Perkawinan dan Pemijahan Materi 1. Klasifikasi dan Morfologi

9 Organ reproduksi utama pada udang jantan ialah sepasang testes, vasa diferensia saluran air mani, petasma dan appendix masculina. Sperma udang tidak ber-flagella dan tidak bergerak dengan nucleus yang tidak nyata terkumpul. Bagian sel sperma yang telah matang ialah kepala, topi, dasar dan spika. Dalam perjalanan aliran sperma sepanjang vas diferensia sperma terkumpul dalam cairan yang kental dan tersimpan didalam spermatopora berbentuk bulat kecil berkulit chitine . Perhatikan petasma dan thelycum terbuka pada induk betina L.vannamei

7. Perkawinan dan Pemijahan

Walaupun proses pematangan telur didalam gonad dilakukan rangsangan , seperti ablasi mata, tetapi perkawinan udang di panti pembenihan dilakukan secara alami didalam bak khusus pemijahan. Walaupun proses pematangan telur didalam gonad dilakukan rangsangan , seperti ablasi mata, tetapi perkawinan udang di panti pembenihan dilakukan secara alami didalam bak khusus pemijahan. Perkawinan mating. Udang L.vannamei kawin pada awal senja hari. Durasi lamanya perkawinan hanya 3 – 16 detik .Pejantan mendekati betina dengan cara berjalan didasar bak, dari arah belakang si betina. Setelah dekat dengan si betina , jantan akan merangkak mendekatkan kepalanya ke ekor betina. Hal ini dapat menyebabkan betina akan lari terkejut. Betina seringkali belum siap untuk kawin, bila induk betina siap, induk jantan akan terus merangkak dibawah tubuh betina. Induk betina berenang meliuk sepanjang dinding tegak bak atau berenang kearah tengah bak sejauh 2-3 m. induk jantan menyentuh betina dari bawah dan dalam posisi paralel, terus mengikuti betina. Seekor induk betina mungkin saja didekati oleh 2-3 ekor jantan pada satu saat bersamaan. Betina dengan ovarium yang matang lebih sering didekati induk jantan dari pada yang belum matang gonad. Pada L.vannamei, proses pendekatan itu seringkali tidak selalu jantan dengan betina melainkan jantan dengan jantan, sebab diduga induk betina yang telah matang gonad mengeluarkan pheromon jenis 1 yang dapat merangsang setiap udang jantan dalam satu bak untuk melakukan proses pengejaran. Diketahui adanya 2 macam hormon sebagai sex attractan daya tarik sex yang disebut pheromone yang diproduksi oleh induk betina matang gonad yang merangsang perilaku chasing dan mating . Pheromon 1 merangsang perilaku chasing sifatnya stabil dalam air. Pheromon 2 merangsang proses kawin, bersifat cepat rusak dan mungkin hanya merangsang bila bersentuhan tubuh. Pheromon 2 ini diduga hanya diproduksi oleh 10 induk betina yang benar-benar sudah matang telur dan benar-benar siap untuk kawin. Setelah jantan dan betina berkejaran, Pejantan membalikkan tubuhnya sehingga bagian ventral keduanya berhadapan. Jantan memeluk betinanya dengan kaki jalannya. Posisi berhadapan ventral to ventral itu hanya berlangsung 1-2 detik saja dimana saat itu induk jantan mengeluarkan cairan mani spermatophora yang kental dari petasma. Spermatophora itu tetap melekat pada thelicum. Kadang- kadang dapat terjadi, spermatophora tidak tersalur, maka segera pejantan berbalik keposisi tertelungkup lagi dan berenang berdampingan dengan betina. Dalam waktu singkat, induk jantan berbalik telentang dengan posisi dibawah betina . Proses itu mungkin berulang 2-3 kali . Biasanya bila betina sudah matang gonad, perkawinan akan selalu berhasil tidak gagal. Pada L.vannamei dan L.stylirostris yang ber-thelycum terbuka, spermatophora hanya melekat di sekitar thelycum yang berbentuk cekungan dikelilingi oleh rambut- rambut halus. Perkawinan terjadi saat induk betina dalam keadaan intermolt berkulit keras dimana pematangan gonad sudah sempurna, lalu pemijahan telur terjadi 1-2 jam setelah kawin. Pemijahan Yang disebut memijah ialah proses keluarnya telur-telur yang siap dibuahi dari induk betina. Proses pemijahan hanya berlangsung kira-kira 2 menit saja pada L.vannamei , dimana proses ini terjadi ketika induk betina berenang secara perlahan dalam badan air. Pada proses ini biasanya semua telur matang gonad dikeluarkan sekaligus. Begitu telur-telur keluar, induk betina mencampurkan telur-telur dengan sperma yang sudah menempel di thelycum dengan cara menghentakkan kaki-kaki renangnya pereopoda. Telur-telur dikeluarkan oleh induk betina melalui lubang genitalia yang terletak pada coxa dari pereopoda ke-tiga, dan mengarah ke depan,sehingga telur-telur terkumpul di dalam rongga yang berada diantara coxa pada pereopoda ke-3 dan ke-4. Ceruk rongga itu disebut fertilization chamber. Didalam ceruk ini telur-telur bercampur sperma dan air, sehingga terjadi fertilisasi. Setelah fertilisasi, barulah telur keluar menyebar kedalam air disekitarnya Wyband Sweeney,1991. Sperma masuk kedalam sel telur lalu menyatu fusi sebagai diuraikan oleh Clark dkk. 1984 dalam Wyban Sweeney 1991. Antara sel telur dan sperma terjadi serangkaian perubahan bio kimia , namun yang berhasil menyatu hanyalah satu sperma dan satu sel telur saja. Proses itu berlangsung selama 11 menit pada suhu 28 o C. 11 L.vannamei biasa memijah di malam hari , beberapa jam setelah kawin. Karena interval antara kawin dan mijah sangat pendek, maka perlu dilakukan tindakan tehnis untuk mengamankan mengendalikan proses pembuahan , penetasan telur dan pemeliharaan larva, didalam panti pembenihan. Udang harus ditinggalkan dalam keadaan tenang dalam bak agar terjadi perkawinan. Tetapi betina yang telah kawin, harus segera ditangkap sebelum memijahkan telur, untuk dipindahkan ke dalam bak pemijahan yang lebih kecil volumenya. Gambar 4. Induk vaname yang telah matang gona Gambar 5. Udang dengan ovarium yang sudah berkembang

8. Perkembangan embrio