24 b. Waktu penebaran benur
Penebaran benur vaname harus segera dilakukan setelah petakan tambak siap untuk pemeliharaan. Waktu penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam
08.00 atau pada malam hari atau pada saat kondisi cuaca teduh. Karena pada waktu tersebut kondisi fluktuasi suhu tidak menyolok, parameter air yang lain seperti pH,
salinitas tidak benyak berubah. Kondisi lingkungan demikian mengurang tingkat stress pada benih yang akan ditebar.
2. Aklimatisasi
Aklimatisasi yaitu proses penyesuaian terhadap lingkungan yang baru dari biota yang akan dipindahkan ke lingkungan pemeliharaan sehingga tidak menimbulkan stress
yang mengakibatkan kematian. Waktu penebaran dilakukan ketika kondisi suhu lingkungan tidak tinggi, penebaran dapat dilakukan pagi, sore atau malam hari
sehingga dapat mengurangi tingkat stress, sebelum benih ditebar terlebih dahulu dilakukan pengecekan salinitas air tambak dan salinitas di kantong benur, suhu di
tambak dan suhu di kantong benur. Kemudian kantong benur diapung-apungkan disalah satu sudut tambak kurang lebih 30-45 menit, untuk mempermudah proses
aklimatisasi dibagian sudut diberi bambu sebagai alat untuk penahan agar kantong benur tidak menyebar keseluruh petakan tambak, tujuan cara ini untuk mempercepat
penyesuaian suhu air tambak dengan suhu dikantong benur.
Setelah 45 menit kantong benur dibuka dan secara perlahan ditambahkan air dari tamba, dilakukan secara manual menggunakan tangan atau menggunakan alat
bantu gayung sehingga proses aklimatisasi salinitas lebih cepat, volume air yang ditambahkan ke dalam kantong benur disesuaikan kurang lebih 13 dari volume
kantong benur, untuk mengetahui kesesuaian salinitas tambak dengan salinitas dikantong benur dilakukan pengukuran menggunakan refraktometer, sebagai
indikatornya bisa dicoba mengeluarkan sebagian benur dikantong ke air tambak, jika benur telah keluar dan tidak masuk lagi ke kantong benur maka benur bisa
dilepaskan semua.
Gambar. 9. Proses aklimatisasi benur.
25
3. Perhitungan SR Tebar
Data jumlah benur yang ditebar dapat diperoleh dari jumlah benur disetiap kantong benur dikalikan jumlah kantong benur, tetapi data ini kurang akurat karena
memungkinkan terjadinya kematian benur saat transportasi, sehingga perlu dilakukan perhitungan kembali setelah benur ditebar ditambak, sehingga data yang diperoleh
lebih akurat untuk acuan menentukan jumlah pakan.
Gambar 10. Hapa baby box untuk penghitungan SR tebar Tempat untuk menghitung jumlah benur yang hidup dinamakan di
“baby box” yaitu jaring terapung dengan ukuran tertentu yang dipakai untuk menghitung kelulushidupan benur
setelah 24 jam setelah ditebar di tambak. Hasil dari perhitungan ini dikalikan dengan jumlah kantong benur yang ditebar, maka akan diperoleh populasi tebar.
B. Latihan