Perkembangan embrio Perkembangan larva

11 L.vannamei biasa memijah di malam hari , beberapa jam setelah kawin. Karena interval antara kawin dan mijah sangat pendek, maka perlu dilakukan tindakan tehnis untuk mengamankan mengendalikan proses pembuahan , penetasan telur dan pemeliharaan larva, didalam panti pembenihan. Udang harus ditinggalkan dalam keadaan tenang dalam bak agar terjadi perkawinan. Tetapi betina yang telah kawin, harus segera ditangkap sebelum memijahkan telur, untuk dipindahkan ke dalam bak pemijahan yang lebih kecil volumenya. Gambar 4. Induk vaname yang telah matang gona Gambar 5. Udang dengan ovarium yang sudah berkembang

8. Perkembangan embrio

Perkembangan embrio udang terjadi secara cepat setelah pembuahan. Pembelahan pertama terjadi setelah 50 menit setelah pembuahan, pada suhu 27oC dan terbagi embrio dan yolk kuning telur menjadi 2 sel, secara kontinyu sampai menjadi banyak sel dan mencapai bentuk blastula. Setelah 12 jam, nauplius pada 12 setiap telur telah terbentu sempurna dan setelah 16 jam telur mulai menetas. Nauplii yang baru menetas berenang perlahan dan phototaksis positif.

9. Perkembangan larva

Larva akan berkembang sempurna pada kondisi suhu 26-28oC, oksigen terlarut 5-7 mgliter, salinitas 35 ppt sesuai dengan kondisi dialamnya. Setelah menetas larva akan berkembang menjadi 3 stadia yaitu nauplius, zoea dan mysis. Setiap stadia akan dibedakan menjadi sub stadia sesuai dengan perkembangan morfologinya. Perkembangan stadia terjadi setelah larva mengalami molting. Selama stadia nauplius larva masih memanfaatkannutrisi dari yolk egg yang dibawanya, dan setelah molting menjadi zoea baru mencari makanan dari luar berupa mikroalga. Setelah zoea metamorphosis menjadi mysis, larva berubah dari herbivore menjadi karnivora, yaitu dengan makanan zooplankton. Stadia mysis kemudian berakhir dan menginjak stadia post larva, stadia ini sudah menyerupai udang muda dalam hal makanan maupun tingkah lakunya. Pada stadia larva bersifat planktonik, setelah post larva bersifat bentik. Larva akan berpindah tempat dari laut terbuka bermigrasi kea rah pantai dan estuary sampai menjadi dewasa. Tabel 1. Perkembangan stadia udang Hari ke Stadia Karakteristik 1 Naupli-1 Badan berbentuk bulat telur dengan 3 pasang anggota tubuh 2 Naupli-2 Pada ujung antenna pertama terdapat setae yang satu panjang dan 2 buah yang pendek 3 Naupli-3 Dua buah furctel mulai tampak jelas dengan masing-masing tida duri, tunas maxiliped mulai tampak 4 Naupli-4 Masing-masing furcel terdapat empat buah duri, antenna kedua beruas-ruas 5 Naupli-5 Struktur tojolan pada pangkal maxilliped mulai tampak jelas 6 Naupli-6 Perkembangan stae makin sempurna dan duri pada forcel tumbuh makin panjang 13 7 Zoea-1 Badan pipih dan karapac mulai jelas, mata mulai tampak, namun belum bertangkai, maxilla pertama dan kedua serta alat pencernaan mulai berfungsi 8 Zoea-2 Mata bertangkai, rostrum mulai tampak dan spin suborbital muali bercabang 9 Zoea-3 Sepasang uropoda biramus mulai berkembang dan duri pada ruas-ruas tubuh mulai tampak 10 Mysis-1 Badan berbentuk bengkok seperti udang dewasa 11 Mysis-2 Tunas pleopoda mulai tampak 12 Mysis-3 Tunas pleopoda bertambah panjang dan beruas-ruas 13 Post larva Larva seperti udang dewasa begitu pula cara berenangnya, pada stadia ini udang tidak lagi mengalami perubahan morfologi tubuh Sumber: Subaidah,S., dkk 2006

B. Latihan 1