
8.3.Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengriman surat
8.4.E-felling Sesuai dengan PMK -152PMK.032009 e filling melalaui:
8.4.1. Website direktorat jenderal pajak
www.pajak.go.id
8.4.2. Penyedia jasa aplikasi atau application service provider ASP
9. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan
9.1. Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 duapuluh hari setelah akhir masa pajak.
9.2. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang, pribadi, paling lama 3 tiga bulan setalah akhir tahun pajak.
9.3. Untuk Surat Surat Pemberitahuan Tahunan pajak pengahsilanwajib pajak badan,paling lama 4 empat bulan stelah akhir tahun pajak.
10. SPT Dianggap Tidak Sah
Surat pemberitahuan dianggap tidak sah apabila: 10.1.SPT tidak di tandantangani
10.2.SPT tidak sepenuh nya dilampiri keterangan danatau dokumen yang lengkap
10.3.SPT yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 tiga tahun sesudah berakhirnya masa pajak,bagian tahun pajak, atau tahun
pajak,dan Wajib Pajak telah di tegur secara tertulis. 10.4.SPT disampaikan setelah direktorat jenderal pajak melakukan
pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak SKP.
11. Sanksi Keterlambatan Penyampaian SPT
Ada beberapa sanksi keterlambatan meyampaikan SPT, adapun sanksi untuk keterlambatan SPT adalah:
11.1. untuk SPT masa PPN sebesarRp. 500.000,00,- 11.2. untuk SPT masa lainya sebesar Rp. 100.00,00,-
11.3.untuk SPT tahunan penghasilan Wajib Pajak badan sebesar Rp. 1.000.000,00,-
11.4. untuk SPT tahunan Wajib Pajak orang pribadi sebesar Rp. 100.000,00,.
12.Sanksi Keterlambatan Surat Pemberitahuan Masa
12.1Pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakuakn setelah tanggal jatuh tempo di kenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2
per bulan yang di hitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian bulan dihitung penuh 1
bulan. 12.2Mulai Tahun 2008 Wajib Pajak yang alpa tidak meyampaikan SPT
atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan dapat merugikan Negara yang dilakuakn pertama kali tifak di
kenai sanksi pidana tetapi dikenai sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200 dari pajak kurang bayar.
12.3Apabila Surat pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu tersebut, dan setelah ditgur secara tertulis tidak disampaikan
pada waktunya sebagaimana di terbitkan salan surat teguran, maka Direktorat Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan
Kurang Bayar.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
A. Pengertian Kepatuhan
Pada KBBI, kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya. Menurut pengamatan penulis ada dua macam kepatuhan yakni
kepatuhan formal dan kepatuhan materil.
Kepatuhan Wajib Pajak di awali dengan adanya kesadaran Wajib Pajak mengenai kewajiban nya dalam hal perpajakan. Kesadaran adalah faktor yang berasal dari
kemauan dah perubahan sikap Wajib Pajak dalam hal memenuhi kewajiban perpajakannya dan hak pajaknya.
Ada dua macam kepatuhan yaitu : 1.
Kepatuhan Formal : Kepatuhan Formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan
ketentuan dalam undang-undang perpajakan. 2.
Kepatuan Material : Kepatuhan Material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara substantive hakekat memenuhi semua ketentuan
material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan.
42