Peranan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

(1)

PERANAN PENYULUHAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN

KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN KOTA

TUGAS AKHIR

DIAJUKAN

O

L

E

H

NAMA : DONY YOGASARA

NIM : 052600064

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL PKLM INI DISETUJUI UNTUK DILAKSANAKAN

OLEH :

Nama : Dony Yogasara

Nim : 052600064

Program Studi : Administrasi Perpajakan

Ketua Prodip III Lapangan Administrasi Perpajakan FISIP USU

Dosen Pembimbing Supervisor Lapangan

( Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.Si )

NIP. 131 930 631

( Prof. Dr. Erika Revida, M. S ) NIP. 131 654 099

( Alfan Jamil, S.E. ) NIP. 060 078 528

DEKAN FISIP USU

( Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA ) NIP. 131 757 010 567


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah ‘ala kuli hal

Tiada yang lebih layak disanjung selain Allah SWT atas limpahan rahmat, kekuatan, kesehatan, dan kesempatan sehinnga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan sekaligus menyelesaikan laporan Tugas Akhir. Adapun tulisan yang berjudul “Peranan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan

Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota”

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada Kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih pada begitu banyak pihak dan kehadiran orang-orang disekitar penulis yang telah memberikan bantuan tenaga baik dalam pelaksanaan maupun dalam penyelesaian laporan PKLM ini, antara lain :

1. Bapak Prof. M. Arif Nasution, Ma selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nst, M. Si selaku Ketua Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Ibu Prof. Dr. Erika Revida,M. S selaku Dosen Pembimbing. 4. Seluruh staf dan Karyawan Administrasi Perpajakan FISIP USU.

5. Seluruh Staf dan karyawan Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota, Khususnya Seksi Kantor penyuluhan Pengamatan dan Potensi Perpajakan.


(4)

6. Jazakumullah khiran kepada Papa Dan Mama tercinta atas cinta, kasih sayang, kepercayaan, dan kesabaran yang tak pernah padam.

7. Kakak dan Abangku tersayang, untuk arahan dan masukkan yang menumbuhkan semangat dan tekat penulis untuk menjalani hidup.

8. Seluruh teman-teman Tax ’05 terutama panji dan Ari yang selalu memberikan dukungan.

9. Teruntuk Riny yang Manizz, yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya yang mengisi hati dan mewarnai hidup penulis seta keikhlasan nerima aq apa adanya.

10.Sobat-sobat perjuanganku : Ricky sebagai ketua, Omek sebagai playboy ‘n Dedi yang selalu plinplan.

11.Semua Pihak lain Yang tidak Bisa penulis sebutkan satu persatu. Hanya Maha Kuasalah yang dapat membalasnya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna kesempurnaan laporan ini. Terima Kasih.

Medan, Juli 2008 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….. i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Tujuan……….. 3

C. Manfaat……… 3

D. Ruang Lingkup……….5

E. Metode PKLM………. 5

F. Metode Pengumpulan Data……….. 6

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM A. Sejarah Umum KPP Medan Kota... 7

B. Tugas Dan Fungsi KPP Medan Kota... 9

C. Struktur Organisasi KPP Medan Kota... 17

BAB III : GAMBARAN DATA PENYULUHAN PAJAK A. Pengertian Pajak...18

B. Pembagian dan Penggolongan Pajak... 19


(6)

D. Pengertian Penyuluhan Perpajakan... 21

E. Tujuan Penyuluhan Pajak... 24

F. Metode Penyuluhan... 25

G. Materi Penyuluhan... 29

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI A. Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak... 31

B. Metode Penyuluhan Yang Dilakukan Oleh Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota... 39

C. Faktor - Faktor Penghambat Dalam Melaksanakan Penyuluhan... 44

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 47

B. Saran... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 : Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota.


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PKLM

Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan. Tetapi banyak masyarakat yang belum menyadari akan pentingnya pajak dan pada kenyataanya masih banyak Wajib Pajak yang tidak melunasi utang pajaknya sampai pada jatuh tempo. Untuk itu diperlukan peranan penyuluhan guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sebagai kewajiban warga negara. Peranan penyuluhan ini jelaslah merupakan tugas penting, tujuannya bukan saja untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak dan penerimaan pajak dari tahun ke tahun, tetapi yang terutama adalah meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak dikalangan masyarakat agar pajak yang dibayarkannya sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap pembangunan ekonomi pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.

Partisipasi masyarakat dalam keikutsertaan menjalankan roda pemerintahan besar. Kontribusi masyarakat melalui pembayaran pajak digunakan oleh pemerintah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan umum, seperti membiayai fasilitas pendidikan, air minum, listrik, transportasi, dan memberi gaji pegawai negeri sipil dan banyak hal lainnya yang ditujukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat umum. Ol eh k aren a i t u paj ak s an gat p en ti n g bagi pem eri nt ah unt uk m ens uks es kan pembangunan.


(9)

Untuk membangun diperlukan dana yang cukup besar. dan sebagian dana yang membangun itu berasal dari pajak disamping sumber-sumber dana lain yang mendukung pembangunan.

Sistem perpajakan yang dianut negara kita adalah sistem “Self Assesment” yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan sepenuhnya untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. Untuk berjalannya sistem ini memerlukan sarana-sarana penunjang dibidang penyuluhan seperti fasilitas penyuluhan dan media massa yang sangat diperlukan untuk memperluas materi-materi penyuluhan kepada masyarakat.

Kemungkinan masalah yang dapat terjadi adalah kurangnya tenaga penyuluh sehingga penyuluhan yang dilakukan tidak merata yang mengakibatkan tidak semua masyarak at d a p at pen yu l uh an t erseb ut mi s aln ya ket i d akt ah u an m as yarakat di s ebab kan penyuluhan yang dilakukan fiskus belum optimal dan walaupun sudah dilakukan penyuluhan oleh fiskus tetapi belum sesuai dengan ketentuan yang a d a s e h i n g g a m e m b u a t m a s y a r a k a t k u r a n g m e m a h a m i m a t e r i - m a t e r i y a n g disampaikan. Pada dasarnya tenaga penyuluhan yang diperlukan adalah penyuluh yang terampil sehingga masyarakat tidak mempunyai alasan untuk tidak membayar pajak.

Untuk itu sebagai salah satu s yarat dalam rangka pen yusunan tugas akhir, Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini bertujuan untuk mempraktekkan teori yang selama ini di peroleh dari bangku perkuliahan


(10)

dengan kondisi di lapangan yang sebenarnya. Diharapkan PKLM ini dapat memberikan pengetahuan yang praktis m e n g e n ai l i n g k u n g a n k e r j a b e s e rt a as p ek - a s p e k p e r p aj a k an ya n g t e r d a p at d i dalamnya.

D a r i u r a i an d i at a s , m a k a p e n u l i s s an g a t t e rt a r i k u n t u k m en u l i s j u d u l “ Peranan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib

Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota”.

B. TUJUAN PKLM

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini adalah Untuk mengetahui bagaimana penyuluhan dalam upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota.

C. MANFAAT PKLM

Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini tentunya sangat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya adalah :

1. Bagi Mahasiswa

a. Memberikan pengalaman secara langsung kepada mahasiswa terhadap situasi kerja yang sebenarnya.

b. U n t u k m e m p r a k t e k k a n d a n m e n e r a p k a n i l m u p e n g e t a h u a n s e r t a mengaplikasikannya ke dalam kehidupan nyata yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.


(11)

c. Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan.

2. Pihak Kantor Pelayanan Pajak

a. Pihak Kantor Penyuluhan Pajak Medan Kota merupakan sumbangan pemikiran dan acuan yang dapat dimanfaatkan dalam melakukan penyuluhan sehingga dapat meningkatkan jumlah wajib pajak

b. Agar dapat digunakan sebagai bahan memotivasi dan mewujudkan budaya kerja yang lebih baik dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

c. Peningkatan kerjasama yang lebih baik dengan pihak Universitas

3. Pihak Universitas

a. Mempererat hubungan Universitas dengan Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

b. Memberikan dorongan untuk meningkatkan kualitas pendidikan

c. Mendapatkan ilmu pengetahuan atau data yang terbaru untuk disesuaikan denagan kurikulum.

d. Membuka interaksi antara dosen dengan Instansi Pemerintah.

D. RUANG LINGKUP PKLM

Adapun yang menjadi ruang lingkup dan praktek kerja lapangan mandiri ini adalah fasilitas dan metode serta kemampuan dari fiskus dalam upaya meningkatkan kepatuhan dan menyadarkan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban


(12)

perpajakannya.

E. METODE PKLM

1. Persiapan

Didalam tahap persiapan ini penulis melakukan beberapa persiapan dimulai dari penentuan tempat praktek kerja lapangan, mencari bahan untuk membuat proposal dan konsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi Literatur

Penulis mencari berbagai sumber bacaan seperti buku-buku, artikel maupun Iiteratur.

3. Observasi Lapangan

Penulis mengamati langsung pada objek Praktek Kerja Lapangan Mandiri.

4. Pengumpulan Data

Penulis akan mengumpulkan data yang akan diperlukan dalam penyusunan laporan akhir dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan Mandiri.

5. Analisa Data dan Evaluasi

Penulis akan menganalisa data mengevaluasai data secara kualitatif yang akan disajikan secara objektif, jelas dan sistematis.

F. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penulisan ini digunakan metode sebagai berikut :


(13)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya langsung mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan.

b. Metode Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan pengamatan secara langsung ditempat praktek kerja lapangan sehubungan dengan bahan yang akan di spesialisasikan oleh penulis.

c. Metode Dokumentasi

M e n g g u n a k a n d a t a d o k u m en t as i ya n g d i p e rl u k a n d an d at a -d a t a ya n g berhubungan dengan kegiatan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan penulis.


(14)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dulunya dinamakan dengan Kantor Inspeksi Pajak (KIP) yang sebenarnya telah berdiri sejak zaman Belanda dengan system perpajakan yang berlaku saat ini. Kantor Inspeksi Pajak (KIP) saat ini merupakan satu-satunya kantor pajak yang ada di kota Medan pada saat ini.

Dengan majunya pertumbuhan ekonomi dan pesatnya pertumbuhan penduduk dikota Medan, maka pada tahun 1975 Kantor Inspeksi Pajak (KIP) telah mencakup wilayah-wilayah yaitu :

1. Kotamadya Medan 2. Kabupaten Deli Serdang 3. Kabupaten Langkat 4. Kabupaten Karo

Selanjutnya pada tahun 1976 Kantor Inspeksi Pajak di Medan sendiri dibagi atas 2 (dua) yaitu :

1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara

Dengan keputusan Menteri Keuangan RI No.267/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret telah diadakan Reorganisasi Direktorat Jenderal Pajak, dimana dalam keputusan Menteri Keuangan itu disebut tentang penggantian nama Inspeksi Pajak


(15)

menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota, juga dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Sesuai keputusan Menteri Keuangan No. 94/KMK.01/1994, maka Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota sebelumnya telah mengalami perubahan-perubahan nama dan wilayah kerja. Pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan suatu pemekaran dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Didirikan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No.44/KMKK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001. Inilah yang menjadi tonggak awal berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah merupakan suatu pemecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang mana wilayah kerjanya dibagi menjadi 8 (delapan) kecamatan dipecah menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur : a. Kecamatan Medan Tembung

b. Kecamatan Medan Perjuangan c. Kecamatan Medan Area d. Kecamatan Medan Timur.

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota: a. Kecamatan Medan Kota

b. Kecamatan Medan Johor c. Kecamatan Medan Amplas d. Kecamatan Medan Denai.


(16)

B. Uraian Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

Tugas Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah sebagai berikut :

a. Kantor Pajak adalah unsur pelaksanaan Direktorat Jenderal Pajak yang berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah.

b. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dipimpin oleh seorang Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional pelayanan pajak dibidang Pajak Panghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL).

Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan dan pengolahan data, penyampaian informasi perpajakan, penggalian potensi pajak serta ekstensifikasi Wajib Pajak.

b. Penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa serta pamantauan dan penyusunan laporan pembayaran Masa PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL. c. Penatausahaan penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan dan restitusi

pajak penghasilan lainnya.

d. Verifikasi dan penetapan sanksi perpajakan. e. Pengurusan pemberian Surat Ketetapan Pajak. f. Penyuluhan dan pelayanan konsultasi perpajakan.


(17)

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota dipimpin oleh seorang Kepala yang secara operasional bertanggung jawab kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Pajak. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota terdiri dari 10 (sepuluh) seksi, antara lain :

1. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha kepegawaian keuangan dan rumah tangga. Sub bagian umum terdiri dari :

a. Koordinator pelaksana tata usaha dan kepegawaian yang mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha, dan kepegawaian.

b. Koordinator pelaksanaan keuangan yang mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.

c. Koordinator pelaksana rumah tangga yang mempunyai tugas melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan pengolahan data dan penyajian informasi, penggalian potensi perpajakan serta ekstensifikasi Wajib Pajak. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, seksi pengolahan data dan informasi mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pengumpulan dan pengolahan data. b. Pengalihan informasi.


(18)

d. Ekstennsifikasi Wajib Pajak.

Seksi Pengolahan Data dan Informasi terdiri dari:

a. Koordinator pelaksana pengolahan data dan informasi I yang mempunyai tugas melakukan tata usaha data masuk dan data keluar serta pengecekan perlengkapan dan kebenaran formal data masukan dan data keluaran.

b. Koordinator pelaksana pengolahan data dan informasi II yang mempunyai tugas melakukan urusan pengalihan potensi pajak dan penyusunan monografi pajak.

c. Koordinator pelaksana pengolahan data dan informasi III yang mempunyai tugas melakukan pencarian data untuk ekstensifikasi Wajib Pajak dan melakukan himbauan terhadap Wajib Pajak.

3. Seksi Tata Usaha Perpajakan (TUP)

Seksi Tata Usaha Perpajakan (TUP) mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha Wajib Pajak, penerimaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak dan surat Wajib Pajak lainnya, pemindahan dan pencabutan identitas Wajib Pajak, serta kearsipan berkas Wajib Pajak. Seksi Tata Usaha Perpajakan (TUP) terdiri dari :

a. Koordinator pelaksana pelayanan terpadu yang mempunyai tugas membantu urusan penerimaan surat pemberitahuan, surat Wajib Pajak lainnya, serta melakukan penatausahaan pendaftaran Wajib Pajak dan pemindahan serta pencabutan identitas Wajib Pajak .


(19)

b. Koordinator pelaksana surat pemberitahuan pajak yang mempunyai tugas melakukan urusan penerimaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Pajak. c. Koordinator pelaksana ketetapan dan kearsipan Wajib Pajak yang mempunyai

tugas membantu urusan tata usaha penerbitan surat ketetapan pajak dan kearsipan berkas Wajib Pajak.

4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi mempunyai tugas melakukan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa, serta melakukan verifikasi atas Surat Pemberitahuan masa dan tahunan pajak penghasilan orang pribadi. Seksi pajak penghasilan orang pribadi terdiri dari :

a. Koordinator pelaksana Pajak Penghasilan orang pribadi I yang mempunyai tugas membantu urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan, memantau dan menyusun laporan efektifitas pembayaran masa pajak penghasilan orang pribadi.

b. Koordinator pelaksana Pajak Penghasilan orang pribadi II yang mempunyai tugas melakukan verifikasi atas Surat Pemberitahuan masa dan tahunan pajak penghasilan orang pribadi yang terdaftar dan Wajib Pajak yng tidak memasukkan Surat Pemberitahuan.

5. Seksi Pajak Penghasilan Badan

Seksi Pajak Penghasilan Badan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa, memantau dan menyusun


(20)

laporan pembayaran masa, verifikasi atas Surat Pemberitahuan masa dan tahunan pajak penghasilan Badan serta konfirmasi faktur pajak. Seksi pajak penghsilan Badan terdiri dari :

a. Koordinator pelaksana Pajak Penghasilan Badan I yang mempunyai tugas melakukan urusan pemantauan, penatausahaan pembayaran masa, dan penyusunan laporan efektifitas pembayaran masa.

b. Koordinator pelaksana Pajak Penghasilan Badan II yang mempunyai tugas melakukan urusan verifikasi atas Surat Pemberitahuan masa dan tahunan Pajak Penghasilan Badan, dan Pajak Penghasilan Badan yang tidak terdaftar serta yang tidak memasukkan Surat Pemberitahuan.

6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan

Seksi Pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa, memantau dan menyusun laporan dan pembayaran masa, serta melakukan verifikasi atas Surat Pemberitahuan masa dan tahunan pemotongan dan pemungutan pajak penghasilan. Seksi pemotongan dan pemungutan pajak penghasilan terdiri dari :

a. Koordinator pelaksana pemotong dan pemungut Pajak Penghasilan I yang mempunyai tugas membantu urusan penatausahaan, pengecekan, dan perekaman Surat Pemberitahuan serta pemantauan dan penatausahaan pembayaran masa pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan.


(21)

b. Koordinator pelaksana pemotong dan pemungut Pajak Penghasilan II yang mempunyai tugas membantu urusan penerimaan, penatausahaan, dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa atas pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan.

7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya

(PTLL)

Seksi Pajak Pertanbahan Nilai (PPN) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa, memantau dan menyusun laporan perkembangan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan kepatuhan Surat Pemberitahuan masa melakukan urusan konfirmasi faktur pajak serta melakukan urusan verifikasi atas Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL). Seksi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) terdiri dari :

a. Koordinator pelaksana Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Industri yang mempunyai tugas membantu urusan penerimaan, penatausahaan, dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa, serta konfirmasi faktur pajak pada sektor industri.

b. Koordinator pelaksana Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Perdagangan yang mempunyai tugas melakukan urusan penerimaan, penatausahaan, dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa, menelaah dan menyusun laporan


(22)

perkembangan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan kepatuhan Surat Pemberitahuan masa, serta melakukan konfirmasi faktur pajak pada sektor perdagangan.

c. Koordinator pelaksana Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) yang mempunyai tugas melakukan urusan verifikasi Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL), dan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang tidak terdatar dan tidak memasukkan Surat Pemberitahuan masa.

8. Seksi Penagihan

Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan tata usaha piutang pajak, penagihan Wajib Pajak, penundaan dan angsuran serta penghapusan piutang pajak. Seksi Penagihan Pajak terdiri dari :

a. Koordinator pelaksana tata usaha piutang pajak yang mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha piutang pajak, usul penghapusan piutang pajak, penundaan, dan angsuran piutang pajak.

b. Koordinator pelaksana penagihan aktif yang mempunyai tugas melakukan penyiapan surat teguran, surat paksa, surat perintah melakukan penyitaan, usulan lelang, dukungan penagihan lainnya.


(23)

9. Seksi Penerimaan dan Keberatan

Seksi Penerimaan dan Keberatan mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha penerimaan, pengolahan Surat Setoran Pajak (SSP), restitusi, rekonsiliasi pembayaran pajak dan penyelesaian keberatan serta perselisihan perpajakan. Seksi Penerimaan dan Keberatan terdiri dari :

a. Koordinator pelaksana tata usaha penerimaan pajak dan restitusi yang mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan penerimaan pajak, pembukuan restitusi, pembuatan register pemindahbukuan, pengolahan dan penatausahaan bermacam-macam penerimaan pajak, mempersiapkan surat keputusan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dan surat perintah membayar kelebihan pajak serta rekonsiliasi penerimaan pajak, pengolahan dan penyaluran Surat Setoran Pajak (SSP) dan surat perhitungan pajak.

b. Koordinator pelaksana keberatan Pajak Penghasilan (PPh) yang mempunyai tugas melakukan urusan penyelesaian keberatan dan perselisihan Pajak Penghasilan (PPh), penyusunan uraian banding, peninjauan kembali, dan sengketa Pajak Penghasilan (PPh).

c. Koordinator pelaksana keberatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) yang mempunyai tugas melakukan urusan penyelesaian keberatan dan perselisihan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), serta Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL).


(24)

10.Seksi Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4)

Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) terdiri dari : a. Koordinator pelaksana Tata Usaha Kantor Penyuluhan dan Pengamatan

Potensi Perpajakan.

b. Kordinator pelaksana Ekstensifikasi dan Monografi. c. Koordinasi Pelaksana Penyuluhan.

C. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

Agar tujuan yang telah ditentukan tercapai, maka suatu perusahaan harus mempunyai struktur organisasi dimana struktur organisasi ini akan membuat perusahaan tersebut dapat melakukan segala kegiatannya dengan baik karena struktur organisasi merupakan salah satu wadah atau cara yang digunakan perusahaan dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan yang berguna untuk tujuan perusahaan.

Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan susunan tingkat hirarki, wewenang, dan tanggung jawab juga diharapkan akan dapat menetapkan sistem hubungan organisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan integrasi secara efisien dan efektif dari segenap kegiatan organisasi baik vertikal maupun horizontal.

Pada prinsipnya struktur organisasi yang digunakan tergantung pada ukuran besarnya dan jenis organisasi serta banyaknya jumlah staff dalam organisasi serta tingginya tingkat kerumitan dalam operasional organisasi.


(25)

BAB III

GAMBARAN DATA PENYULUHAN PAJAK

A. Pengertian Pajak

Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang sangat penting, disamping minyak dan bumi. Hal ini dapat di lihat dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Bahwa setiap tahun, pajak merupakan sumber penghasilan yang besar bagi pemerintah.

Banyak ahli di bidang perpajakan yang memberikan pengertian atau definisi yang berbeda - beda mengenai perpajakan, namun demikian definisi tersebut mempunyai inti atau tujuan yang sama.

Definisi pajak menurut Adriani (Atep Adya Barata, 1989:4), berbunyi sebagai berikut : “Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan - peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran - pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.”

Menurut Soemitro (Atep Adya Barata, 1989:5), menyatakan : “Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang - undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.


(26)

Menurut Djajadiningrat (Munawir, 1992:3), memberikan definisi pajak sebagai berikut: “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan kepada negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan - peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum.

B. Pembagian dan Penggolongan Pajak

Pajak dapat dibagi menjadi tiga yaitu : a. Menurut golongannya.

1. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan oleh orang lain.

Contoh : Pajak Penghasilan (PPh).

2. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat di limpahkan kepihak lain.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPn). b. Menurut sifat

1. Pajak Subyektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subyeknya dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak yang bersangkutan.


(27)

2. Pajak Obyektif adalah pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak yang bersangkutan.

Contoh : PPn, PPn BM, dan PBB. c. Menurut Lembaga Pemungutnya

1. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Contoh : Pajak Penghasilan (PPh )

2. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk rumah tangga daerah.

Contoh : Pajak Reklame, Pajak Hiburan.

C. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem Pemungutan Pajak dapat dibagi menjadi : a. Official Assessment System

Sistem ini merupakan system pemungutan pajak yang memberi wewenang Kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Ciri – Ciri Official Assessment System :

1. Wewenang untuk rnenentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus. 2. Wajib Pajak bersifat pasif.


(28)

b. Self Assessment System.

Sistem ini merupakan system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

c. Witholding System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak tehutang oleh wajib pajak.

D. Pengertian Penyuluhan Perpajakan

Penyuluhan pajak kepada masyarakat Indonesia yang jumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa jelaslah merupakan tugas penting, tujuan bukan saja untuk meningkatkan jumlah wajib pajak dan penerimaan pajak dari tahun ke tahun, tetapi yang tertutama adalah meningkatkan kesadaran membayar pajak dikalangan masyarakat agar pajak yang dibayarkannya sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap pembangunan ekonomi pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.

Upaya penyadaran ini merjadi begitu penting, mengingat bahwa sistem perpajakan nasional yang berlaku saat ini sistem self assessment yaitu wajib pajak diberi kepercayaan untuk melaksanakan kegotong royongan nasional melalui sistern menghitung, memperhitungkan dan membayar sendiri pajak yang terhutang.


(29)

Kepercayaan yang begitu besanya kiranya hanya akan menimbulkan anarki, tanpa ada upaya yang sungguh - sungguh untuk penyadarannya. Disinilah pentingnya Penyuluhan Perpajakan serta kehadiran penyuluh pajak.

Penyuluhan Perpajakan adalah kegiatan memberikan informasi bimbingan dan sosialsasi tentang peraturan perundang - undangan perpajakan kepada masyarakat secara umum pada khususnya masyarakat wajib pajak, dengan harapan masyarakat mejadi paham dan sadar akan kewajiban dan hak sebagai Wajib pajak.

Penyuluhan Perpajakan adalah suatu sistem penyampaian informasi, konsultasi, dan bimbingan perpajakan secara berkesinambungan kepada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan anggota masyarakat untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Adams (Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan 1990:4) mempunyai pandangan bahwa penyuluhan merupakan suatu pertalian timbal balik antara individu dimana seseorang membantu yang lain, supaya dapat memahami lebih baik dalam hubungannya dengan masalah - masalah yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.

Dalam dunia, pendidikan penyuluhan diartikan sebagai usaha pendidik untuk membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitan di sekolah maupuan diluar sekolah. Dibidang pertanian penyuluhan dilaksanakan untuk menciptakan perubahan cara berpikir, sikap dan tindakan para petani sehingga tercapai usaha berproduksi yang lebih baik (Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan 1990: 5).


(30)

Dari Pengertian tersebut di atas terlihat bahwa, kegiatan penyuluhan merupakan suatu proses timbal balik yang berkesinambungan dan dilaksanakan oleh orang/ badan yang mempunyai klasifikasi tertentu dengan maksud untuk mempengaruhi dan membantu orang lain dalam mengatasi kesulitannya.

Masyarakat selama ini mempunyai citra yang negatif terhadap pajak yang diwarisi dari konsep pada zaman kolonial, maka penyuluh pajak harus mampu memperkenalkan nilai baru dan mengajak masyarakat menggantikan nilai-nilainya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai baru yang ingin di tanamkan yaitu kesadaran membayar pajak.

Mengingat beratnya tugas yang diemban, maka menjadi penyuluh pajak tidak cukup hanya, berbekal kemampuan teknis perpajakan semata-mata, namun juga perlu ditunjang dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan agar materi yang disuluhhan dapat diterima oleh pihak yang disuluh secara utuh dan efektif.

Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, seorang penyuluh harus menguasai bahan penyuluhan, memahami proses pembentukan pendapat, memahami proses belajar, memahami proses tumbuhnya motivasi dan demotivasi, serta menguasai teknik - teknik komunikasi, khususnya komunikasi tatap muka (presentasi). Sehingga hasil akhir dari tugas penyuluh pajak adalah perubahan sikap hidup masyarakat terhadap perpajakan.

Jadi hanya seseorang, yang mempunyai kualitras yang ditunjuk atau diangkat sebagai penyuluh dalam arti petugas penyuluh adalah tenaga profesional. Petugas penyuluh fungsional ini dibutuhkan agar dapat dilaksanakan secara profesional, sehingga tujuan


(31)

penyuluhan melalui konsultasi dan bimbingan dapat tercapai dengan baik yang akhirnya dapat meningkatkan penerimaan pajak karena masyarakat menjadi sadar dan mau melaksanakan kewajiban perpajakannya.

E. Tujuan Penyuluhan Pajak

1 . S u r ya ( Bi m b i n gan d an P en yu l u h an , 1 9 91 : 5 ) m en yeb ut k an b ah wa t uj u an d ari bim b i n gan dan penyuluhan ialah memperoleh beberapa hal :

a. Tingkat perkembangan yang optimal bagi individu sesuai dengan kemampuannya.

b. Membantu untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi serta kesempatan yang ada.

c. Memberikan dorongan di dalam pengendalian diri, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

d. Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, sesuai dengan penerimaan diri.

2. S edangk an menurut Direktorat Jenderal Pajak tujuan penyuluhan untuk:

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya peranan pajak bagi negara agar negara tersebut mampu melaksanakan pembangunan nasionaln ya untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.


(32)

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hak dan kewajiban perpajakannya yang bagi warga negara hak dan kewajiban perpajakan tersebut merupakan kewajiban kenegaraan.

c. M e n i n g k a t k a n k e m a u a n u n t u k m e m p e r o l e h h a k d a n m e l a k s a n a k a n k e w a j i b a n perpajakannya.

d. Meningkatkan para kepatihan wajib pajak termasuk memungut pajak dan para bendaharawan yang ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk me m u n g u t d a n menyetor pajak tersebut.

e. Mendorong keikutsertaan suatu lembaga pemerintahan dan lernbaga kemasyaratan (non pemerintah) agar turut pelaksanaan pemungutan pajak yang baru.

f. Memperbaiki dan memelihara citra perpajakan.

F. Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan teknik-teknik, cara-cara yang digunakan oleh petugas penyuluhan dalam rangka memberikan penyuluhan kepada masyarakat.


(33)

1. Metode Informatif

Metode Informatif adalah suatu metode dimana penyuluh secara aktif berperan serta dimana komunikasi yang dilaksanakan secara satu arah. Dengan pendekatan ini informasi program penyuluhan diisi dengan ceramah atau kuliah, sehingga partisipasi para peserta sangat kecil. Partisipasi sangat terbatas pada permintaan penjelasan atau penyampaian pertanyaan mengenai hal - hal yang belum dimengerti.

Yang termasuk metode informatif antara lain:

a . Metode kuliah yang dalam bidang penyuluhan pajak bertujuan untuk menyampaikan informasi kebijaksanaan perpajakan secara lengkap dan bulat, dalam waktu yang waktu yang sudah ditentukan, menyampaikan dan menjelaskan suatu masalah perpajakan dan menyampaikan analisis masalah perpajakan.

b. Meto de di sku si pan el yai tu su atu met od e yang ban yak dip ergun ak an . Tuju ann ya u n t u k m en ya m p a i k a n k e p ad a p es er t a s e g i p an d an g a n ya n g b e b ed a m e n g e n a i perpajakan. Dengan seorang moderator cakap, diskusi dapat lebih terarah dan membahas bahan –bahan diskusi yang lebih relevan.

c. Metode Simposium yaitu ceramah, uraian atau makalah yang saling berhubungan dalam masalah perpajakan. Hal ini disampaikan oleh mereka yang mengusai bidang perpajakan di depan peserta penyuluhan.


(34)

2. Metode Partisipatif

Metode ini merapakan salah satu cara yang melibatkan para pesserta penyuluhan secara aktif yaitu kesadaran sendiri tanpa ada dorongan dari orang lain atau dari luar. Metode partisipasif dapat diterapkan dalam penyuluhan perpajakan antara lain :

a. Metode Audio – Visual yang dibidang perpajakan dibagi atas 3 bagian yaitu: 1. Visual Baja, yaitu gambar, poster, dan photo.

2. Audio, yaitu berupa kaset atau musik cerita dengan di selingi penyuluhan perpajakan.

3. Benar-benar Audio–Visual, seperti sound slide, film, pita video dan wayang .

Hal ini bertujuan untuk menyajikan materi penyuluhan dengan cara lebih menarik, sehingga dapat dipergunakan untuk penyuluhan bagi anggota masyarakat yang masih awam dalam masalah perpajakan.

b. Meto de diskusi kelom pok yaitu m eto de ya n g dap at dip ergunak an sebagai p en yu l u h an b agi k el om po k ya n g rat a-rat a m em p un yai b as i s p en get ah u an perpajakan yang sudah memadai.

c. Metode Studi kasus adalah suatu metode penyuluhan perpajakan dengan cara kepada peserta disampaikan suatu uraian lengkap tentang suatu masalah untuk dianalisis, diolah dan dipecahkan bersama.

d. Metode konsultasi adalah suatu metode dimana masyarakat wajib pajak mempunyai masalah perpajakan dan kemudian mendatangi atau menelepon


(35)

langsung kekantor penyuluhan untuk meminta penjelasan mengenai masalah perpajakan yang mereka hadapi, dalam hal ini penjelasan langsung yang diberikan penyuluhan kepada perorangan mengenai masalah perpajakan yang dia hadapi.

Keuntungan dari metode ini adalah :

1. Membuat penyuluhan menjadi lebih realitas, sebab konsultasi ini berdasarkan masalah perpajakan.

2. Metode ini langsung mencapai sasaran karena tidak bersifat umum dan langsung dimanfaatkan oleh anggota masyarakat wajib pajak tersebut. Dari beberapa metode yang dijelaskan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode berdasarkan cara penyampaian terdiri dari dua bagian:

1. Metode langsung dimana penyuluh langsung berhadapan dengan sasaran baik

secara perorangan maupun kelompok itu yang bersifat tatap muka. Contoh : ceramah.

2. Metode tidak langsung yaitu penyuluh secara pribadi tidak berhadapan

langsung dengan sasaran, namun melalui media.

Contoh : media cetak (surat kabar, majalah dan lain – lain) dan media elektronik (televisi, radio dan lain-lain).


(36)

G. Materi Penyuluhan

Dalam pelaksanaan penyuluhan perpajakan perlu mengadakan pemilihan materi penyuluhan dengan memperhatikan tingkat pendidikan dan umur peserta penyuluhan. Contoh jika memberikan bantuan penyuluhan mengenai ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak dalam membayar PBB-nya serta hal-hal yang relevan dengan PBB materi-materi dalam penyuluhan PBB antara lain yaitu pengertian PBB, cara menghitung PBB ter-utang, dan cara mengajukan pengurangan / keberatan.

Pada dasarnya materi penyuluhan perpajakan dibagi meujadi empat kelompok, yaitu:

1. Pengetahuan dasar perpajakan. 2. Kebijaksanaan perpajakan. 3. Undang-undang perpajakan.

4. Kebijaksanaan perpajakan yang terakhir.

Isi pelajaran dari materi penyuluhan biasanya telah disusun dalam suatu program atau kurikulum kepada para peserta selama berlangsungnya proses penyuluhan. Isi dari materi tersebut disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan umur mereka pada saat diadakan penyuluhan. Dilihat dari banyaknya materi yang akan dibahas di Kantor penyuluhan dan Pengamatan Potensi perpajakan Medan Kota belum disesuaikan dengan porsi waktu, teori dan porsi praktek. Maksudnya materi yang akan diberikan terhadap peserta penyuluhan mernurut waktu yang ditentukan, kurang seimbang antara teori dan


(37)

praktek. Sehingga peserta penyuluhan kurang menangkap dengan jelas seluruh materi yang disajikan selama penyuluhan dan dapat dikatakan bahwa seluruh materi yang diperoleh sewaktu mengikuti penyuluhan pajak belum dapat mengurangi kesulitan yang dihadapi peserta. Dan bila materi yang disampaikan dalam suasana pembaruan materi pajak dalam pembangunan dan mengalokasikan dana pajak secara rinci, maka akan menimbulkan kepercayaan terhadap masyarakat dan kemungkinan dapat menghilangkan kecurigaan wajib pajak terhadap pajak.


(38)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Adapun pelaksanaan penyuluhan dalam upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota sebagai berikut:

1. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan langsung tetap dilakukan secara terus - menerus dengan skala prioritas sesuai dengan analisis rencana penyuluh baik terhadap wajib pajak, badan, orang pribadi dan pemotong / pemungut pajak. Untuk mencapai keberhasilan dalam penyuluhan perlu didukung dengan beberapa kegiatan yang telah di persiapkan dengan baik. Untuk kegiatan penyuluhan Kantor Penyuluhan Dan Pengamatan Potensi perpajakan Medan Kota mempunyai beberapa kegiatan yang telah dirancang dengan baik melalui kegiatan:

a. Penyuluhan Langsung

Adapun prioritas sasaran penyuluhan terutama mengenai:

- SPT Tahunan Pajak Penghasilan : wajib pajak badan, orang pibadi, PPh pasal 21

- Penyuluhan kepada wajib pajak baru terutang hak dan kewajiban perpajakan - Penyuluhan terhadap wajib pajak koperasi penyuluhan terhadap wajib pajak


(39)

- Penyuluhan terhadap perusahaan pelayaran / pengangkutan jasa laut - Pemotong / Pemungutan pajak orang para bendaharawan

- Penyuluhan terhadap pengusaha toko emas - Penyuluhan terhadap pengusaha pernikahan - Penyuluhan terhadap pengusaha rumah makan - Penyuluhan perpajakan di kawasan industri Medan I

- Serta kegiatan penyuluhan atas perintah / petunjuk Kepada KPP maupun Kepala Kantor Wilayah.

b. Penyuluhan Tidak Langsung

- Pemasangan spanduk pelaporan / pembayaran SPT dilokasi yang strategis di wilayah KPP Medan Kota serta pemasangan papan reklame terutama berupa slogan atau ajakan untuk peduli pajak.

- Pembuatan kotak penyedia leaflet, brosur, kartu selebaran atau sejenis di lokasi kantor pos, bank persepsi , kantor kelurahan/ kecamatan, TPT KPP Medan Kota serta Kantor Penyuluhan Dan Pangamatan Potensi Perpajakan Medan Kota sendiri.

- Penyampaian informasi peraturan perpajakan baru melalui surat tertulis terhadap wajib pajak yang terkait dengan ketentuan baru tersebut.


(40)

c. Kegiatan Pelayanan Konsultasi

- Kegiatan pelayanan konsultasi perpajakan terhadap wajib pajak yang datang. - Menindak lanjuti dengan segera setiap permintaan penjelasan secara tertulis

melalui surat .

- Merespon dengan baik wajib pajak yang meminta konsultasi melalui telepon.

2. Sasaran Penyuluhan

Yang menjadi sasaran, penyuluhan pajak pada dasarnya adalah seluruh lapisan anggota masyaakat dengan pertimbangan jangka penyuluhan dilaksanakan secara langsung kepada seluruh anggota masyarakat tidak memungkinkan, maka sasaran penyuluhan di kelompokkan menjadi 2 yaitu:

1. Sasaran Utama

Sasaran utama yaitu sasaran yang menjadi tujuan utama dari penyuluhan. Penyuluh mempersiapkan dan melaksanakan penyuluhan dengan tujuan untuk mempengaruhi secara langsung anggota masyarakat yang disuluh agar mereka mau merubah cara berpikir dan bertingkah laku.

Sasaran utama ini antara lain adalah: - Masyarakat pada umumnya

Penyuluh diberikan terutama untuk menciptakan iklim dan citra perpajakan yang baik sehingga masyarakat berpandangan positif nantinya terhadap pajak dan dapat menerima kewajiban perpajakan sebagai suatu kewajiban kenegargaan


(41)

- Masyarakat wajib pajak

Baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar, penyuluhan kepada golongan ini diberikan terutama untuk membantu dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan. Adapun hal-hal pokok yang disuluhkan mengenai prosedur dan tata cara perpajakan, undang -undang perpajakan dan ketentuan pelaksanaannya.

- Aparatur Negara

Dapat ditinjau dari dua aspek yaitu

1. Aparatur itu sendiri

2. Aparatur yang berhubungan dengan tugas pemungutan pajak.

- Lembaga pendidikan

Dimulai dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi. Penyuluhan ini diberikan agar sedini mungkin calon wajib pajak dan calon tokoh masyarakat dan tokoh pimpinan mas yarakat yang ada dalam dunia pendidikan sadar akan pentingnya pajak bagi suatu negara.


(42)

2. Sasaran Pendukung

S a s a r a n p e n d u k u n g m e r u p a k a n s a s a r a n y a n g , d i h a r a p k a n a k a n d a p a t memperluaskan informasi perpajakan tersebut. Yang mana sasaran pendukung itu dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Konsultan Pajak

Sebagai mitra kerja Direktorat Jendral Pajak dalam membina dan menyadarkan p a j a k . P e n y u l u h a n y a n g d i b e r i k a n m e n y a n g k u t k e b i j a k s a n a a n u m u m p e r p a j a k a n ketentuan perundang - undangan pajak dan ketentuan pelaksanaannya.

2. Instansi Pemerintahan

Penyuluhan diberikan agar pejabat tersebut melakukan usaha – usaha agar masyarakat di lingkungannya menyadari kewajiban perpajakannya.

3. Lembaga kemasyarakatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, cendekiawan dan lain sebagainya.

3. Sarana Penyuluhan

Sarana kegiatan penyuluhan juga ikut berperan dalam mendukung peningkatan kegiatan penyuluhan secara lebih optimal. Sebagaimana diketahui Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan Medan Kota ditetapkan sebagai Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan yang berada satu atap dan berada dibawah Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota. Untuk kegiatan penyuluhan diperlukan sarana yang memadai yaitu fasilitas atau alat-alat segala


(43)

perlengkapan yang mendukung bagi kelancaran proses penyuluhan berupa formulir perpajakan, brosur, leaflet perpajakan. Disamping itu harus ada papan petunjuk mengenai jenis pel yanan, pers yaratan, jan gka waktu (tanggal jatuh tempo), dan nama petugas yang memberi pelayanan.

Prasarana berupa pengaturan tempat parkir yang baik, ruang tunggu yang nyaman, tersedia toilet yang bersih dan kotak saran untuk menerima kritik-kritik dan saran wajib pajak. Mobil penyuluhan juga sangat diperlukan untuk menginformasikan kepada masyarakat kapan akan diadakan penyuluhan menyebarkan selebaran-selebaran mengenai perpajakan dan lain-lain yang berhubungan dengan masyarakat.

Sebagaimana hasil pengamatan pada Kantor Penyuluhan Pajak Medan Kota bahwa sarana-sarana tersebut diatas pada dasarn ya sudah dilengkapi semua oleh Departemen Keuangan. Hanya saja sarana yang tersedia tersebut belum dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh petugas penyuluhan dalam memberikan penyuluhan sehingga menyebabkan para peserta kurang memahami bahan yang diberikan dan mereka belum bisa melihat langsung bagaimana masalah yang mereka hadapi dipecahkan dan dapat pula menyebabkan terciptanya suasana yang kurang bersemangat dalam mengikuti penyuluhan.

Sarana penyuluhan selama ini kurang dapat memotivasi peserta penyuluhan dalam memberikan tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapi sewaktu mengikuti penyuluhan perpajakan. Disamping itu sarana yang kiranya belum dapat menimbulkan wajib pajak untuk lebih giat belajar mengenai


(44)

perpajakan. Ini disebabkan kurangnya t i n g k a t k o m u n i k as i ya n g d i m i l i ki p e t u g a s d a l am p e n ya m p a i a n d a n p em e c a h a n permasalahan juga kurang kesadaran para petugas dalam penggunaan sarana - sarana yang tersedia tersebut.

Selanjutnya dapat ditambahkan pula mengenai frekuensi penggunaan fasilitas yang tersedia berupa mobil-mobil pajak untuk menyebarkan, brosur-brosur dan buku-buku perpajakan kepada masyarakat yang menjadi sasaran penyuluh di Kantor penyuluhan Pengamatan dan Potensi Perpajakan Medan Kota dalam penyuluhan, penggunaannya ada kemungkinan dapat membantu kelancaran proses penyuluhan perpajakan, akan tetapi hal tersebut jarang sekali di lakukan.

4. Tenaga Penyuluh

Kegiatan penyuluhan hanya dapat dilakukan secara lebih optimal jika tersedia jumlah tenaga penyuluh terampil yaitu tenaga penyuluh yang memiliki pengetahuan perpajakan yang cukup, mengusai komputer sehingga mampu mengubah bahan penyuluhan yang akan ditampilkan serta mempunyai kemampuan dalam menyampaikan penyajian dihadapan umum.

Pelaksanaan penyuluhan dilakukan oleh penyuluh pajak. Jabatan penyuluh pajak adalah jabatan fungsional dan dengan demikian berarti hanya dapat dijabat oleh mereka yang telah berkedudukan sebagai pegawai negeri sipil.

Kelompok tenaga fungsional penyuluh perpajakan mempunyai tugas melakukan penyuluhan dan pelayan konsultasi dibidang perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok tenaga fungsional


(45)

penyuluh perpajakan dalam jabatan fungsional terbagi dalam kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga penyuluh perpajakan paling senior yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pajak. Jumlah tenaga penyuluh pajak tersebut ditentukan berdasarkan ketentuan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan tenaga penyuluh perpajakan diatur sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.

Tenaga penyuluh yang mampu yaitu orang yang ditugaskan untuk memberikan informasi kepada peserta dalam proses penyuluhan kepada sasaran yang ingin dicapai. Tenaga penyuluh yang mengikuti pendidikan secara khusus dan bertahap dari segi kuantitas kurang memadai, disamping itu kurang memiliki teknik komunikasi yang dapat menyesuaikan diri dengan komunikasi yang dihadapinya. Untuk merekrut tenaga penyuluh yang lebih professional lagi, baik dalam hal penguasaan materi, teknik penyampaian haruslah diambil ornag-orang yang benar-benar ahli dalam hal itu. Sebab tenaga penyuluh mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pajak. Pada Kantor penyuluhan Pengamatan dan Potensi perpajakan Medan Kota dari sudut kuantitas tenaga penyuluh masih kurang memadai apabila dibandingkan dengan letak geografis dan demografisnya, sehingga informasi mengenai perpajakan yang diberikan belum merata diterima oleh masyarakat wajib pajak. O1eh karena itu tidak berlebihan rasanya jika t en a g a pen yu l u h m em b e ri k an p en er an ga n d an p en yu l u h an d e n gan k o m u ni kas i ya n g professional, maksudnya adalah untuk


(46)

membentuk sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dikehendaki melalui komunikasi yang professional pula.

B. Metode Penyuluhan Yang Dilakukan Oleh Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

Peningkatan kegiatan penyuluhan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Apabila kegiatan penyuluhan tidak dilaksanakan secara lebih optimal bisa membawa dampak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Adapun faktor yang menyebabkan kurang optimalnya kagiatan penyuluhan di Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi perpajakan Medan Kota yang paling dominan terutama adalah kualitas sumber daya manusia yang tersedia tidak memadai yang disebabkan oleh:

1. Rendahnya motivasi pegawai

2. Kurangnya bimbingan teknis penyuluhan perpajakan terhadap pegawai 3. Belum memadainya tingkat pendidikan pegawai yang tersedia.

Berhasil tidaknya suatu penyuluhan, sangat ditentukan petugas penyuluh, sebab merekalah yang menjadi sumber informasi utama tentang hal - hal yang menjadi meteri penyuluhan bagi masyarakat sebagai subjek pajak sekaligus objek penyuluhan. Untuk itu kuantitas dan kualitas petugas penyuluhan perlu


(47)

disesuaikan dengan kuantitas peserta penyuluhan. Kualitas petugas penyuluhan harus betul-betul profesional dalam arti mampu memahami, mengusai dan menyampaikan materi penyuluhan dengan metode atau cara yang mudah diterima para peserta penyuluhan. Petugas penyuluhan juga dipandang perlu menyesuaikan diri dengan kebiasaan masyarakat yang disuluh, sehingga lebih mudah dengan peserta penyuluhan.

Di dalam penyuluhan perpajakan terdapat berbagai macam metode penyuluhan dapat digunakan, sehingga penyuluhan dapat berdaya guna dan berhasil guna, maka perlu metode yang disesuaikan dengan sasaran penyuluhan tingkat pengetahuan dan jumlah peserta penyuluh, serta faktor-faktor lainnya.

Khusus untuk penyuluhan perpajakan di Kantor Penyuluhan Pengamatan dan Potensi Pajak Medan Kota menggunakan metode dalam mengadakan penyuluhan:

a. Metode Informatif

Yang dimaksud dengan metode informatif adalah uraian secara ringkas dari suatu perpajakan yang disajikan atau dirancang secara menarik, namun dapat memberi informasi-informasi yang jelas dan lengkap mengenai perpajakan tersebut.

b. Metode Audio-Visual

Metode Audio-Visual di bidarg penyuluhan perpajakan merupakan metode dengan menggunakan media Audio-Visual. Metode Audio-Visual ini dikelompok


(48)

kan menjadi tiga bagian:

1. Visual Baja, yaitu gambar, foster, dan foto.

2. Audio, yaitu berupa kaset atau musik cerita dengan diselingi penyuluhan perpajakan.

3. Benar-benar Audio-Visual. Seperti : sound slide, film, dan pita video.

Dalam hal metode Audio-Visual dalam bidang penyuluhan perpajakan di Kantor Penyuluhan Pengamatan dan Potensi Perpajakan Medan Kota metode yang sering digunakan hanya metode audio dan visual saja. Metode yang benar-benar Audio-Visual jarang digunakan.

c. Metode Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok adalah metode yang dapat dipergunakan sebagai penyuluhan bagi kelompok yang mempunyai basis pengetahuan perpajakan yang sudah memadai. Metode ini menyelenggarakan pembicaraan dan melakukan pembahasan yang terarah mengenai pokok masalah yang menjadi bahan penyuluhan. d. Metode Forum

Forum merupakan diskusi terbuka tentang suatu masalah perpajakan yang diadakan peserta penyuluhan yang jumlah pesertanya meliputi 20-40 orang, dengan satu atau dua orang sebagai nara sumber, dibawah pimpinan moderator. Dalam metode ini peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan persoalan, memberi informasi satu sama lain dan ada nara sumber disekitar masalah yang menjadi bahan forum.


(49)

e. Metode Konsultasi

Dalam metode ini masyarakat wajib pajak yang mempunyai masalah datang dan langsung menanyakan kepada penyuluh tentang masalah perpajakan dan penyuluh langsung menyampaikan penyuluhan perpajakan terhadap wajib pajak yang meminta penjelasan tersehut. Dalam metode ini wajib pajak bisa berkonsultasi langsung melalui telepon ataupun surat ke Kantor Penyuluhan. Tentu saja masyarakat wajib pajak perseorangan atau kelompok lain dan sebagainya. Metode ini berlaku untuk masalah perpajakan yang bersifat teknis dan penjelasan langsung diberikan oleh penyuluh Perpajakan.

Dari metode diatas dapat diuraikan bahwa metode penyuluhan merupakan cara yang di g u n a k a n u n t u k m e m b e r i i n f o r m a s i k e p a d a p e s e r t a p e m b a y a r p a j a k a g a r m e r e k a m e n d a p a t p e n g e t a h u a n , k e t e r a m p i l a n s e r t a k e s a d a r a n a k a n k e w a j i b a n p erpajakannya.

Tujuan Kantor penyuluhan Pengamatan dan Potensi perpajakan Medan Kota memberikan berbagai penyuluhan kepada peserta penyuluhan agar dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak akan tanggung jawabnya untuk membayar pajak. Akan tetapi tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila penyuluhan kurang memberikan variasi mengenai pembahasan tentang masalah perpajakan melalui metode yang disampaikan.

Metode yang diberikan oleh tenaga penyuluh kadang kala memberikan kesan yang monoton terhadap penyuluhan perpajakan, hal ini dapat diketahui dari hasil


(50)

wawancara yang dilakukan penulis terhadap salah seorang peserta penyuluhan yang mengikuti penyuluhan perpajakan di Kantor Penyuluhan Pengamatan dan Potensi perpajakan Medan Kota. Dari beberapa metode yang disampaikan pada penyuluhan perpajakan, maka bo1eh dikatakan bahwa metode audio-visual dari sudut penyampaian masih kurang frekuensinya dengan pertimbangan bahwa apabila tidak ada peningkatan frekuensi penyuluhan dalam bentuk Audio-visual maka ada kemungkinan masyarakat wajib pajak tidak dapat menerima penjelasan perpajakan secara merata dan menyeluruh.

Jika metode penyuluhan dibuat dan dirancang hanya kepada sasaran penyuluhan yang sudah ditentukan padahal idealnya dilaksanakan terhadap semua lapisan masyarakat wajib pajak, maka wajib pajak kurang dapat menerima citra positif terhadap pajak.

Be rt i t i k t o l a k d a ri p enj el as a n d i at as , m ak a d ap at di am b i l k es i m p u l an d ari penganalisaan tentang metode penyuluhan sebagai berikut :

a. Teknik penyampaian kurang ada selingan acara hiburan sehingga dapat menimbulkan rasa bosan dari peserta penyuluhan pajak. Untuk menghindari adanya kemungkinan kurang tertarik dengan metode yang disajikan dapat dibuat suatu acara simulasi pajak melalui perpajakan dengan acara permainan.

b. Metode penyuluhan audio-visual dan mass media kurang ditingkatkan frekuensinya sehingga tidak dapat menjangkau semua lapisan masyarakat wajib pajak sementara tenaga penyuluh jumlahnya kurang memadai.


(51)

c. Sasaran penyuluhan perpajakan melalui metode yang disampaikan selama ini di Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan Medan Kota kurang meluas sehingga tingkat kesadaran wajib pajak terhadap pajak kemungkinan tidak dapat meningkat karena tidak tercover seluruh masyarakat baik masyarakat awam, masyarakat wajib pajak yang sudah terdaftar maupun yang belum dan dunia pendidikan sebagai sasaran utama penyuluhan.

C. Faktor - Faktor Penghambat Dalam Melaksanakan Penyuluhan

Perlu disadari bahwa peranan penyuluhan yang dilakukan bukanlah sesuatu yang mudah tetapi sesuatu yang sulit dan penuh tantangan. Jadi dalam menjalankan penyuluhannya itu masih terdapat hambatan baik intern maupun ekstern secara garis besar yaitu :

a. Faktor Intern

1. Hambatan fisik yaitu

Minimnya prasarana dan sarana penunjang kegiatan pelaksanaan tugas antara lain :

- Kurangnya sarana penunjang mobilitas.

- Kurangnya sarana penyampaian informasi yang dimiliki oleh Kantor Penyuluhan Pajak.

- Kurangnya pemanfaatan media informasi diluar jajaran Direktorat Jenderal Pajak yang jangkauannya sangat luas seperti media televisi, radio, koran dan lain-lain.


(52)

2. Hambatan psikis yaitu

- Masih ada kesan seolah-olah personal-personal Kantor Penyuluhan adalah personal-personal yang kualitas dua.

- Belum terbangunnya kondisi dimana seorang yang ditugaskan di Kantor Penyuluhan merasa bangga dan sebagai orang-orang terpilih (bukan buangan).

- Kurang siapnya petugas Kantor Penyuluhan Pajak melaksanakan tugasnya karena kurang menguasai ketentuan-ketentuan atau ketidakmampuan bertindak sebagai publik relation sehingga di dalam praktek banyak yang bertindak hanya sebagai fasilitator.

b. Faktor ekstern.

1. Belum terciptanya kondisi dimasyarakat dimana membayar pajak merupakan suatu kebanggaan sebagai wujud kegotong-royongan nasional dan bukan momok yang harus ditakuti.

2. Rendahnya wibawa aparat perpajakan dan kurangnya apresiasi masyarakat kepada Aparat.

3. Kurangnya kepedulian masyarakat pada umumnya tentang peranan strategis pajak di dalam kelangsungan hidup bangsa dan negara.

4. Kadar intelektual masyarakat wajib pajak yang variatif dengan mayoritas berlatar belakang pendidikan menengah kebawah.


(53)

Sejalan dengan kebijakan pembangunan ekonomi dimasa depan yang di arahkan ke upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat menengah kebawah dapat dibayangkan tumbuhnya sentra kegiatan perekonomian di pedesaan. Keadaan demikian akan mendorong meningkatnya pendapatan masyarakat pedesaan dan munculnya subyek-subyek pajak yang potensial menjadi wajib pajak.


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sistem penyuluhan pajak merupakan elemen penting bagi Kantor Penyuluhan Pajak sebagai salah satu upaya memacu wajib pajak menuju tercapainya kondisi sikap yang sadar pajak sekaligus memberikan nilai tambah yang tinggi bagi Kantor Penyuluhan Pajak untuk bisa mendapatkan wajib pajak yang lebih banyak lagi.

2. Faktor yang menyebabkan kurang optimalnya kegiatan penyuluhan di Kantor Penyuluhan Medan Kota yang paling dominan terutama adalah kualitas sumber daya manusia yang tersedia tidak memadai.

3. Pelaksanaan metode penyuluhan dalam upaya peningkatan kepatuhan Wajib Pajak yang di lakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota masih belum terlaksana dengan baik dan tingkat kesadaran Wajib Pajak masih rendah untuk membayar pajak terutangnya.

B. Saran

1. Perlunya variasi dan metode penyuluhan yang ada dengan membuat selingan acara hiburan yang dapat menghilangkan rasa bosan dari peserta yang mengikuti penyuluhan.


(55)

2. Sebaiknya porsi materi perpajakan disesuaikan dengan frekuensi waktu, teori dan praktek. Disamping itu dalam penyampaian materi ada baiknya disampaikan tentang materi penyuluhan yang ada hubungannya dengan peran dalam pembangunan dan pengalokasiannya karena untuk memberikan kepercayaan kepada wajib pajak dan dapat menghilangkan kecurigaan wajib pajak terhadap pajak.

3. Hendaknya Kantor Penyuluhan Pajak Medan Kota menambah tenaga penyuluh agar dapat menjangkau semua masyarakat wajib pajak, sehingga selain citra pajak positif dan tingkat kesadaran wajib pajak semakin tinggi.

4. Sarana penyuluhan seharusnya dapat memotivasi peserta penyuluhan dalam memberikan tanggapan permasalahan yang dihadapi sewaktu mengikuti penyuluhan, frekuensi penggunaan fasilitas yang tersedia dalam penyuluhan diharapkan penggunaannya dapat membantu kelancaran proses penyuluhan perpajakan sehingga pajak dapat memasyarakat di hati wajib pajak.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Alep Adya Brata, 1989, Perpajakan Jilid I, CV, Bandung, Armico. Harefa, Andrias, 2002, Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Kompas.

Mardiasmo, 2001. Perpajakan. Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta Munawir, 1992, Metodologi Penelitian Perpajakan, Jakarta, Bumi Aksara. Muqodim. 2000. Perpajakan: Buku I. Jakarta: UII Press dan EKONISIA. Rapar, J. H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta: Rajawali Pers. Surya, Djumhur, 1975, Bimbingan dan Penyuluhan, Ilmu Bandung. Waluyo, 2002. Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Panduan Materi Penyuluhan Perpajakan Buku VI Tahun 1991, Jakarata Pusat Penyuluhan Perpajakan.

Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan, 1989, Pusat Penyuluhan Perpajakan, Jakarta.


(57)

(58)

Kasi PDI Nizarianti Hafni, SE

NIP. 0600831226

Kasi PPh Op Pangihutan S, SH

NIP. 060094758

Kasi PPh Badan Hendra Ginting, SE

NIP. 060091758 Kasi TUP

Evy Maya Savitri, SP NIP. 060087228

Kasi Potput PPh Jhon Piker Simamora, SE.

NIP. 060091760

Kasi Penkeb Achmad Nasir NIP. 060053655 PJS PPN & PTLL

Jhon Piker Simamora, SE NIP. 060091760

Kasi Penagihan Thoman Sirait NIP. 060034614 Korlak TU Kepegawaian

Bachtiar Sihotang NIP. 060053554 Kepala Kantor

Dra. Bunga Herawaty Sinaga, Ak NIP. 060055279

Kasubbag Umum Alfan Jamil, S.E. NIP. 060078528

Korlak Keuangan Erleni Lubis NIP. 060058603

Korlak Rumah Tangga Djunaidi NIP. 060057185

Pelaksana:

1. Rudi C. Syahputra, SE, Ak

NIP. 060103777

2. Karim S

NIP. 060061106

Pelaksana

1. Nazri Syafitri Nazar

NIP. 06011235

Korlak PDI I Aswat Tan NIP. 060071893

Korlak PDI II Safaruddin NIP. 060072624

Korlak PDI III Zainul Abidin NIP. 060049851

Kontak Pelayanan Terpadu Eli nafsian, SIP NIP. 060069313

Korlak Surat Pemberitahuan pajak

Ahmad Fauzi, SE NIP. 060049273

Korlak Ketetapan & Arsip WP Zuniar Br. Hombing

NIP. 060057294

Korlak PPh OP I Ardinal Asnal, SE

NIP. 060080667

Korlak PPh Badan I Johanna, SE NIP. 060058594

Korlak PPh OP II Tulus M , SE, AK NIP. 060093324

Korlak PPh Badan II Rahmadi K, SE NIP. 060094113

Pelaksana

1. Hardi Suganda

NIP. 060072624

2. R. Prayogo L. Utomo

NIP. 060091836

3. Dharma Wirahadi

NIP. 060111351

4. Faddy P. Cahyadi

NIP. 060107977

5. M. Salim

NIP. 060061041

Pelaksana

1. Supomo

NIP. 060054663

2. M. Nasution

NIP. 060089259

3. Heru Permana

NIP. 060112534

Pelaksana

1. Rinne Juliana P.

NIP. 060090556

2. Herman Panjaitan

NIP. 060090556

3. Erwin Syahputra

NIP. 060091197

4. faisal

NIP. 060091558

5. Iqbal Akbar

NIP. 060091829

6. Ngadimin

NIP. 06006108

7. Dahnyar A. Ritonga

NIP. 060084988

Pelaksana

1. Frangky S. pardosi

NIP. 060095946

2. Maihendra T. Depari

NIP. 060099973

3. Wiki Domitri

NIP. 060101277

4. Bernawati

Sihombing NIP. 060091185

5. Toga T. C. Sitorus

NIP. 060091975

6. Sherly Chairita

NIP. 060099109

7. Parluhutan S

NIP. 060100844

8. Cut Azmi Syah Putri

NIP. 060114720

9. Leonardo Sihotang

NIP. 060114236

Korlak Potput PPh I Susetyarto, SST NIP. 060086736

Korlak Potput PPh II Zunaili, SE NIP. 060075897

Korlak PPN Industri Sarbini Pohan NIP. 060080669

Korlak PPN Dagang Rudi Matondang NIP. 060083930 Korlak TUPP Abdul Gani NIP. 060072087 Korlak TUPRP Musin NIP. 060090645

Korlak. Keb. PPh Monica C. Panjaitan

NIP. 060090615

Korlak Keb. PPN & PTLL Yudi Arivanto. SE

NIP. 060098351

Korlak Penagihan Aktif

Gading NIP. 060071691

Korlak PPN Jasa Saepuddin NIP. 060096507 Pelaksana

1. Seri Ulina

NIP. 060070525

2. R. Pamdapotan M

NIP. 060084781

3. Krisman Fajrianto

NIP. 060101390

4. Rahmadsyah

NIP. 060099339

5. Farida Novita

NIP. 060111272

Pelaksana

1. Banua Simanungkalit

NIP. 060054777

2. Abdurrahman

NIP. 060095947

3. Tengku Amiliza

NIP. 0600107061

4. Ani Muthia

NIP. 060096120

5. Alfrida SitiManiar

NIP. 060085264

6. Ahmad Azhari

NIP. 060088970

7. S. M. Endy P

NIP. 060095935

8. Patar Salomo

NIP. 060100592

Pelaksana

1. Sawaludin Dasopang

NIP. 060099617

2. Tri Jaya

NIP. 060101304

3. Bahtera Tarigan

NIP. 060053074

4. Endar K. Daulay

NIP. 060099110

5. Anggiat M. S

NIP. 060106878

Pelaksana

1. Andi D. Bangun

NIP. 060099410

Korlak TU Manara P NIP. 060053496 Ka. KP4

Christian Luther Papa NIP. 060092744

Korlak Eksten & Monografi T. Parlindungan Siagian

NIP. 060053896

Korlak Penyuluhan Ani Puspita Rini, SE NIP. 060089970

Pelaksana

1. Bima Sinaga


(59)

Gambar 2. Struktur Organisasi Direktorat Penyuluhan Perpajakan Direktorat Penyuluhan perpajakan Sub Bagian Tata Usaha Bidang Pelayanan Masyarakat Bagian Sarana Penyuluhan Bidang Pembinaan Metoda Dan Materi Penyuluhan Seksi Sarana Cetak Seksi Sarana Elektronika Seksi Pelayanan Penyuluhan Seksi Bimbingan Tenaga Penyuluhan Seksi

Metode dan Materi Penyuluhan PPh

Seksi Metode dan Materi

Penyuluhan PPN & PTLL

Seksi Metoda dan Materi Penyuluhan PBB Kelompok Tenaga Fungsional Penyuluhan Perpajakan


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

1.

Sistem penyuluhan pajak merupakan elemen penting bagi Kantor Penyuluhan

Pajak sebagai salah satu upaya memacu wajib pajak menuju tercapainya kondisi

sikap yang sadar pajak sekaligus memberikan nilai tambah yang tinggi bagi

Kantor Penyuluhan Pajak untuk bisa mendapatkan wajib pajak yang lebih banyak

lagi.

2.

Faktor yang menyebabkan kurang optimalnya kegiatan penyuluhan di Kantor

Penyuluhan Medan Kota yang paling dominan terutama adalah kualitas sumber

daya manusia yang tersedia tidak memadai.

3.

Pelaksanaan metode penyuluhan dalam upaya peningkatan kepatuhan Wajib

Pajak yang di lakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota masih belum

terlaksana dengan baik dan tingkat kesadaran Wajib Pajak masih rendah untuk

membayar pajak terutangnya.

B.

Saran

1.

Perlunya variasi dan metode penyuluhan yang ada dengan membuat selingan

acara hiburan yang dapat menghilangkan rasa bosan dari peserta yang mengikuti

penyuluhan.


(2)

2.

Sebaiknya porsi materi perpajakan disesuaikan dengan frekuensi waktu, teori dan

praktek. Disamping itu dalam penyampaian materi ada baiknya disampaikan

tentang materi penyuluhan yang ada hubungannya dengan peran dalam

pembangunan dan pengalokasiannya karena untuk memberikan kepercayaan

kepada wajib pajak dan dapat menghilangkan kecurigaan wajib pajak terhadap

pajak.

3.

Hendaknya Kantor Penyuluhan Pajak Medan Kota menambah tenaga penyuluh

agar dapat menjangkau semua masyarakat wajib pajak, sehingga selain citra pajak

positif dan tingkat kesadaran wajib pajak semakin tinggi.

4.

Sarana penyuluhan seharusnya dapat memotivasi peserta penyuluhan dalam

memberikan tanggapan permasalahan yang dihadapi sewaktu mengikuti

penyuluhan, frekuensi penggunaan fasilitas yang tersedia dalam penyuluhan

diharapkan penggunaannya dapat membantu kelancaran proses penyuluhan

perpajakan sehingga pajak dapat memasyarakat di hati wajib pajak.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alep Adya Brata, 1989, Perpajakan Jilid I, CV, Bandung, Armico.

Harefa, Andrias, 2002, Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Kompas.

Mardiasmo, 2001. Perpajakan. Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta

Munawir, 1992, Metodologi Penelitian Perpajakan, Jakarta, Bumi Aksara.

Muqodim. 2000. Perpajakan: Buku I. Jakarta: UII Press dan EKONISIA.

Rapar, J. H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta: Rajawali Pers.

Surya, Djumhur, 1975, Bimbingan dan Penyuluhan, Ilmu Bandung.

Waluyo, 2002. Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Panduan Materi Penyuluhan Perpajakan Buku VI Tahun 1991, Jakarata Pusat

Penyuluhan Perpajakan.

Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan, 1989, Pusat Penyuluhan Perpajakan, Jakarta.

www.pajak.co.id


(4)

LAMPIRAN


(5)

Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

Kasi PDI Nizarianti Hafni, SE

NIP. 0600831226

Kasi PPh Op Pangihutan S, SH

NIP. 060094758

Kasi PPh Badan Hendra Ginting, SE

NIP. 060091758 Kasi TUP

Evy Maya Savitri, SP NIP. 060087228

Kasi Potput PPh Jhon Piker Simamora, SE.

NIP. 060091760

Kasi Penkeb Achmad Nasir NIP. 060053655 PJS PPN & PTLL

Jhon Piker Simamora, SE NIP. 060091760

Kasi Penagihan Thoman Sirait NIP. 060034614 Korlak TU Kepegawaian

Bachtiar Sihotang NIP. 060053554 Kepala Kantor

Dra. Bunga Herawaty Sinaga, Ak NIP. 060055279

Kasubbag Umum Alfan Jamil, S.E. NIP. 060078528

Korlak Keuangan Erleni Lubis NIP. 060058603

Korlak Rumah Tangga Djunaidi NIP. 060057185

Pelaksana: 1. Rudi C. Syahputra, SE, Ak

NIP. 060103777 2. Karim S

NIP. 060061106

Pelaksana 1. Nazri Syafitri Nazar

NIP. 06011235

Korlak PDI I Aswat Tan NIP. 060071893

Korlak PDI II Safaruddin NIP. 060072624

Korlak PDI III Zainul Abidin NIP. 060049851

Kontak Pelayanan Terpadu Eli nafsian, SIP NIP. 060069313

Korlak Surat Pemberitahuan pajak

Ahmad Fauzi, SE NIP. 060049273

Korlak Ketetapan & Arsip WP Zuniar Br. Hombing

NIP. 060057294

Korlak PPh OP I Ardinal Asnal, SE

NIP. 060080667

Korlak PPh Badan I Johanna, SE NIP. 060058594

Korlak PPh OP II Tulus M , SE, AK NIP. 060093324

Korlak PPh Badan II Rahmadi K, SE NIP. 060094113

Pelaksana 1. Hardi Suganda

NIP. 060072624 2. R. Prayogo L. Utomo

NIP. 060091836 3. Dharma Wirahadi

NIP. 060111351 4. Faddy P. Cahyadi

NIP. 060107977 5. M. Salim

NIP. 060061041

Pelaksana 1. Supomo

NIP. 060054663 2. M. Nasution

NIP. 060089259 3. Heru Permana

NIP. 060112534

Pelaksana 1. Rinne Juliana P.

NIP. 060090556 2. Herman Panjaitan

NIP. 060090556 3. Erwin Syahputra NIP. 060091197 4. faisal

NIP. 060091558 5. Iqbal Akbar

NIP. 060091829 6. Ngadimin

NIP. 06006108 7. Dahnyar A. Ritonga

NIP. 060084988

Pelaksana 1. Frangky S. pardosi

NIP. 060095946 2. Maihendra T. Depari

NIP. 060099973 3. Wiki Domitri

NIP. 060101277 4. Bernawati

Sihombing NIP. 060091185 5. Toga T. C. Sitorus

NIP. 060091975 6. Sherly Chairita

NIP. 060099109 7. Parluhutan S

NIP. 060100844 8. Cut Azmi Syah Putri

NIP. 060114720 9. Leonardo Sihotang

NIP. 060114236

Korlak Potput PPh I Susetyarto, SST NIP. 060086736

Korlak Potput PPh II Zunaili, SE NIP. 060075897

Korlak PPN Industri Sarbini Pohan NIP. 060080669

Korlak PPN Dagang Rudi Matondang NIP. 060083930 Korlak TUPP Abdul Gani NIP. 060072087 Korlak TUPRP Musin NIP. 060090645

Korlak. Keb. PPh Monica C. Panjaitan

NIP. 060090615

Korlak Keb. PPN & PTLL Yudi Arivanto. SE

NIP. 060098351 Korlak Penagihan Aktif

Gading NIP. 060071691

Korlak PPN Jasa Saepuddin NIP. 060096507 Pelaksana

1. Seri Ulina NIP. 060070525 2. R. Pamdapotan M

NIP. 060084781 3. Krisman Fajrianto

NIP. 060101390 4. Rahmadsyah

NIP. 060099339 5. Farida Novita

NIP. 060111272

Pelaksana 1. Banua Simanungkalit

NIP. 060054777 2. Abdurrahman

NIP. 060095947 3. Tengku Amiliza NIP. 0600107061 4. Ani Muthia

NIP. 060096120 5. Alfrida SitiManiar

NIP. 060085264 6. Ahmad Azhari

NIP. 060088970 7. S. M. Endy P

NIP. 060095935 8. Patar Salomo

NIP. 060100592

Pelaksana 1. Sawaludin Dasopang

NIP. 060099617 2. Tri Jaya

NIP. 060101304 3. Bahtera Tarigan NIP. 060053074 4. Endar K. Daulay NIP. 060099110 5. Anggiat M. S

NIP. 060106878

Pelaksana 1. Andi D. Bangun

NIP. 060099410

Pelaksana 1. Heri Ramadhani

NIP. 060084778 Korlak TU

Manara P NIP. 060053496 Ka. KP4

Christian Luther Papa NIP. 060092744

Korlak Eksten & Monografi T. Parlindungan Siagian

NIP. 060053896

Korlak Penyuluhan Ani Puspita Rini, SE NIP. 060089970

Pelaksana 1. Bima Sinaga

NIP. 060115418


(6)

Gambar 2. Struktur Organisasi Direktorat Penyuluhan Perpajakan

Direktorat

Penyuluhan perpajakan

Sub Bagian

Tata Usaha

Bidang

Pelayanan

Masyarakat

Bagian

Sarana Penyuluhan

Bidang

Pembinaan Metoda

Dan

Materi Penyuluhan

Seksi

Sarana Cetak

Seksi

Sarana Elektronika

Seksi

Pelayanan

Penyuluhan

Seksi

Bimbingan Tenaga

Penyuluhan

Seksi

Metode dan Materi

Penyuluhan PPh

Seksi

Metode dan Materi

Penyuluhan

PPN & PTLL

Seksi Metoda dan

Materi Penyuluhan

PBB

Kelompok

Tenaga Fungsional

Penyuluhan

Perpajakan


Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

2 44 65

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

3 109 60

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

1 49 74

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 37 33

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)Pratama Medan Petisah

1 61 61

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 61 59

Efektifitas Pengawasan Wajib Pajak Restoran Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

4 65 57

Prosedur Penagihan Untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

0 57 85